# 18

87 9 0
                                    


    Pulang ke rumah dengan hanya adanya Seo Yoon disana adalah mimpi buruk untuk Jungkook. Ia takut, sekalipun Seo Yoon tidak lagi membawa seseorang dan menjadikannya mayat, Jungkook tetap takut.

Paman Han menghentikan mobilnya ketika sudah sampai. Awalnya Jungkook sangat tidak bersemangat, namun menyadari ada mobil lain yang juga baru datang dan Jungkook sangat mengenalnya, namja kelinci itu segera turun dari mobilnya dan mengejar obsidian tinggi yang berkunjung itu.

" Namjoon Hyuung" seru Jungkook riang seraya menubrukkan dirinya kepada Namjoon.

" Jungkook ah, kau sudah pulang ?

Yang ditanya mengangguk semangat.

" Hyung sudah lama sekali tidak kesini, aku kan juga merindukanmu. "

" Hahaha mian, aku sibuk Koo, aku kan juga di kantor dengan paman Jeon. Seokjin hyung sudah sering kesini kan?"

Namjoon memang bekerja di perusahaan sang ayah sebagai CEO, dan hal itulah yang membuat si jenius Kim itu juga sangat sibuk.

" Kan itu Seokjin Hyung, Namjoon hyung harusnya juga sesekali mengunjungiku!"

" Oke oke! Ini aku sudah disini bukan? Ayo masuk, di luar dingin tidak baik untuk kesehatanmu "

Namjoon memasuki mansion itu bersama Jungkook yang tak ingin lepas darinya.

" Aku hanya ingin mencari buku di gudang buku paman Jeon Koo, ya....tapi mungkin sedikit lama karena kata paman Jeon buku itu sudah lama tak terpakai "

Jungkook terdiam begitu mendengar nama ruangan itu. Waktu itu Taehyung sudah membukanya dan tak ada apapun disana, namun tetap saja rasanya begitu aneh ketika seseorang masuk kesana dengan tenang.

" Eoh Namjoon ah, kapan datang? mian bibi baru saja di kebun belakang jadi tidak tahu kalau kau datang "

Suara lembut Seo Yoon langsung menyapa telinga ketika mereka baru saja masuk. Namjoon memberikan senyumannya yang terbaik dan membungkuk soan kepada bibi barunya itu. Berbeda dengan Jungkook yang tak merespon apapun dan memilih diam.

" Eoh...tak apa bi. Aku baru saja datang. Aku hanya membutuhkan sesuatu di gudang buku paman Jeon "

" Baiklah kalau begitu. Bibi tinggal dulu ne..." ucap Seo Yoon sebelum melenggang pergi entah kemana. Lagi-lagi, Jungkook bisa bersyukur karena kesibukan Soora saat ini.

" Hyung aku mandi dulu ne "

" Oke bunny "

Namjoon menaiki tangga menyusul Jungkook dari belakangnya, hanya saja ia melangkahkan kainya ke jalur yang berbeda. Namjoon langsung saja masuk ke gudang buku Jeon Daehyung yang nampaknya sudah lama tak berpenghuni. Ia melihat satu persatu buku yang ia cari di rak-rak besar itu. Semuanya masih sangat rapi, hanya saja terlalu banyak debu karena mungkin tempat itu memang sudah tidak di gunakan lagi.

" Hey, apa ini ?"

Namjoon menemukan satu buku di rak paling bawah yang terkena bercak berwarna merah. Buku bersampul biru itu di ambilnya dan ia buka beberapa halaman dengan acak. Tiak ada yang aneh di dalamnya. Hanya bercak merah seperti darah kering yang sudah lama di sampul dan kertas luarnya.

" Memangnya bagaimana bisa ada darah di gudang buku?" tanya Namjoon pada dirinya sendiri. Setelah beberapa menit berfikir, akhirnya Namjoon memutuskan untuk membawa buku itu juga, lagi pula itu memang ia butuhkan. Ia keluar dari sana setelah mendapatkan buku-buku yang ia butuhkan. Ternyata tak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan buku-buku itu. Pada akhirnya Namjoon memutuskan untuk keluar dari sana dan mengahabiskan waktunya dengan Jungkook sebelum benar-benar pulang.

>>>>>

Waktu sudah hampir tengah malam ketika Jungkook menyadari bahwa dirinya benar-benar sendirian. Namjoon meninggalkannya setelah membelikannya banyak makanan kesukaan Jungkook. Daehyun dan Seo Yoon tak terdengar kepulangannya. Para maid tampaknya juga sudah pasti istirahat. Dan Taehyung pun tak ada di kamarnya. Mansion besarnya tampak begitu sepi saat ia bangun dari tidurnya.

Jungkook mendial nomor Taehyung seraya berjalan menuju ruang tamu. Membuka pintu utama berharap hyungnya akan muncul karena baru saja pulang dari kesibukannya. Angin dingin malam menyambutnya yang hanya memakai piyama saat itu. Telefonnya pun juga tak kunjung di terima oleh Taehyung membuatnya khawatir akan terjadi sesuatu pada sang kakak. Apalagi mengingat Seo Yoon selalu saja mengancamnya dengan membawa nama kakaknya.

" Kau sebenarnya dimana hyung?"

Pertanyaan Jungkook tentu saja tak akan serta merta terjawab karena tak ada presensi sang kakak disana. Pada akhirnya, Jungkook memilih masuk ke mansionnya dan menunggu Taehyung di ruang tamu. Kulitnya mulai terasa panas dan tidak nyaman membuatnya mengantisipai jika saja nanti kulitnya akan timbul ruam-ruam merah .

Setelah menunggu satu jam dengan terkantuk-kantuk, pada akhirnya suara deru mobil milik Taehyung terdengar. Tanpa ba bi bu lagi, Jungkook segera membuka pintu dan menghampiri Taehyung yang sedang memarkir mobilnya.

" Hyuung, dari mana saja? Aku khawatir "

Taehyung hanya menepuk bahu kecil Jungkook pelan tanpa mengucapkan apapun. Kentara sekali wajah lelahnya kali ini. entah apa yang di kerjakannya hingga pulang selarut itu.

" Ayo masuk, udara dingin tidak baik untuk mu. Tolong jangan membuat masalah lagi, aku lelah "

Jungkook terdiam begitu mendengar kalimat terakhir Taehyung. Masalah? Apa Jungkook membuat masalah? Jungkook membiarkan kulitnya terkena dinginnya udara malam karena khawatir pada Taehyung.

Taehyung berjalan mendahului Jungkook yang ia pikir akan mengikutinya seperti biasa. Namun ternyata anak itu justru terdiam di tempatnya. Sedikit memikirkan 'masalah' yang di sebutkan oleh Taehyung.

" Apa aku membuat masalah hyung? Apa yang ku perbuat? Apa karena aku selalu merepotkanmu ketika sakit? kalau iya maka berhentilah peduli!"

Mendengar hal itu lantas membuat Taehyung berbalik. Sedikit merasa bersalah karena menyinggung adiknya.

" Koo, bukan begitu. Hyung hanya baru saja menyelesaikan masalah di perusahaan ayah yang memalsukan tanda tanganmu. Beruntung ibu Seo Yoon membantu banyak jadi bisa selesai hari ini juga____"

" Tentu saja ibu Seo Yoon akan segera menemukan pelakunya karena dia sendiri yang melakukannya"

PLAKK!

Untuk pertama kalinya, Taehyung menampar dengan keras pipi Jungkook yang sudah mengatakan hal yang tak pantas menurutnya. Jungkook memegangi pipi kirinya yang terasa memanas. Tapi bukan hal itu yang menyakitinya, hatinya lebih sakit lagi karena ia sadar bahwa semua orang tak akan ada yang mempercayainya.

" Apa kau kau sadar dengan ucapanmu Jungkook! Seharusnya kau berterimakasih bukan justru menuduh ibumu sendiri yang telah menjebakmu sekalipun dia ibu tiri kita. Bersyukurlah karena dia sangat menyayangimu!"

Haruskah? Haruskah Jungkook beryukur pada hal-hal yang membuatnya trauma.

" Sekarang masuk! " perintah Taehyung dengan suara lirih. Ia mencoba menahan emosinya sekalipun dadanya serasa naik turun karena taik habis fikir dengan perkataan adiknya.

Tanpa menghiraukan apapun, Jungkook masuk ke mansionnya dan berlari menuju kamarnya. Menutup dirinya dengan selimut dan menangis tanpa suara. entah apa yang haru dilakukannya untuk membuat orang percaya bahwa Seo Yoon bukanlah orang yang baik.

Samar-samar Jungkook mendengar langkah Taehyung. tidak seperti biasanya, kali ini Taehyung melewatinya begitu saja. Mungkin karena terlalu lelah.

Akhirnya, Jungkook memlilih memejamkan matanya. Kulitnya sudah terasa panas dan timbul ruam merah walaupun tidak terlalu banyak. Pasti karena terkena udara dingin malam. Ia tidak peduli, ia hanya ingin tidur dan melanjutkan esok yang semoga saja tak seperti yang ia bayangkan.

>>>>> 

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang