Crish dan Alice di buat merinding saat merasakan aura dingin yang begitu mencekam yang di keluarkan oleh Ezza.
Aura yang di keluarkan Ezza tidak main-main , auranya seperti seorang mafia berdarah dingin dan itu berhasil membuat Crish dan Alice sedikit takut tapi mereka menipisnya jauh-jauh.
"Heh bocah seharusnya kau itu sadar diri , berkat suami saya kamu bisa tinggal di tempat yang besar ini kalau tidak kau sudah tidur di pinggir jalan sambil meminta-minta" Ucap Alice menatap Ezza yang juga menatapnya dengan tatapan dinginnya.
"Asal anda tau ya rumah dan semua harta yang di miliki suami anda adalah milik bunda saya yang direbut oleh suami anda dengan cara yang sangat licik... Bukan begitu tuan CRISTHOPER ARNOLD" Balas Ezza dingin dan menekan nama Crish sambil menatap pria itu.
"kau benar tapi bunda mu itu membuat nya mejadi lebih mudah jadi aku tidak harus berpura-pura mencintai nya lagi.. Hahahaha"
BUGH....
Tanpa aba-aba Ezza langsung menendang perut Crish yang sedang tertawa jahat itu, iya benci sangat sangat benci dengan pria di hadapannya ini.Tendangannya itu mampu membuat Crish mundur beberapa langkah.
"Brengsek" Ucap Ezza dingin dengan senyum miring nya.
Alice yang melihat suaminya di tendang pun menghampiri nya dengan perasaan cemas.
"Mas kamu nggak apa-apa kan" tanya Alice.
Crish mengangkat tangannya memberi kode pada sang istri untuk tidak mendekatinya, Alice yang paham akan kode sang suami pun kembali mundur.
"Beraninya kau menendang ku anak sialan, PERGI DARI RUMAH INI SAYA TIDAK SUDI MENAMPUNG ANAK HARAM SEPERTI KAMU DI RUMAH SAYA" Usir Crish dengan nafas memburu ia menatap Ezza dengan tatapan tajamnya.
Sedangkan Ezza yang melihat itu juga menatap nya datar dan santai tak ada rasa takut yang tergambar di wajahnya.
"Wow... Wow.. Wow.. Tenang tuan tidak usah marah-marah santai saja, tanpa anda usir pun saya juga akan meninggalkan neraka ini" Balas Ezza kelewat santai dengan senyum tipisnya.
"Kalau begitu tunggu apalagi cepat bereskan barang-barang mu dan pergi dari rumah ini" Ucap Alice.
Tanpa membalas ucapan Alice Ezza pun berlalu menuju ke kamarnya untuk membereskan barang-barang nya.
Saat semua barangnya telah beres ia pun membuka pintu kamarnya untuk ke luar.
Ezza kaget saat melihat bi inah yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya,Sepertinya wanita paruh baya itu ingin masuk ke kamarnya tapi ia keburu membuka pintu.
"Masuk bi. "Ucap Ezza ia tahu pasti sosok wanita yang hampir kepala lima ini ingin mengatakan sesuatu padanya.
Bi inah pun masuk ke kamar Ezza dan duduk di tepi kasur tepat di sebelah Ezza yang juga sudah duduk.
"Aden beneran mau pergi?".Tanya bi inah, ia sedari tadi mendengar keributan yang terjadi di ruang tamu/keluarga dari lantai dua tadi ia sedang bersih-bersih di lantai dua saat mendengar keributan itu.
Ia ingin turun dan membantu Ezza tapi ia sadar diri di hanya seorang pembantu di rumah ini dan tidak punya hak untuk ikut campur masalah majikannya.
"Iya bi Ezza mau keluar dari rumah ini, Ezza udah nggak kuat bi Fisik sama Mental Ezza udah capek ngehadapin ayah" Ezza tersenyum menatap bi inah yang juga sedang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca "Ezza akan tetap pergi dari rumah ini Bi walau harus ninggalin semua kenangan Ezza sama bunda yang ada di rumah ini tapi Ezza akan simpan semua kenangan bunda di hati Ezza".Ezza mengengam kedua telapak tangan bi inah yang sedang terisak.
"Bibi sama pak mamat jaga diri baik-baik ya maaf kalau Ezza selama ini udah ngerepotin bibi sama pak mamat" Ucap Ezza tulus.
Bi inah menggeleng "Aden nggak pernah nyusahin bibi kok" Bi inah memeluk tubuh Ezza erat sebagai salam perpisahan kepada bocah itu.
Setelah puas memeluk Ezza Bi Inah pun melepaskan pelukannya "Bibi ada sedikit rejeki aden ambil ya,buat aden cari kosan atau nggak buat makan aden "Tawar bi inah sambil mengeluarkan uang seratusan sebanyak lima lembar dari kantong daster nya.
Ezza menggelengkan kepalanya" Bibi simpen aja uang ini Ezza punya tabungan kok jadi bibi tenang aja ya Ezza akan baik-baik aja, Nanti kalau Ezza udah sukses Ezza akan Cari bibi sama pak mamat nanti kita tinggal bareng-bareng deh".
"Iya dengan bibi sama pak mamat akan tunggu aden sehat terus ya, Aden harus bahagia pokoknya"
Setelah berpamitan pada Bi Inah Ezza pun turun ke lantai bawah sungguh ia sudah ingin cepat-cepat pergi dari neraka ini yang sialnya menyimpan banyak memory indahnya bersama sangat Bunda tercinta.Tak lupa dengan Bi inah yang kekeh ingin mengantar Ezza sampai depan gerbang rumah mewah itu.
Di ruang tamu ternyata sudah berkumpul Alice, Crish dan juga Saga yang baru pulang sekolah.
Tap...
Tap..
Tap...
Atensi ketiga setan itu teralih dari layar televisi yang menayangkan sebuah film kepada seorang remaja yang datang sambil membawa tas yang tak terlalu besar itu.
"Kau mau kemana?"Tanya Saga pura-pura tak tau padahal tadi saat ia sedang berada di kamar ibunya menceritakan semua yang terjadi di rumah ini.
"Bacot banget lu dasar pantat babi" Balas Ezza.
"Jaga ucapanmu pada anak saya dan segera pergi dari rumah saya dan jangan pernah kembali lagi ke sini"Bentak crish dingin sambil menatap tajam Ezza.
"Idih siapa juga yang mau balik ke sini"Balas Ezza santai.
Ezza pun berjalan ke luar rumah itu tapi ia sempat berhenti di ambang pintu utama rumah mewah itu dan...
"WOI" Teriak Ezza yang berhasil membuat ketiga orang yang sedang menonton film itu kembali menatap ke arahnya.
"FU*K YOU" Teriak Ezza pada ketiganya sambil mengacungkan jari tengahnya.ia pun kembali melanjutkan langkahnya keluar rumah di temani Bi Inah.
.......
Bruk...
Ezza membanting tubuhnya di atas kasur kamar kos nya. Hah kos? Yap setelah berpamitan pada pak mamat dan Bi Inah ia langsung pergi dari rumah itu dengan naik ojek.
Untung saja beberapa hari yang lalu ia sempat mencari kos-kosan karena ia memang sudah berencana untuk keluar dari rumah itu secepatnya tak lupa ia juga menarik uang dari uang simpanan sang bunda untuk nya.
Ia mencari kos-kosan yang sudah lengkap dengan perabotan nya agar ia tak bingung saat ingin memasak, untung saja saat bundanya masih ada Ezza sering membantu ibunya memasak di dapur sekalian belajar memasak.
Ezza tertidur pulas di atas kasurnya tanpa mengunakan selimut. Tubuh nya sudah sangat ingin di istirahat kan setelah melewati drama yang panjang di rumahnya, atau sekarang bisa Ezza sebut sebagai mantan rumah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
EZZA [promise to be happy]
Random[Bukan BXB/BL] Ezza anak berusia 12 tahu yang mendambakan kasih sayang dari sang ayah apa lagi setelah sang bunda meningal dunia. Namun, suatu hari ia memilih menyerah untuk mendapat kasih sayang sang ayah yang selalu menjauh saat ia berusaha menja...