Bab 326: Jantung Naga Hitam (1)

83 12 1
                                    

Young Chaos. Itu adalah gelar yang tidak sesuai dengan penampilannya saat ini, tapi dia memegang pedang putih bersih di tangannya. Samar-samar aku melihat seekor naga hitam yang ekornya sedang mengitari tubuhnya.

Chaos memiliki tubuh yang tinggi dengan bahu dan punggung yang lebar, tapi di hadapan naga dia tampak sangat kecil. Bahkan terlihat begitu rapuh hingga hampir menyedihkan. Walau begitu, aku tidak merasa dia akan kalah sama sekali.

Justru sebaliknya. Aura mengintimidasi naga hitam seolah tertahan oleh sesuatu yang tak terlihat, sampai-sampai naga itu tampak mundur selangkah. Sementara itu, dia berdiri dengan santai, seperti hanya keluar untuk berjalan-jalan. Tak ada sedikit pun ketegangan dalam sikapnya.

"....Yoohyun."

Aku membalikkan tubuhku, yang melindungi adikku, ke samping. Itu semua agar Yoohyun bisa melihat pemandangan di depannya.

"Perhatikan baik-baik."

"...Hyung."

"Kalau sulit melihatnya, maka fokuslah dan rasakan dengan tubuhmu. Kekuatan dari makhluk dunia luar yang tak terikat oleh batas apa pun.”

Berbeda denganku, suatu hari nanti Yoohyun mungkin akan bisa mencapai tempat itu. Meski kekuatan itu masih terasa sangat jauh, sekadar merasakannya saja sudah akan menjadi pelajaran berharga—baik untuk kemampuannya secara nyata maupun keteguhan mentalnya. Mungkin dia akan ketakutan dan merasa kecil, tapi adikku tidaklah selemah itu. Kalaupun dia terpuruk, aku akan membantunya bangkit lagi. Kapan saja, berapa kali pun itu.

Yoohyun, yang bersandar padaku, perlahan menegakkan tubuhnya. Warna wajahnya juga hampir kembali normal. Padahal dia tidak memiliki Ketahanan Takut sepertiku, aku benar-benar bangga padanya.

"Hyung, apa kamu baik-baik saja?"

"Apa itu mungkin?"

Meski sedikit lebih baik, perasaan seakan ada yang mencekik leherku masih belum hilang. Terutama karena aku tahu, jika aku sampai lengah sedikit saja, aku bisa kehilangan adikku lagi. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah bertahan, karena begitu aku menyerah karena ketakutan, semuanya akan berakhir.

- Grrrrrr.

Suara geraman yang mengancam keluar dan mulut naga itu terbuka. Tanpa sadar aku kembali memeluk Yoohyun erat-erat. Di balik deretan gigi tajamnya bahkan hingga lidahnya yang gelap, terlihat tenggorokan hitam pekat yang menyerupai jurang tak berdasar.

Di dalamnya, badai liar muncul, berkumpul, saling terjalin, kemudian secara tiba-tiba...

Duaaarrr-!!

Danau yang tadinya terisi oleh air seketika menguap dalam sekejap. Bahkan uap air pun tak sempat terbentuk, semuanya lenyap begitu saja. Meski kekuatan itu tak langsung menyentuhku, seluruh tubuhku gemetar. Itu adalah serangan yang takkan sanggup kami tahan, bahkan untuk sesaat saja.

Namun, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada pria yang berdiri di depan kami.

Srrkk.

Di depan napas naga yang melelehkan segalanya yang disentuhnya, tangan yang menggenggam pedang putih mulai bergerak. Lengan bajunya yang longgar tersingkap, dan dengan gerakan ringan seperti mengayunkan rumput anjing untuk anak kucing, lintasan pedang itu bertemu dengan hawa panas yang sangat ganas.

Duum-duum-

Udara di sekeliling bergetar hebat seolah ribuan drum bergema bersamaan. Nafasku serasa terhenti. Dengan menahan keinginan untuk menutup telinga dan memejamkan mata, aku menatap ke depan,

Bisakah mengatakan bahwa itu adalah gerakan kekuatan magis yang sederhana? Pedang putih, yang kupikir akan menjadi benteng untuk menghalangi gelombang besar yang datang, tiba-tiba mengubahnya menjadi gunung besar dan jatuh begitu saja. Hanya sekali ayunan, pedang itu menyapu tanah yang meleleh berantakan dan mengubahnya menjadi padat dan keras.

[2] SCTI 👍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang