31

2.9K 129 25
                                    

Ezza memarkirkan motor nya di samping motor sahabat-sahabat nya yang lain sebelum melangkah pergi ke ruang kelasnya yang berada di lantai dua.

Di pertengahan jalan Ezza berpapasan dengan lima orang pemuda yang jika di lihat dari tanda kelasnya mereka merupakan kakak kelasnya, Ezza memilih acuh saat akan melewati gerombolan kakak kelasnya itu mereka menghalangi jalannya dan mendorong Ezza masuk ke dalam gudang untuk saja Ezza tak terjatuh.

"Apa mau kalian?"Tanya Ezza.

"Oh, ini ya ketua geng Askara" Ucap Rama mengabaikan pertanyaan Ezza tadi.

"Kok bisa sih ketua geng motor modelan kayak lo, lemah kayak banci" Maki Reno membuat tawa teman-temannya yang lain menggema di seluruh gudang.

Ezza hanya menatap mereka datar dan ingin berlalu melewati mereka namun lagi-lagi ia di hentikan oleh seorang Remaja yang kemungkinan bos dari keempat Remaja lainnya.

"Lo nggak akan bisa keluar dari sini"Ucap Sinis Putra ketua dari gerombolan perusuh di sekolah ini yang beranggotakan 5 pemuda Putra, Rama, Reno, Akbar, Aditya mereka memberi nama geng nya dengan TRIRA, geng anak-anak yang suka melakukan perundungan di sekolah dan ikut tawuran bahkan mengikuti demo.

Mereka semua merupakan anak dari para donatur di sekolah ini jadi tidak ada yang berani mengeluarkan nya dari sekolah dan membuat mereka jadi semena-mena.

"Mau kalian apa?" Tanya Ezza pada mereka.

"Mau kami, anak haram kayak lo nggak sekolah di sini dan berhenti caper sama anak-anak di sekolah ini dengan geng sampah lo itu"Sahut Akbar.

"Alasannya?" Tanya Ezza untuk kesekian kalinya.

"Karena kami yang seharusnya menjadi pusat perhatian di sini" ucap Aditya.

"Kekanak-kanakan"maki Ezza sambil terkekeh pelan.

Anggota geng TRIRA yang merasa di ejek oleh Ezza naik pitam dan pada akhirnya acara baku hantam pun terjadi walau sangat tidak adil satu lawan lima orang, tapi untuk Ezza yang seorang ketua geng motor perkelahian ini sudah biasa ia alami.

Tanpa mereka sadari ada seorang remaja laki-laki yang tidak sengaja melihat perkelahian mereka dari jendela gudang dan remaja itu segera pergi dari sana untuk melapor kepada guru.

Bugh..

Bugh...

Brak...

Brak...

Suara tendangan pukulan bahkan benda yang di lempar mengema di dalam gudang, ke-enam remaja itu sudah babak belur tapi tidak ada yang mau mengalah.

Ezza menghajar putra membabi buta dan tanpa ia sadari Rama berdiri di belakangan siap memukul Ezza dari belakang dengan kursi yang terbuat dari kayu yang memeng di simpan di gudang karena sudah tidak di gunakan lagi.

BRUK....

Ezza terjatuh tepat di atas tubuh Putra karena posisinya berada di atas Putra yang sudah terkapar, Putra segera mendorong tubuh Ezza dari atasnya dan memukul Ezza membabi buta seperti apa yang Ezza lakukan padanya.

Putra tertawa sinis saat melihat Ezza yang sudah terkapar dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Apa kata-kata terakhir mu Anak haram" Tanya Reno sambil mengeluarkan pisau lipat dari balik seragamnya.

Ezza bangkit dengan mengusap darah yang keluar dari mulut nya yang mengotori seragam putih dan baju hitamnya.

Saat akan kembali melawan mereka Akbar dan Aditya mengunci pergerakan Ezza.

"Sepertinya tidak ada kata-kata terakhir dari mu anak haram jadi langsung saja ya" Reno berjalan mendekati Ezza yang memberontak.

Srett...

BRAK...

Ezza bernafas lega saat pisau itu tak menusuk perutnya dan hanya mengors pinggang nya walaupun sakit karena sayatannya cukup panjang dan dalam tapi itu lebih baik dari pada perutnya yang tertusuk.

Dan pada saat yang bersamaan para guru ,siswa-siswi , dan inti Askara.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SINI HAH" Marah Pak Adam kepala sekolah di SMA Angkasa.

Kelima anggota TRIRA mematung saat melihat banyaknya orang yang sekarang berkerumun di luar gudang Reno menjatuhkan pisau lipat yang terdapat noda darah milik Ezza.

Akbar dan Aditya juga melepaskan pegangannya pada Ezza, Inti Askara memapah Ezza menuju UKS untuk mendapat penanganan dari petugas UKS.

"Saya akan memanggil orang tua kalian masing-masing, sebelum itu kalian pergi ke UKS untuk mengobati luka-luka kalian" Ucap pak Adam pada kelima pemuda TRIRA.

Insiden ini tentu membuat seisi sekolah menjadi gempar, apalagi para penggemar Ezza dan berita ini juga terdengar sampai ke telinga seorang pria yang kini sedang sibuk dengan setumpuk kertas yang menghasilkan uang.

Drttt...

Drttt...

Benda pipih itu bergetar dan menampakkan nomor yang tak ia kenal.Awalnya pria itu hanya mengabaikannya saja namun bukannya berhenti nomor asing itu terus menghubungi nya membuatnya menjadi emosi sendiri.

"Ada apa?" Tanya Allandrick dingin pada orang di sebrang telfon.

"Selamat siang tuan maaf jika saya mengangkat anda, apa ini benar nomor wali dari Ezza Alfanza? "Jawab Adam dengan kembali melemparkan pertanyaan kepada Allandrick.

"Saya Daddy nya, apa yang terjadi pada putraku?"Jawab Allandrick sambil menanyakan keadaan putra bungsunya.

Adam menghela nafas dari sebrang sana dan mulai menceritakan apa yang terjadi di sekolah tadi.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Allandrick langsung mematikan sambungan telfon itu sepihak setelah mendengar kondisi putranya yang tidak baik-baik saja.

"EDWIN"Teriak Allandrick murka.

Edwin yang sedang berada di luar ruangan Allandrick segera berlari masuk ke dalam ruangan sang bos.

"Ada apa tuan?" Tanya Edwin berusaha santai.

"Orang rendahan macam apa yang kau kirim untuk mengawasi dan menjaga putraku bodoh".

"mereka semua tim Alpha Tuan".

"LALU KENAPA PUTRAKU BISA SAMPAI TERLUKA HAH"Bentak Allandrick.

Edwin segera memeriksa handphone nya dan benar saja ketua kelompok alpha yang bertugas menjaga dan mengawasi Ezza mengiriminya pesan dan sebuah foto yang di mana foto itu berisi Ezza yang sudah babak belur dengan darah yang mengotori seragam putih nya.

"M-maaf tuan"Sesal Edwin sambil membungkuk di hadapan sang tuan.

"Siapkan mobil dan tenaga medis kita akan ke sekolah Ezza sekarang" Titah Allandrick, Edwin segera melakukan perintah sang tuan tak lupa menyiapkan bodyguard yang akan mengawal mereka ke sana.

🌹🌹🌹🌹

Setelah mendapat perawatan di UKS Ezza kembali ke dalam kelasnya bersama dengan sahabatnya yang lain, teman-teman sekelas Ezza hanya diam sambil menatap kearahnya saat Ezza masuk.

Ezza duduk tenang di bangkunya begitu pula teman-temannya yang lain. Tak lama kemudian Bu Dewi selalu wali kelas Ezza masuk ke dalam kelas dan menghampiri meja Ezza.

"Nak Ez pihak sekolah sudah memangil ayahmu datang kemari untuk menyelesaikan masalah ini,ibu harap saat rapat nanti kamu bisa hadir dan ikut memberikan kesaksian mu" Ucap Bu Dewi lembut.

"Saya akan ikut"jawab Ezza formal, sedangkan teman sekelas Ezza yang lain menjadi bingung dan penasaran ayah seperti apa rupa dari ayah Ezza.

" Baik kalau begitu ibu pamit dulu ya,Dan untuk kalian semua mungkin hari ini kita akan pulang cepat karena guru-guru akan mengadakan rapat"Ucap Bu Dewi membuat murid X mipa A bersorak senang.

◌⑅⃝●♡⋆♡ 𝐓𝐁𝐂 ♡⋆♡●⑅⃝◌

EZZA  [promise to be happy] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang