Bab 235: Memancing (1)

120 19 6
                                    

"Bukankah kau terlalu khawatir sekarang?"

Kata pria itu sambil menguap panjang. Seorang wanita yang berjalan di sampingnya mengangguk sambil mengutak-atik sesuatu seperti tablet PC.

"Pertama, Sigma-nim akan segera hadir lalu ada Guard baru yang muncul. Aku tidak tahu apakah dia dapat diandalkan"

"Sudah jelas, dia C-Class. Dengan statistik tersebut, tidak ada yang perlu dipercaya atau diharapkan darinya. Bahkan jika dia dari Medeusang"

"Ya, tidak mungkin juga seorang Guard dari Medeusang dengan tingkat keterampilan tinggi dan uang yang banyak pindah ke kota lain. Ada juga yang bilang kalau dia seorang penipu"

"Sepertinya kita harus sedikit memperhatikannya. Medeusang memang tempat yang bagus untuk tinggal, tapi ada yang mengatakan di sana terlalu Egaliter. Atau sosialisme? Ya apapun, lagipula jika benar dia seorang penipu, ada baiknya untuk mengetahui kelemahannya, jadi sambut saja dengan baik dulu"

(NT: Egaliter : pandangan yang menyatakan bahwa manusia itu ditakdirkan sama derajat)

"Kau benar"

Sebuah jalan bercabang keluar dan wanita itu berhenti. Dia membuka mulutnya sambil memeriksa waktu yang ditampilkan di tablet PC-nya.

"Sekitar empat jam lagi sampai matahari terbit. Aku akan pulang dulu. Bagaimana dengan mu?"

"Aku mendapat shift mengawasi Alpha satu jam lagi. Bonusnya bagus, tapi bikin capek. Aku akan keluar dan merokok sebatang dulu"

"Bagaimana jika monster itu berulah?"

"Badan Pertahanan penuh dengan Guard senior, jadi apa masalahnya?" Kata pria itu sebelum kemudian berpisah dari rekannya dan pergi sendirian.

Koridor yang terbentang panjang itu sunyi. Letaknya di luar, jadi hanya ada sedikit pengawasan dan hanya sedikit orang yang lewat. Pria itu mengeluarkan sebatang rokok yang terbuat dari monster tipe tumbuhan dari inventarisnya. Dia memasukkannya ke dalam mulut dan tiba-tiba berhenti berjalan.

"... Rasanya aneh"

Dia melihat sekeliling, tapi tidak ada yang bisa dilihat. Dalam keheningan, hanya kamera cctv yang bergerak sedikit demi sedikit. Dia kemudian berjalan lagi. Sementara aku juga diam-diam menekan kawat transparan di belakangnya.

Di tengah lorong, saat kamera bergerak ke kiri dan titik buta tercipta.

Woosh

Aku mengantungkan kawat itu seperti jerat kepadanya. Dalam sekejap, kawat transparan itu melilit leher pria itu dan mencekiknya, tanpa ada kesempatan untuk melawan, kemudian orang itu ditarik ke langit-langit.

"Euk!"

Jaring monster laba-laba yang lengket itu menempelkan anggota tubuh pria itu ke langit-langit. Kamera pengintai menghadap ke bawah secara miring, sehingga tidak bisa mencapai langit-langit. Dengan menutup mulut pria itu, aku sedikit mengendurkan kawat di lehernya dan berbisik pelan.

"Jika kau berteriak, kau mati"

Seolah pria itu sedang melihatku, dia berhenti memutar matanya mencari ku sebelum kemudian mengangguk. Itu adalah usaha yang sia-sia karena tidak mungkin bagi D-Class untuk menembus skill Sembunyi. Aku melepaskan tanganku dan memperingatkannya lagi.

"Aku tidak membunuhmu karena identitas ku belum terungkap. Jadi bertindaklah dengan bijak"

"...B-Baik"

"Pertama, berikan semua kunci yang ada di inventaris mu. Jangan berpikir untuk menipu. Aku sudah memeriksa semua kunci yang kau miliki, baik itu peringkat maupun lokasi jaga mu"

[2] SCTI 👍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang