01

4.8K 166 4
                                    

3 bulan kemudian......

Minggu pagi yang cerah nampak sosok anak laki-laki yang masih bergulat di kasur empuknya dengan selimut yang melilit tubuhnya sampai.....

Kring...

Kring...

Kring...

Suara jam weker berbunyi memenuhi seisi kamar yang hening.

"Enggh..." lenguh Ezza saat tidurnya terganggu oleh suara jam weker, tangannya terulur meraih jam weker yang ada di atas nakes dan mematikannya.Ezza adalah salah satu orang yang sangat sensitif akan suara saat tidur jadi saat mendengar jam weker berbunyi ia langsung terbangun.

Ezza bangkit dari tidurnya dan bersandar di headboard untuk mengumpulkan nyawanya, setelah itu ia beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

15 menit kemudian

Ceklek...

Ezza keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menyelimuti tubuhnya ia berjalan menuju lemari dan mengambil kaos hitam bergambar dinosaurus dan celana pendek berwarna putih.setelah selesai memakai pakaiannya Ezza keluar kamar dan menuju lantai satu untuk sarapan. Mension milik ayahnya ralat sebenarnya rumah ini adalah milik ibunya warisa dari kedua orang tuanya termasuk perusahaan yang sekarang di kelola oleh sang ayah.yang sekarang menjadi milik sangat ayah.

Semua harta warisan sang ibu sudah di alih namakan menjadi nama sang ayah dengan cara yang licik hingga tidak menimbulkan kecurigaan sang bunda saat ia masih hidup.Rumah berlantai dua itu sangat megah dan mewah dengan berbagai aksesoris dan guci guci yang sangat indah nan mahal yang merupakan koleksi sang ayah.

Tap..

Tap..

Tap...

"Bi, ayah udah pulang?" tanya Ezza yang baru sampai di lantai satu pada bi inah, pembantu yang bekerja di rumah ini yang sedang menyapu.

"Belum den"jawabnya singkat " aden sarapan dulu gih, udah bibi siapin di meja"lanjutnya.

"Makasih bi" jawab Ezza singkat dan berlalu menuju meja makan.bi inah menatap nanar punggung Ezza yang mulai menjauh darinya.

Ia melihat banyak perubahan yang terjadi pada Ezza semenjak sang Nyonya telah tiada , tubuhnya yang dulu berisi kini mulai kurus , pipinya kini juga mulai tirus,dan secara perlahan sikap Ezza juga mulai berubah. Hanya satu ayang tidak berubah,sikap sang ayah pada bocah berusia 12 tahun itu.

♡♡♡

Ezza menikmati nasi goreng kesukaannya dengan tenang, ia sudah bias sarapan sendiri dari seminggu yang lalu semenjak sang ayah pergi entah kemana, mungkin pergi ke luar kota untuk mengurus bisnis pikirnya.

Walaupun sang ayah berada di sini pasti suasana di meja makan tak jauh berbeda dari sekarang sunyi dan sepi beda dengan 6 bulan yang lalu saat sang bunda masih ada. Ezza tersenyum tipis saat sekilas memori indah nya dengan sang bunda melintas dalam pikirannya.

Setelah selesai sarapan Ezza bangkit dari duduknya dan berjalan kearah wastafel meletakkan piring dan gelas miliknya di sana dan pergi dari dapur menuju ruang keluarga di sana ada TV ia akan menghabiskan akhirnya pekannya dengan menonton mumpung sang ayah tidak berada di rumah, kalau ada ayahnya mana berani di duduk di sana sambil menonton. Ayahnya pasti marah dan menghukumnya nya.

Tok...

Tok..

Tok..

Saat sedang asik menonton kartun tiba-tiba saja sura ketukan pintu terdengar, Ezza pun mengalihkan perhatiannya dari kartun yang ia tonton. Bi inah berjalan menghampiri pintu yang tak jauh dari posisinya berdiri saat ini.

EZZA  [promise to be happy] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang