Bab 216: Di sana

166 23 2
                                    

'Tapi aku masih partnernya'

Mari pertimbangkan kembali hubungan kami sebagai hubungan yang tidak memenuhi syarat, aku bertanya-tanya apakah itu bisa. Tidak, mungkin ada tujuan dari menelepon ku sekarang. Karena sejak saat itu, aku belum menghubunginya secara terpisah dan dia tidak mengatakan sepatah kata pun kepadaku sepanjang hari ini.

Kepalaku menjadi rumit, walaupun aku tidak ingin berpikir secara mendalam, aku akhirnya menjawab. 'Kemana aku harus pergi?'

Aku hanya bisa berpura-pura. Terserah, aku sudah biasa melakukan ini, jadi apa?

(NT: lit. Painted (melukis). Tapi ternyata ada kata lain buat 페인트 (paint) yaitu fake (palsu) dan sebelumnya Yoojin udah pernah bikin narasi tentang cat dimana itu berarti dia lagi bohong atau berpura baik-baik saja)

"Aku akan pergi ke Pemimpin Seseong Guild sebentar."

Mendengar kata-kataku, Yoohyun memasang ekspresi bingung. Adikku segera mendekatiku dan memeriksa wajahku.

"Kamu tidak harus melakukannya. Bahkan jika itu akan menjadi bermasalah dengan Seseong Guild, kamu tidak perlu berurusan langsung dengannya. Aku sudah cukup bisa menghadapinya sekarang."

"Bagaimana itu mungkin terjadi? Apa yang akan dilakukan Pemimpin Seseong Guild jika dia berani menyerah pada Master Pandai Besi dan Kiseungsoo? Itu bukan masalah besar."

(NT: lit. Why is it wrong? Tp kayak gk enak jd kuubah. Disini Yoojin anggap gk mungkin haeyeon ma seseong bentrok/bermasalah kalau Hyunjae masih pengen dpt item dr Myeongwoo sama monster s-class jinak + dapat buff)

Ya, apa yang bisa terjadi? Aku hanya tidak percaya diri dengan diriku saja. Sejujurnya, jika kau berdiri di depan Sung Hyunjae, semua orang pasti akan menyusut. Bukannya aku juga tidak, hanya biasa-biasa saja.

Aku meninggalkan ruangan bersama Yoohyun. Tempat Sung Hyunjae memanggilku adalah bar yang berada di lantai paling atas hotel. Aku tidak bertemu dengan siapa pun setelah turun dari lift, seolah-olah seluruh lantai telah dikosongkan. Dinding luar lorong lebar itu terbuat dari kaca. Di luar kaca, air di kolam renang di puncak gedung diterangi oleh beberapa lampu, membuatnya berkilauan kebiruan.

"Aku akan menunggu di luar."

"Tidak perlu. Jika Pemimpin Seseong Guild memiliki hati nurani, dia akan membawamu masuk"

Alih-alih menjawab, adikku duduk di kursi yang tersebar di sepanjang lorong. Aku tahu akan seperti itu. "Telepon aku jika terjadi sesuatu, hyung."

"Ya." Bahkan aku tidak yakin.

Aku membuka pintu yang memiliki pola antik di sekitarnya. Pencahayan di bar agak redup dan, seperti yang diharapkan, dinding di sisi kolam terbuat dari kaca. Secara keseluruhan, interiornya bergaya Barat, tetapi hamparan taman bunga di luar ditanami bambu rendah, dan gambar seorang wanita berpakaian kimono dan dekorasi bergaya Jepang digantung. Lakukan satu, hanya satu. Ini gila.

"Sebelah sini"

Sung Hyunjae berdiri di seberang bar panjang. Cahaya di belakangnya membuat cangkir yang dipegangnya berkilau. Selama rasanya tidak pada level beracun, aku ingin baik-baik saja dengan wajah itu.

...Dilihat dari reaksi masyarakat di Jepang, sepertinya jika aku tidak mati setelah makan malam ini, orang-orang mungkin akan mengantri di depannya.

Ketika aku memikirkan siaran yang rewel itu, aku merasa jauh lebih tenang. Koktail dari dewa petir, rasanya bikin kesemutan. Tidak, aku akan tertawa jika seperti ini. Bentar...

[2] SCTI 👍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang