#29

131 5 0
                                    

Hujan mengguyur kota Seoul sore itu. membasahi bumi dengan derasnya kala manusia banyak berharap dapat melihat senja tenggelam dengan keindahannya. Namun siapa yang menyangka hujan akan merusak segala rencananya.
   Jimin memandangi hujan dari balik jendela kamarnya. Memilih menyendiri setelah huru hara yang terjadi pada hidupnya belakangan ini, Jimin telah berjanji untuk tetap baik-baik saja karena semuanya adalah garis takdir. Tapi ternyata hal itu begitu sulit, ia hanya bisa menangis dan sesekali termenung memikirkan vonis ibunya yang tak akan pernah kembali lagi padanya. Seo Yoon di vonis akan selamanya mendekam di penjara.
    Di tempat lain, Daehyun sedang mengunjungi Seo Yoon saat ini. ia duduk berhadapan dengan Seo Yoon yang tampak berbeda. Baru beberapa hari balik jeruji besi, wanita itu sudah tampak kacau. Matanya masih mengkilatkan rasa marah, namun ada juga banyak rasa lelah.
    “ Aku tidak lama….hanya ingin memberikan ini “ jelas Daehyun seraya menyerahkan lembaran lembaran kertas yang isinya telah dapat di tebak oleh Seo Yoon. Wanita itu menatap kertas itu dengan tatapan tak terbaca. Entah sedih atau tidak, Daehyun tak tahu. Namun keputusannya tak akan pernah berubah lagi. Daehyun memutuskan untuk berpisah.
   
    “ Aku akan menandatanginya….” Ucap Seo Yoon lirih. Tangannya sudah mengenggam bolpoin yang siap menggoreskan tinta pada kertas dari pengadilan itu. tapi seperti masih ada yang di pikirkannya.
   “ Jimin…..ba..bagaimana___”
   “ Kau tak perlu khawatir, aku berencana akan mengambil hak asuh Jimin. apa kau keberatan?”
   “ Tolong jaga Jimin, jangan lakukan itu untukku karena kejahatanku tak dapat menebus apapun. Lakukan untuk Jimin “ pinta Seo Yoon seraya menggores pena di atas kertas pertanda mereka tak memiliki hubungan apapun sejak saat itu.
    Tak pernah terfikir bagi Daehyun jika ia akan mengambil hak asuh Jimin dengan sepenuhnya, namun melihat bagaimana sorot mata Seo Yoon yang berat memikirkan putranya, Daehyun langsung memutuskan hal itu begitu saja. Jimin tak bersalah dalam hal apapun, anak itu juga justru menjadi korban.
    “ Aku pamit “ ucap Daehyun setelah menyelesaikan urusannya dengan Seo Yoon. Tanpa Daehyun ketahui, Seo Yoon meneteskan airmata ketika Daehyun mulai menjauh dari dirinya.
>>>>>
    Sesuai apa yang di katakan Daehyun pada Seo Yoon, ia benar-benar mengambil hak asuh Jimin seutuhnya setelah banyak bermusyawarah dengan kedua putranya. Taehyung dan Jungkook begitu senang karena pada dasarnya mereka juga sudah dekat. Pada awalnya Jimin menolak, ia merasa menjadi orang paling jahat kepada keluarga Jeon. Namun pada akhirnya ia bisa luluh kala Daehyun merengkuhnya seperti seorang ayah. Yoongi bahkan juga sangat mendukungnya, pria bermarga Min itu terlihat bahagia melihat banyak yang menyayangi Jimin.
   “ Jim! Ayo makan siang bersama dulu…” panggil Taehyung yang baru saja menemukan Jimin setelah mengelilingi mansion, dan ternyata namja itu sedang duduk di taman belakang.
   “ Eoh…Tae”
    Semenjak ibunya di vonis, Jimin tak pernah terlihat tersenyum. Ia sudah bernaji untu kuat tetapi tetap saja ia kalah dengan nuraninya, ia merindukan kehadiran sang ibu sejahat apapun perlakuan wanita itu.
   Jimin mengikuti langkah Taehyung menuju meja makan yang sudah ada Jungkook dan Daehyun disana.
    “ Jimin hyung duduk disampingku saja ya “ ajak Jungkook yang hanya di anggap senyuman yang dipaksakan oleh Jimin, tapi tetap di turutinya.
    “ Ayo makan dengan baik anak-anak. Selamat makan…”
    “ Selamat makan…”
   Makan siang itu berlangsung berlagsung dengan khidmat, di selingi canda tawa Taehyung dan Jungkook seperti biasa. Daehyun sesekali terkekeh kemudian memperhatikan Jimin yang tampak tidak selera. Daehyun tahu, anak itu masih merasa sedih.
    “ Makanlah nak, jangan sampai sakit ne….sekarang kau juga putra appa” ucap Daehyun yang hanya di jawab anggukan ragu oleh Jimin. selama Jimin disana, ia belum pernah sekalipun memanggil Daehyun dengan sebutan ayah, rasanya begitu asing. Padahal secara hukum, Daehyun adalah ayahnya.
Drrtt drrtt
    Ponsel Daehyun yang berada di atas meja makan tampak bergetar pertanda panggilan masuk. Pria paruh baya itu lantas berdiri dan sedikit menjauh dari ketiga putranya saat melihat panggilan dari pihak kantor polisi tempat Seo Yoon.
    “ Ada apa?”
    “ Maaf tuan Jeon, wanita atas nama Seo Yoon di nyatakan meninggal karena bunuh diri “
   Seketika Daehyun merasa dunianya runtuh. Bagaimana bisa secepat itu ? bagaimana ia mengatakan pada Jimin. anak itu meskipun tahu pembunuh ayahnya sendiri adalah Seo Yoon, ia tetap menyayangi wanita itu karena pada kenyataannya, Jimin tetaplah putra biologisnya.
   “ Tahyung ah, kemari sebentar “ ucap Daehyun memanggil Taehyung yang sedang makan dengan tenang.
   “ Ne appa “
   Tanpa menolak, Taehyung mengikuti langkah sang ayah yang menjauh dari meja makan. Menginggalkan Jungkook dan Jimin yang merasa keheranan dengan sikap keduanya.
   “ Ada apa ayah?”
   “ Nak, pihak kepolisian menghubungi ayah. Seo Yoon meninggal karena bunuh diri, kita harus segera kesana. Ajak Jimin tanpa memberitahukan apapun ne, biarkan dia mengetahuinya disana nanti. ayah takut Jimin tak bisa menerimanya”
   Taehyung yang mendengar penjelasan ayahnya tentu terkejut. Belakangan ini Jimin selalu murung karena merindukan ibunya, lalu bagaimana jika anak itu mendengar ibunya telah meninggal nantinya.
   “ A..appa…bagaimana bisa?”
   Daehyun menghela nafas, ia menggeleng. Tidak ada yang pernah tahu memang. Dan pada akhirnya Seo Yoon lebih memilih tidak menjalani hukumannya.
   “ Ayo cepat nak, kita segera berangkat ne”
   “ Ne appa “
   Taehyung meninggalkan sang ayah yang juga berlalu untuk bersiap. Menghampiri Jungkook dan Jimin yang sedang makan siang bersama.
    “ Jim, Koo….ayah mengajak kita harus pergi ke suatu tempat sekarang. Mandi dan bersiap ne”
    “ Kemana hyung?” tanya Jungkook, sedangkan Jimin hanya memandangnya tanpa bicara sedikitpun.
    “ Bersiaplah, Hyung juga akan bersiap sekarang “
    “ Baik hyung “
    Setelah makan siang selesai, Jimin dan Jungkook pergi ke kamar masing-masing dan mandi. taehyung sendiri melakukannya dengan cepat, karena selain dirinya sendiri ia juga harus memastikan Jungkook dan Jimin memakai pakaian yang tepat.
    “ Koo…”
    “ Oh hyung, cepat sekali “
   Tak butuh waktu lama, Taehyung sudah ada di kamar Jungkook membawa jas untuk Jungkook pakai.
    “ Hyung…siapa yang meninggal?” tanya Jungkook saat melihat Taehyung mengenakan jas hitam dengan tiga garis putih dengan lengan kirinya, pertanda bahwa mereka sedang berduka.
    “ Ibu Seo Yoon….” Jawab Taehyung yang membuat Jungkook terdiam, sejenak sulit percaya. “ Apa Koo tak mau datang?”
Jujur Taehyung tak ingin memaksa, bahkan melihat Seo Yoon saja Jungkook trauma dan terluka. Jadi ia tak akan memaksa Jungkook untuk datang.
    “ Aku…..aku akan datang hyung “
   Taehyung menepuk bahu adik kecilnya. Ia yakin adiknya telah tumbuh menjadi anak yang baik.
    “ Lalu…bagaimana dengan Jimin hyung, dia pasti sangat terpukul “
    “ Maka dari tiu tolong jangan katakan apapun sebelum sampai ne?”
   “ Ne hyung “
    Begitu selesai dengan Jungkook, Taehyung menghampiri kamar Jimin. ia masuk ke dalam kamar bernuansa putih itu setelah mengetuknya beberapa kali. Dapat ia lihat Jimin yang sedang mematut dirinya di depan cermin, Jimin hanya melihat Taehyung dari kaca dan menatap penuh tanya kala melihat pakaian Taehyung.
    “ Pakai ini ya Jim…” ucap Taehyung seraya memberikan jas yang sama dengan miliknya.
    “ Siapa yang meninggal Tae?”
    “Eum…itu…kau akan tahu nanti Jim “
    “ Apa jauh? Aku ingin mengunjungi ibu hari ini. Tinggalkan saja aku di kantor polisi nanti sepulang dari rumah duka, aku….hanya merindukan ibu”
    Mendengar penuturan Jimin membuat Taehyung tertegun, tapi lidahnya kelu untuk sekedar mengungkapkan bahwa mereka akan datang ke pemakaman ibu Jimin. Jimin memang tak pernah mengajak Taehyung apa lagi Jungkook untuk mengunjungi ibunya, walaupun hingga sekarang Jimin belum terkabul untuk datang kepada ibunya, Jimin selalu mengatakan hal itu.
    “ Jim….”
    “ Aku tidak tahu harus mengucapkan apalagi Tae, tapi aku sangat merasa bersalah kepada keluargamu atas kejahatan yang ibuku lakukan. di tambah lagi kalian membuatku menjadi bagian keluarga Jeon, aku sangat merasa berterimakasih sekaligus merasa bersalah. Tapi ijinkan aku menemui ibuku, karena bagaimanapun juga dia orangtuaku. Aku janji tidak akan mengajak kalian kesana “ jelas Jimin dengan suara bergetar. Terlihat sekali bahwa ia sangat merindukan ibunya meskipun tetap membencinya juga dalam waktu yang sama.
Ceklek
    Pintu kamar Jimin terbuka menampakkan Jungkook yang juga sudah siap dengan seragam yang sama.
   “ Hyung ayo, ayah sudah menunggu di mobil “
   Pada akhirnya Taehyung dan Jimin keluar dari ruangan itu dan mengikuti langkah Jungkook yang tergesa-gesa menyusul ayah mereka.
>>>>>

Tinggalkan jejak yaa yeorobuuun💜💜💜

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang