CHAPTER 17

513 26 0
                                    


Annyeong yoerebun ✋
*
*
*

Vote and komen nya jangan lupa yahhhh!!!!!!

*
*
*

..happy reading..

📍Rumah sakit sejahtera

Panik, satu kata yang mendominasi kan keadaan di lobby rumah sakit saat ini.anya kehilangan banyak darah dan jantungnya melemah.

Gibran yang kini tengah memantau keadaan Anya lewat pintu ICU,melihat tubuh wanita itu yang kini tengah dipenuhi oleh alat-alat rumah sakit.

Kadang sudut wanita itu itu mengeluarkan cairan bening dan Gibran melihatnya.

Begitupun dengan keluarga Anya yang datang dengan panik setelah Gibran menelfon mereka dan mengatakan bahwa Anya tertembak.

Mommy Anya tertunduk lesu dengan punggung bergejolak, ia sedih melihat keadaan putrinya yang parah, padahal sebelumnya putrinya itu masih tertawa bahagia dengannya tapi sekarang?

Daddy anya mengepalkan kedua tangannya erat sebelumnya dia tidak takut apapun kecuali kehilangan putrinya permata bagi keluarganya.
Melihat putrinya yang terbaring lemah di brankar rumah sakit.

"Gibran bisa kau jelaskan apa yang telah terjadi pada putriku."desis Daddy Anya menatap tajam tepat pada netra Gibran

"Ini semua ulah Rara om, dia yang nelfon Gibran kata dia, ada kejutan yang ingin dia kasih ke Gibran tepat di tepi Danau."jawab Gibran datar dengan rahang yang mengerat

"Lalu?"

"Gibran lihat Anya udah bersimbah darah di dekat danau tepat di dada kanannya."jelas Gibran datar

Daddy Anya berdecak frustasi mengacak  rambutnya kasar.ia menepuk Pelan bahu Gibran kemudian berlalu pergi untuk menenangkan pikirannya.

"Tante baru kali ini lihat Anya dalam keadaan parah, melawan hidup dan mati di dalam sana, Anya yang biasanya ceria girang terganti dengan muka pucat tak berdaya, tantee gak bisa lihat putri Tante kayak gini Gibran, tantee gak sanggup."ucap parau mommy Anya pada Gibran yang menatapnya sendu

""Tante tenang aja, Gibran yakin Anya pasti bisa melewati semuanya"tutur Gibran lembut yang hanya dibalas anggukan kecil oleh mommy Anya

"Sebelum Anya pamit sama Tante, dia curhat sama Tante, kalau dia lagi suka sama seseorang yang sudah mempunyai tunangan.kalau boleh tahu disekolah kamu siapa yang sudah bertunangan gib?"tanya mommy Anya menatap gibran

"Apa itu gw nya?"batin Gibran sendu

"Gibran nggak tahu tante".

"Kamu sendiri sudah punya pacar"tanya mommy Anya penasaran

Gibran mengangguk sambil tersenyum tipis
"Gibran udah tunangan Tante"jawab Gibran pelan tapi masih bisa didengar oleh mommy Anya yang sontak melebarkan matanya

"Jadi apa mungkin Gibran yang dimaksud Anya ya?"batin mommy Anya bertanya-tanya

"Kapan?, Kok Tante nggak diundang"tanya mommy Anya

"Kemarin malam Tante, dan kalau soal undangan Gibran gak tahu pasti tapi yang lebih jelasnya tanya ayah Gibran aja Tan."jawab Gibran mengalihkan pandangannya tak ingin menatap wajah mommy Anya yang kini menatapnya dengan ekspresi sendu

"Owh,mungkin orang tua kamu sibuk pas pesta itu dan nggak sempat hubungin tante, Tante maklumi"kekeh mommy Anya

"Undang kerabat dekatnya aja nggak,giliran bisnis cepat" batin Gibran mengepalkan kedua tangannya

"Yaudah Tante pulang dulu yah gib, Tante pengen beresin pakaian Anya sekalian buatin makanan buat Anya, karena Tante tahu Anya nggak suka makanan rumah sakit."ucap mommy Anya yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Gibran

TITIK TERAKHIR ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang