CHAPTER 21

517 21 2
                                    

Annyeong yoerebun aku up lagi karena gak ada kerjaan xixi
.
.
Follow penulis dulu baru baca ya hargai saya yang kiyowo ini.
.
.
Spam vote and komen saya maksa pokoknya.
.
.
.. happy reading..
























"Aaaaa akhirnya anyaaa sadar jugaa, Lo tahu nggak gw tiap hari nangisin elo nyakk akhirnya air mata gw gak kebuang sia-sia"teriak nyaring rose membuat Anya menutup wajahnya menggunakan bantal, sungguh ia malu mempunyai sahabat seperti rose tapi apa boleh buat ini takdirnya.

"Hm hehe iya makasih udah nangisin gw, dan kalau boleh Lo nggak usah tereak bisa nggak?"lembut Anya memaksakan senyumnya membuat rose nyengir kuda.

"Kan, kan gw seneng wajar donk kalau g-gw tereak"ujar rose gugup saat ditatap datar oleh Lisa.

"Lebay Lo"sarkas Lisa tajam.

"Ish"gumam rose pelan.

"Makasih udah khawatir sama gw, Lo emang sahabat terbaik gw"ungkap tulus Anya tersenyum manis.

"Ih iyaaa donk kan gw-.

"Brisik"potong Lisa jengah dengan teriakan rose yang memekakkan telinga.

Anya hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil meregangkan otot tubuhnya,jujur tidur 3 Minggu lamanya membuat sekujur tubuhnya kaku sulit digerakkan, tapi kata dokter Anya bisa terapi setelah penyembuhannya selesai.

"Eh nyak Lo tahu nggak berita Rara yang Viral di mesial?"tanya rose.

"Mesial? Mesial apaan?"bingung Anya dengan kosakata yang diucapkan oleh rose.

"Media sosial nyak gimana sih"jawab rose jengkel mengapa sahabatnya ini kampungan sekali pikirnya.

"He toak dimana-mana orang bilangnya medsos,bukan mesial"jelas Anya

"Emang iya?"tanya rose membuat kedua sahabatnya menatapnya datar.

***

Ting tong..

Suara bel dirumahnya membuat Steven selaku ayah Rara bergegas melihat siapa tamu yang datang malam-malam begini.

Ceklek..

"Eh kalian, silahkan masuk"ucap Stevan mempersilahkan Gibran dan kedua orangtua Gibran masuk kedalam rumah.

"Ngomong-ngomong ada apa ya kalian kesini"tanya Steven papa Rara.

"Ini menyangkut pertunangan gibran Dan Rara"ujar datar ayah Gibran.

"Apa tanggalnya dipercepat?"tanya Steven

"Tidak, kamu datang kesini untuk membatalkan pertunangan mereka"tekan ayah Gibran.

Steven menghela napas panjang sudah ia duga setelah berita putrinya itu tersebar pertunangan ini pasti batal.

"Kau pasti sudah tahu apa yang telah diperbuat oleh putrimu dan itu sudah tersebar luas"sambung ayah gibran.

"Aku tahu kalian pasti kecewa atas apa yang putriku perbuat,keputusan hanya ada ditangan kalian, aku hanya mampu menyetujui nya"ucap Steven selaku papa rara.

TITIK TERAKHIR ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang