25

2K 97 0
                                    

Brak...

Pintu mension keluarga Allandrick  terbuka secara kasar akibat ulah sang anak bungsu yang sebentar lagi melepas gelar bungsunya.

"MOMMY ADEK LEO MANA"Teriak menggelegar Leo dari ambang pintu nampak sekali bocah itu baru pulang dari sekolahnya.

"Leo Jangan teriak" peringat Zayden yang sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton TV, mumpung nggak sibuk jadi nyantai dulu lah pikir Zayden.

"Oke, mommy mana" Tanya leo menghampiri sang Abang.

"Leo lain kali jangan teriak-teriak di mension, ini rumah bukan hutan nggak perlu teriak-teriak"Omel Aluna sambil menggoyangkan spatula legendaris nya di depan leo.

'Baru juga di tanya udah nongol aja'Batin leo.

"Maaf, mom nggak gitu lagi deh".

"Ya udah kamu sana mandi mommy mau lanjut masak lagi malam ini Anak bontot mommy mau makan malam di sini".

"Serius mom?"Tanya Leo.

"Daddy mu tadi bilangnya gitu sekalian mau kasi tau Ezza tentang rencana kita,kalau gitu mommy lanjut masak dan kamu leo mandi sana kamu bau"Ucap Aluna kemudian berlalu dari sana.

leo naik ke atas kamarnya untuk bersih-bersih begitu pula Zayden yang mematikan saluran TV dan pergi menuju kamarnya.

......

Ezza sekarang tengah berada di perjalanan menuju mension milik Allandrick ditemani Elmer dan para bodyguard yang mengawal mobilnya.

Setelah satu jam perjalanan Ezza beserta rombongan sampai di depan pagar besar mension Allandrick, pagar besar nan kokoh yang menjulang tinggi ke atas terbuka dengan otomatis berkat bantuan tombol yang di kendalikan petugas keamanan dari dalam kawasan mension.

Sedangkan di dalam Ruang keluarga Allandrick beserta istri dan anak-anaknya sudah berkumpul di ruang keluarga sambil menunggu tamu pentingnya datang tak lupa dengan Edwin yang berdiri tegak di samping sang tuan bak patung hidup.

"Permisi Tuan, nyonya dan tuan muda. Tuan muda Alfanza sudah sampai di depan"Ucap Salah satu maid sopan.

"Antar kemari" Titah Allandrick.

"Baik tuan, permisi".Maid itu pun pergi menghampiri Ezza yang masih di luar.

"Leo jadi dek dekan padahal udah pernah ketemu" Ucap Leo sambil bergerak gelisah di tempatnya.

"Leo duduk yang tenang jangan kayak cacing kepanasan" Tegur sang mommy.

Allandrick dan Zaydan hanya diam dengan tatapan datarnya padahal dalam hati mereka juga dek dekan.

Tap..

Tap..

Tap..

Suara langkah kaki mengenai di ruangan yang sepi itu sontak saja Allandrick sekeluarga menoleh ke sumber suara.

Dapat mereka lihat sosok remaja laki-laki dengan stelan hitam lengkap khas kantoran yang melekat di tubuhnya tak lupa sosok Remaja yang lebih tua yang berdiri di belakangan nya juga dengan stelan lengkap khas kantoran.

"Selamat malam Tuan Allandrick dan keluarga"Sapa Elmer mewakili Ezza sambil sedikit menunduk hormat begitu pula Ezza.

"hmm"Jawab ketiga kutub di keluarga ini yang tak lain adalah Allandrick, Zayden, dan Leo.

"Iya,Silahkan duduk"Ucap Aluna ramah.

Ezza dan Elmer duduk di sofa panjang yang berhadapan dengan Leo dan Zayden yang hanya di batasi oleh meja yang cukup besar di tengah-tengah, jadi susunan sofa di ruang keluarga ini membentuk seperti huruf U.

"Tuan Allandrick sebaiknya kita bahas ini di tempat lain" Ucap Ezza yang merasa risih di perhatikan oleh Leo, Aluna, dan Zayden sedari ia tiba tadi.

"Kota ke ruang kerja sekarang".

Allandrick pergi ke lantai dua di mana ruang kerjanya berada di ikuti Edwin, Ezza dan Elmer.

Sesampainya di sana mereka langsung mendiskusikan tentang kerjasama kedua perusahaan itu dengan sangat fokus dan profesional.

Setelah membahas tentang proyek kerjasama kedua perusahaan selama satu jam akhirnya mereka mendapat keputusan yang terbaik untuk kedua belah pihak.

"makan malam lah di sini sebelum kembali"Ucap Allandrick dengan nada perintah.

"Tidak usah, kami permisi tuan Allandrick" tolak Ezza sopan dan beranjak dari sana.

"Tunggu tuan Alfanza ada yang ingin ku bicarakan denganmu empat mata"Cegah Allandrick saat Ezza akan pergi dari ruangannya.

Ezza memberikan kode kepada Elmer untuk meninggalkannya begitu pula Allandrick yang memberikan kode kepada Edwin.setelah keduanya keluar tinggal lah Allandrick dan Ezzadi ruangan.

Hening, satu kata yang menggambarkan suasana ruangan ini sekarang Allandrick yang masih diam dan Ezza yang sudah kembali duduk dan menunggu Allandrick membuka suara.

"Kau terlalu cepat dewasa nak" ucap Allandrick buka suara.

"jangan bertele-tele tuan Allandrick".

"Jadi anak saya" Ucap Allandrick to the point.

"Tidak, saya pergi sekarang"Tolak Ezza cepat.

Allandrick mencekal pergelangan tangan Ezza yang akan keluar dari ruangan itu.

"Saya Allandrick Elvander Walter dan apa yang saya mau harus saya miliki".

"Anda salah Tuan Allandrick Elvander Walter , tak semua yang Anda inginkan bisa Anda miliki dan saya adalah salah satu buktinya,permisi"Balas Ezza dan menepis tangan Allandrick yang mencekal pergelangan tangan nya.

Saat tangan Ezza sudah memegang knop pintu siap untuk keluar pergerakan Ezza terhenti oleh ucapan Allandrick.

"Merasakan kasih sayang seorang ayah dan merasakan keluarga yang harmonis tanpa ada kekerasan fisik dan mental bukan".

"Bagus kalau kau sudah tau".Ezza mengatakan itu tanpa berbalik menatap Allandrick.

Ezza keluar dari dalam ruang kerja Allandrick, sedangkan Elmer yang memang menuggu di depan pintu ruang kerja Allandrick bersama dengan Edwin tak bisa mendengar ucapan keduanya karena ruang kerja Allandrick di desain kedap suara.

"El pulang" Ucap Ezza.

"Baik tuan"Bals Elmer.

Ezza berdiri di depan lift yang akan turun dari lantai atas ke lantai tempatnya sekarang.

Ting..

Pintu lift terbuka dan tampaklah seorang pria yang berada di  dalam lift yang sepertinya juga akan turun ke lantai bawah, Ezza acuh dan berjalan masuk ke dalam lift di ikuti oleh Elmer di belakangnya.

Zayden pria berusia 26 tahun itu menatap pantulan remaja laki-laki yang ada di samping nya dari pintu lift yang kebetulan terbuat dari logam.

Ia tak menyangka bisa melihat anak yang adiknya inginkan untuk menjadi adiknya dan bungsu Walter, ia sudah percaya dengan sifat dan sikap yang berada pada biodata bocah itu, dan ada satu hal yang membuat Zayden sangat tertarik dengan bocah itu manik hitam legam milik bocah itu yang sama dengannya bahkan keluarga nya yang lain. Bahkan jika di lihat sekilas bocah itu mirip dengan daddy dan adiknya.






༻꫞ 𝑇𝐵𝐶 ꫞༺

EZZA  [promise to be happy] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang