CHAPTER 26

452 22 3
                                    

Follow wpku nurkadriana
**
Vote & coment yg bnyk.
**
.. happy reading..
***

"Anya ke London buat apa?"heran Rara sambil meminum wine nya, bisa dibilang ia ini pecandu minuman yang beralkohol.

"Bisa-bisa rencana gw akan gagal kalau dia nggak balik-balik dari London, gak gak gw harus nyusul ke sana. yahh dengan begitu gw akan gampang bunuh dia disana."sambungnya penuh tekat penuh amarah di dalamnya.

Rara segera bangkit dengan keadaan yang cukup mabuk sempoyongan, dengan terlatih ia memasuki kamar papanya,

CEKLEK..

papa Rara mengalihkan pandangannya dari laptop dan menatap Rara yang kini menatapnya buram.

"Ada apa?, jangan coba-coba ingin merengek kepada papa untuk memberikanmu tiket untuk ke London, hilangkan saja tekadmu yang ingin menghabisi Anya.dengan menghabisi bocah itu kau tak akan mendapatkan apa-apa"ujar papa Rara sambil melanjutkan gerakan jari nya di layar laptopnya.

"Hm sudah kuduga papa pasti akan menolak keinginan ku untuk menghabisi jalang itu, apa yang sebenarnya jalang itu perbuat kepada papa hingga membuat papa membela Anya terus hah?" Sentak Rara tanpa sadar membentak papanya di akhir kalimat.

"Heh, jika kau menghabisi bocah itu kau pikir akan terkenal begitu?, Sekarang saja kau sudah tidak mempunyai teman, bagaimana nanti, dasar bodoh"umpat papa Rara kepada Putrinya.

"Papa tolong berikan aku uangmu aku ingin pergi ke London, aku ingin menyusul jalang sialan itu."mohon Rara memegang tangan kekar papanya erat.

"Tidak, kau pergilah tidur Bau nafasmu sungguh sangat menyengat kau meminum wine berapa botol, sungguh tidak dipercaya seorang putri dari keluarga terpandang kini tengah sebentar lagi akan tepar"tanpa menatap Rara papa Rara meninggalkan laptopnya dan beranjak naik ke kasur dan tertidur memunggungi Rara.

Dengan gontai Rara meninggalkan kamar papanya dan berjalan lagi ke kamarnya, tanpa berlama-lama ia segera pingsan disamping kasurnya tepatnya dilantai kamarnya.

Papa Rara menggelengkan kepalanya tak habis pikir mengapa putrinya ini sungguh memiliki kelakuan yang diluar nalar, dengan malas Stevan mengangkat tubuh Rara dan membaringkannya dikasur, tanpa sengaja melihat botol wine dibalkon kamar putrinya ia segara menghampiri dan melihat berapa botol yang dihabiskan oleh Rara.

"Dia menghabiskan 3 botol wine dalam sejam?"gumam Steven sambil memegang botol wine yang memiliki kadar alkohol 55% kuat.

***

"Nda, Gibran ke rumah Anya dulu yah"ucap Gibran sambil memakai sendal santainya.

"Ngapain? Biasanya juga gak kayak gini"heran bunda Gibran, tumben sekali Putranya ini ingin berkunjung sendiri ke rumah Anya.

"Iya nda, Anya dari kemarin nggak naik sekolah makanya Gibran pengen liat keadaan dia."ujar Gibran,tanpa melihat pergerakan bundanya yang sedang memotong sayuran terhenti.

Bunda Gibran seketika menyadari, sungguh ia sangat melupakan bahwa kemarin Anya berpamitan padanya, dengan alasan kursus di London.

"Loh, Anya kan-"

Seketika bunda Gibran menghentikan ucapannya saat ucapan Anya teringat olehnya, mengatakan bahwa ia tidak boleh memberitahukan kepergiannya tapi biar Anya yang menelpon Gibran katanya.

"Anya apa bund"heran Gibran

"Khem, maksud bunda kamu nggak usah kerumah Anya dulu mending kamu bantu bunda aja disini, lagian Anya baik-baik aja kok kemarin dia kesini bawain bunda bolu buatan mommynya"ucap bunda Gibran berbohong.

"Beneran nda?"tanya gibran tak terlalu percaya dengan ucapan bundanya beberapa menit yang lalu.

"Iy-a bener, kamu nggak percaya sama bunda?"gugup bunda Gibran saat putranya menatap dirinya dengan tatapan mata yang mengintimidasi.

"Percaya nda, yaudah Gibran ganti baju dulu habis itu bantuin bunda masak okey?"ujar Gibran yang mendapat anggukan kaku dari sang bunda.

Gibran segera menaiki tangga menuju kamarnya, sedangkan sang bunda menghela nafas lega saat Gibran tak mencurigainya.

"Untung aja anak onta percaya"gumam bunda Gibran sambil melanjutkan kegiatan dapurnya.

***

LONDON    15.13

Seorang gadis kini telah sampai di kota sang Oma dengan selamat ia mengedarkan pandangannya mencari sang Oma yang mengatakan akan menjemputnya saat telah tiba di bandara.

Sedangkan disisi lain seorang wanita paruh baya yang sudah berumur kini tengah mengedarkan pandangannya mencari sang cucu yang sangat ia rindukan.

"Aduhh cucu gw kemane sih katanya udah sampe, kok tuh anak kagak nongol-nongol"ujar sang Oma geram, Oma juga bisa dikatakan gaul dalam gaya bicara seperti ia muda dulu.

"OMAAAAA"teriak Anya saat tatapannya bertemu dengan sang Oma.

"CUCU GWWW"balas sang Oma juga sambil berlari kecil untuk menghampiri sang Oma.

Tanpa memperhatikan keadaan sekitar kedua orang berbeda umur itu saling berpelukan melepas rindu masing-masing.

"Aduh aduhh, cucu gw tambah cantik aja tinggal di Indonesia"puji Oma sambil menguyel-nguyel kedua pipi Anya.

"Iya donk, cucu Oma gitu loh"narsis Anya sambil mengibaskan rambutnya kemudian terkekeh bersama merasa lucu.

"Yaudah, ayo kita pulang Oma udah siapin makanan spesial untuk kamu"ajak Oma kepada Anya.

"Huum ayoo"setuju Anya sambil menggandeng lengan putih Omanya.

Segera mereka meninggalkan bandara dengan gembira,Anya dengan kebebasannya Oma dengan rasa jaya karena cucunya kini kembali ke tangannya setelah beberapa tahun lamanya.

"Semangat Anya Lo disini cuma belajar, belajar, dan belajar untuk pergi"batin Anya sambil tersenyum miris.

***

Wanita paruh baya yang kini dengan sendu memperhatikan kamar putrinya yang rapi namun tak berpenghuni itu sambil sesekali mengusap ujung matanya yang berair.

"Baru aja sehari, mommy udah kangen sama kamu sayang"gumam sang mommy Anya sambil menatap figura foto Anya yang terpampang lebar di dinding tepat diatas tempat tidur putrinya.















See you di next chapter selanjutnya

Babay

🗿


🌟👇

TITIK TERAKHIR ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang