Bab 322: Pertarungan Saudara (2)

51 7 0
                                    

Dengan penglihatan yang buram tanpa kacamata, aku segera mengeluarkan statistik yang diingat oleh tubuhku. Haruskah aku mulai dengan stat Yoohyun terlebih dahulu?

Tak lama kemudian, pemandangan di sekitar ku menjadi jelas. Adikku tampak tersenyum tipis padaku. Sebentar.

"...Eunhye?"

Kok tidak ada? Dia tidak ada di pergelangan tangan, pergelangan kaki, maupun di leher ku, sama sekali dia tidak terlihat di mana pun. Aku bahkan memeriksa kaki dan pinggang ku, tapi tetap saja, dia tidak ada.

"Hyung? Ada apa?"

"Tidak apa, hanya Eunhye tidak ada...?"

Apakah aku melakukan kesalahan saat menggunakan skill? Apakah karena aku mencoba meniru skill Diarma waktu itu jadi secara tidak sengaja memblokir Eunhye juga? Mendengar perkataan ku, Yoohyun mengerutkan alisnya sedikit.

"Kalau begitu, bukankah ini berbahaya? Tanpa Eunhye, kamu akan menerima seranganku secara langsung. Meskipun ini di dalam pikiran, tetap saja rasa sakitnya pasti akan terasa, bukan?"

"Jangan khawatir, di sini kita tidak akan benar-benar terluka. Lagipula, jika aku menggunakan Eunhye, itu akan terlalu tidak adil. Efek kekebalan terhadap serangan terlalu curang, bukan? Aku hanya terkejut karena dia tiba-tiba menghilang."

Itu yang ku katakan, tapi sebenarnya aku berencana menggunakan Eunhye sebagai senjata, jadi situasi ini cukup merepotkan. Karena tidak bisa rusak dan sangat fleksibel, aku berpikir bahwa itu sudah cukup berguna sebagai senjata yang mana itu membuatku kini hanya membawa beberapa cadangan.

Bagaimanapun, aku akhirnya mengeluarkan jaket serta sepatu lynx dan mengenakannya.

'Ini tidak akan mudah.'

Statistik kami hampir setara. Masalahnya ada pada skill dan peralatan. Meskipun jenis skill ku lebih beragam, tingkat skill Yoohyun jauh lebih tinggi. Ditambah lagi, soal peralatan, kami tidak bisa dibandingkan.

'Item resistensi api, listrik, dan juga ketahanan terhadap es serta racun pasti sudah dia siapkan.'

Eh sebentar, bukankah ini berarti skill Sung Hyunjae dan miliknya hampir tidak akan berpengaruh padanya? Yah, Blood Black Flames masih bisa digunakan sebagai senjata dan bisa dicampur dengan racun, jadi mungkin itu bisa sedikit berguna. Meskipun aku juga punya sedikit ketahanan terhadap api, sepertinya itu tidak cukup untuk menahan skill api Yoohyun saat ini. Terutama jika dia menerima buff terakhir.

(NT: kalo lupa, mungkin itu pas ayah ngasih buff saat dedek bantai monster SS-Class + ngeroyok satu team Hunter S-Class di Jepang)

"Bagaimana dengan stat? Mau seperti saat kau mendapat buff dariku? Atau seperti biasanya?"

"Seperti biasanya lebih baik."

"Baiklah. Tapi kenapa pemandangan sekitar seperti ini? Terasa begitu kosong."

Tidak mungkin dunia bawah sadar adikku seperti ini, kan?

"Haruskah aku mengganti tempatnya? Kalau dipikirkan, itu bisa berubah, kan?"

"Iya. Tapi kau mungkin belum terbiasa, jadi biar aku yang menggantinya."

Ke mana baiknya ya? Setelah berpikir sebentar, pemandangan di sekitar kami berubah. Sebuah kota dengan danau besar, Drossia. Aku mengetuk ringan jalan yang kokoh dengan tumitku. Bangunan di kota ini kuat dan aku menyukainya. Karena saat itu malam, aku melirik ke atas dan melihat bulan yang bulat.

'Aku sudah menyesuaikannya agar sulit bagi siapa pun untuk mengakses kesadaran ini, jadi seharusnya dia tidak akan menggali ingatanku.'

Aku sudah beberapa kali menggunakan skill mental ini, tapi masih belum sepenuhnya terbiasa. Karena itu, aku agak tidak yakin melakukan ini, tapi Yoohyun sepertinya tidak berbakat dalam skill mental. Sebaliknya, aku yang lebih terlatih dalam hal ini. Jadi, harusnya dia tidak akan mudah menggali ingatanku.

[2] SCTI 👍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang