CHAPTER 30 END

1.1K 22 0
                                    

Hello yoerebun ketemu lagi
Jadi ini adalah tulisan aku yang terakhir untuk story titik terakhir, dan jangan khawatir karna aku akan terus berkarya dan menulis cerita-cerita yang menarik dan pastinya itu juga perlu dukungan dari kalian, so gais happy reading semuanya.

*
*
*
Vote and coments kalian.
*
*
Enjoyy












"How can you meet my granddaughter in this condition?"tanya sang Oma bingung, bagaimana wanita paruh baya itu  bingung,ia ditelpon oleh seseorang pria yang tak ia kenali mengatakan informasi bahwa cucunya telah berada dirumah sakit dengan keadaan yang cukup dibilang kurang baik.

"Your grandson was almost kidnapped by strangers and i just helped him"singkat pria itu tanpa ekspresi apapun di wajahnya.

"It seems you are on untoucble man, i am quite grateful for all your help that you do for my grandson"ucap Oma Anya dengan panjang lebar tak lupa bibirnya yang mengukir senyuman tipis yang hanya ditanggapi anggukan samar-samar oleh pria itu.

"Ahss, i almost forgot about it, we haven't introduced ourselvers, im elmira ovly grande, Anya's grandmother"jawab Oma Anya memperkenalkan diri.

"Im agskara vender Smith, you just call me vender"ujar pria itu dengan sebuah senyuman tipis yang menghiasi wajahnya.

"I think i've heard of your Suriname but i forgot where?"ucap Oma Anya sambil berpikir.

* * *

PRANGGG..

"Bodoh, kalian ini sangat tidak becus, apakah menangkap jalang kecil itu susah heh?"geram Rara sambil memecahkan vas yang ada diruangan bernuansa hitam.

"Maaf nona, ada seorang pria yang datang menghajar kami dan mengatakan bahwa wanita itu miliknya"jelas pria itu sambil menunduk

"Dengar kalian semua, aku tidak mau tau, aku ingin jalang itu ada di hadapanku, jika kalian tidak membawa wanita itu aku tidak akan segan-segan menyakiti keluarga kalian. Mengerti?"ancam Rara tak lupa sambil menodongkan pistolnya kearah foto-foto keluarga yang terpajang di dinding bernuansa hitam itu.

"Baik nona"jawab serentak mereka kemudian keluar dari ruangan itu saat Rara mempersilahkan mereka keluar.

"Siapa yang nyelamatin lo Anya, nggak mungkin Gibran diakan belum tau keberadaan lo. Atau Devano? Devano nggak mungkin pergi tanpa tanya ke gw, it's ok ini baru awal rencana gw"gumam Rara tak lupa dengan tangan yang telah dibanjiri oleh darah karena  meremas cincin pertunangannya dengan Gibran.

"Kalau gw nggak bisa milikin gibran, Anya juga nggak akan bisa"desis Rara sambil menatap jarinya yang berdarah dengan mata yang memerah.

* * *

CEKLEK.

"how is that girl?"tanya vender saat dokter yang menangani Anya keluar dari ruangan Anya.

"He's fine, he passed out from inhaling something like anesthetic or chemical"ujar dokter itu spontan membuat pria dan wanita paruh baya itu menghela nafas lega.

"Thanks doctor"ujar keduanya yang diangguki oleh dokter kemudian berlalu pergi.

Setelah memastikan dokter itu telah pergi kedua orang yang yang berbeda jenis itu memasuki ruangan Anya, dan mendapati gadis itu tengah menatap langit-langit ruangannya dengan ekspresi sendu, why pikir pria itu.

"Hey sayang kamu nggak papa kan?" Tanya Oma saat mendapati Anya yang tak kunjung merespon ucapannya dan hanya menatap kosong ke depan.

"Kamu kenapa sayang, hey ini Oma"tanya sang Oma lagi sembari mengusap pelan pucuk kepala Anya.

TITIK TERAKHIR ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang