Sehari sudah berlalu tanpa kehadiran Seo Yoon dan Daehyun di mansionnya. Hanya Taehyung yang merawat Jungkook dengan telaten sekalipun demam anak itu tidak juga turun. Taehyung sangat khawatir, namun Jungkook sudah tentu menolak untuk di bawa ke rumah sakit. ia lebih memilih di infus di rumahnya sendiri. " Koo, hyung membeli sesuatu dulu ne. kau tidur saja sudah malam....hyung tidak lama" ucap Taehyung berpamitan dan tidak mendapat jawaban berarti apapun dari Jungkook. Anak itu tampaknya masih enggan bicara banyak dengan Taehyung. Taehyung keluar setelah mengusap kepala Jungkook sayang. Meninggalkan Jungkook yang nyatanya tidak bisa memejamkan matanya dengan baik. " Aku..haus " Sialnya gelas yang ada di atas nakasnya justru kosong. Taehyung lupa untuk mengisinya terlebih dulu sebelum pergi. Akhirnya dengan langkah berat Jungkook membuka pintu kamarnya untuk turun ke dapur dan mengambil minum. Oh tapi semoga saja salah satu maid melihatnya dan membantunya nanti. " Oh....Kooo yang maniis"Jungkook terkesiap kala suara obsidian yang menaiki tangga itu menyapanya. Seo Yoon datang dengan langkah terseok dan wajah memerah yang tampaknya karena mabuk. Jungkook bisa merasakan bau alkohol yang menyeruak ke hidungnya ketika Seo Yoon semakin mendekat. Suatu pertanda buruk. Jungkook lebih memilih untuk melangkahkan kakinya menjauh, sebelum tangan lentik Seo Yoon mncengkram tangannya. " Eom...eomma" Siapapun tolong, bahkan anak itu sedang sakit sekarang. " Eomma kesal nak....eomma kalah tender....." " Eomma....appa eo..eoddisseo?" tanya Jungkook terbata, ia takut dan semoga saja Seo Yoon tak melakukan apapun kali ini. " Ia mana peduli pada anak sialan sepertimu ahahaha" " Le..lepas...ini s..sakit eomma" " Ikut!!"Tanpa menunggu Jungkook menjawab, bahkan tanpa mempedulikan wajah pucat Jungkook Seo Yoon menyeret anak itu kmbali ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Menghempaskan tangan Jungkook hingga Jungkook terlempar ke lantai yang dingin. "Eo..eomma..." " Diam dan rasakan juga kekesalanku hari ini anak bodoh!" " Ja...jangan eomma..."Jungkook ketakutan, ia menangis. Ia bahkan tak mampu sekedar berteriak karena kondisinya hari ini. haruskah ia mendapatkan rasa sakit lagi dari Seo Yoon. Seo Yoon melepas sabuk mahalnya yang terbuat dari kulit dan CTASS! Sabuk menyakitkan itu mendarat di punggung Jungkook yang hanya memakai piyama tipisnya. " Arrgh eomma...jj...jangan"CTASS! " Ouh aku kesal sekali dengan mereka sungguh! Kau juga harus merasakannya juga!" " Eo..eomma"CTASS " DIAM!!TUTUP MULUT SIALANMU ITU"Semakin Jungkook mengaduh semakin keras juga cambukan yang di berikan oleh Seo Yoon. Rasanya begitu menyakitkan hingga rasanya ingin mati saja. " Arrggh" Pada akhirnya dengan tenaga yang di paksa, Jungkook segera membuka kunci pintu kamarnya dan keluar dengan langkah terseok-seok. Kabur dari Seo Yoon yang tertawa bak orang gila. Jungkook nekat keluar dari rumahnya dengan kondisi tubuh yang tidak baik di tambah rasa perih dan nyeri di punggungnya. Tanpa memikirkan Taehyung, Jungkook segera berlari dengan nafas tersengal seolah Seo Yoon mengejarnya saat ini. Jungkook tidak peduli. Tanpa alas kaki, langkahnya ia percepat menuju satu orang yang menjadi tujuannya kali ini. Jungkook memencet bel berkali-kali dengan wajah yang sudah kacau ketika ia sampai. Tak peduli bagaimana orang-orang sekitar memperhatikannya. Ia sudah lelah. Ingat, ia sedang dalam kondisi sakit dan punggungnya juga tak kalah sakit.CKLEK " Ji..Jimin hyung..." " Jungkook!" Jimin jelas terkejut ketika Jungkook sudah ada di hadapannya dengan wajah kacau sehabis menangis. Jungkook langsung saja menubrukkan dirinya pada Jimin, jika saja Jimin tidak siap mungkin keduanya justru akan jatuh ke lantai. " Hey badanmu panas sekali "Jimin jelas tahu jika Jungkook sakit dari Taehyung, namun melihat Jungkook dengan keadaan sakit datang padanya adalah hal yang membingungkannya. Kemana Taehyung? " Ss...salyeojuseyo"ucap Jungkook dengan suara serak dan bergetar. Ia terlihat ketakutan. " Hey...tenanglah..ada apa?" Jimin mengusap punggung Jungkook tapi hal itu justru membuat Jungkook mengerang kesakitan. Akhirnya Jimin memutuskan untuk membawa Jungkook ke kamarnya. Melihat jungkook yang langsung telungkup untuk mengistirahatkan tubuhnya yang remuk dan kepalanya yang pening membuat Jimin mencurigai sesuatu. Dengan pelan Jimin menyingkap piyama yang masih melekat pada anak itu dan lagi-lagi kejutan yang Jimin dapatkan. " J...Jungkook punggungmu..." "A...appo...hyung....jj..jangan disentuh " Jimin tak bisa berfikir jernih, berujung dia menghubungi Yoongi yang sebenarnya tak jauh dari apartemennya. Manusia berkulit seputih susu itu tiba dalam hitungan detik begitu mendengar Jungkook ada disana dalam keadaan tak baik. Hal yang pertama kali Yoongi lihat saat tiba di apartemen Jimin adalah Jungkook yang telungkup memejamkan mata dengan nafas pendek-pendek karena demamnya yang tinggi. Jimin tercenung dalam waktu yang lama, mengingatkan hal tiu pada dirinya. " Bagaimana bisa?" tanya Yoongi yang terkejut dengan keadaan Jungkook. Sedangkan Jimin menggeleng tak mengerti. " Jungkook ah..." " Pu...sing hyung" Mata Jungkook terpejam erat karena menahan pusing dan remuk tubuhnya. " Mau berbaring, biar hyung kompres dulu " " Appo.....aku tidak..." " Kakimu juga terluka, biar hyung obati "Jungkook tak menjawab. Ia lebih memilih diam menikmati sensasi seluruh sakit yang ada di tubuhnya. sedangkan Jimin justru menangis, Yoongi tahu itu. dan bukannya menenangkan, Yoongi justru membiarkan anak itu melihat kondisi Jungkook saat ini, yang tidak jauh berbeda dengan Jimin dulu. " Siapa yang melakukan ini padamu Jungkook? " Pertanyaan Yoongi membuat Jungkook terdiam dalam waktu yang lama. Ia terlalu takut. Apakah orang-orang akan percaya? " A..aku takut, " " Wae, tak perlu takut Koo. Ayo katakan " " Apakah hyung akan percaya?" " Katakan ">>>>> Taehyung terkejut kala tak menemukan Jungkook di kamarnya. Ia bertanya kepada semua orang yang ada di rumah dan semuanya berkata tidak tahu hingga Taehyung uring-uringan lantaran Jungkooknya masih dalam keadan sakit. " SEBENARNYA APA SAJA YANG KALIAN LAKUKAN HUH?" Para maid tertunduk takut ketika Taehyung memarahi mereka. Taehyung tak pernah semarah itu sebelumnya. Hingga ponsel yang berada di saku Taehyung bergetar dan ia lebih memilih mengangkat panggilan itu terlebih dulu. " Halo Jim?" Dan perkataan Jimin selanjutnya membuat Taehyung tak berpikir apapun kecuali segera datang dengan cepat. Ia segera berlari dan menghentikan taksi yang berpihak kepada keberuntungannya kali ini. tak peduli hujan yang membaahi kota Seoul, Taehyung meminta agar taksinya lebih cepat asalkan cepat sampai di tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
RandomJungkook dan Taehyung hidup bahagia dengan ayah mereka sekalipun tanpa hadir nya seorang ibu. Hingga seseorang hadir dalam hidup mereka, dan dengan antusias mereka juga menyambut dengan kedatangan seorang yang akan mengisi hari-hari mereka. Dia had...