END

245 12 4
                                    

“ Jim aku membawakanmu___”ucapan Taehyung terhenti kala melihat ada Yoongi dan hoseok disana.
   “ Eoh Hyung “
   “ Ayahmu pergi mengurus kremasi Tae, dia langsung berangkat tadi ‘
   “ Heum “
Taehyung beralih pada Jimin yang hidungnya terlihat memerah, kentara jika anak itu baru saja menangis.
    “ Kau lama sekali Tae, aku lapar asal kau tahu “ ucap Jimin yang membuat Taehyung menganga tak percaya. Padahal tadinya anak itu masih diam enggan mengucapkan sepatah katapun. Seperti Yoongi dan Hoseok datang membawa sihir.
    “ E…eoh ini bubur untuk mu, Seokjin hyung bilang kau belum makan apapun selain bubur “
    “ Hufftt…baiklah tak apa asal makan “
Taehyung tersenyum, ia bersyukur jika Jiminnya memang benar-benar kembali. Entah karena apa Taehyung juga tak begitu mengerti, namun melihat semangat Jimin yang perlahan kembali membuat Taehyung lega.
    “ Mau ku suapi ?”
    “ Mauu….eumm tunggu, dimana Koo?”
    “ Dia istirahat di ruangan Jin hyung “ jawab Taehyung seraya memberikan suapan pertamanya. Jimin tampak menerimanya dengan senang hati.
    “ Baiklah anak-anak, aku akan mengantar Hoseok istirahat sekarang. Bye “ ucap Yoongi seraya mendorong kursi roda Hoseok keluar dari sana.
Suasana hening beberapa saat ketika Yoongi dan Hoseok meninggalkan ruangan itu. ada kecanggungan yang menyelimuti mereka ketika suasana tiba-tiba berganti. Sebenarnya baik, hanya saja Taehyung jadi tidak tahu harus memulai darimana.
     “ Tae…mian”
Taehyung tak menjawab apapun, anak itu terus menyuapkan bubur yang ia beli di kantin tadi. Ia masih ingin mendengarkan ucapan Jimin selanjutnya.
    “ Aku sadar aku salah terus larut dalam keterpurukanku, maafkan aku. Harusnya aku___”
    “ Sudahlah Jim, jangan bahas itu ne….tak apa. Kami mengerti perasaanmu. Tapi ingatlah mulai sekarang jangan menyimpan apapun sendirian, kami keluargamu”
Jimintampak tersenyum, setelah sekian lama.
    “ Kalau begitu panggil aku hyung! Aku ini lebih tua darimu “ ucap Jimin memperingatkan.
    “ Yak! Kita lahir di tahun yang sama asal kau tahu !”
    “ Tetap saja aku lahir lebih dulu! Kau lahir di akhir tahun..”
    “ Aishhh tidak-tidak, aku terbiasa menjadi seorang hyung di rumah. “
    “ Kau akan tetap menjadi hyungnya Jungkook Tae “
    “ Oke oke Jimin…h…hyu”
    “ Hyung…”
    “ Jimin hyung “
    “ Kyeopta, okee “
Jimin tertawa puas setelah berhasil memenangkan Taehyung. tak lama kemudian pintu terbuka, Jungkook datang dengan wajah bangun tidurnya, satu tangannya menenteng bantal kelinci yang ia bawa dari ruangan Seokjin. Anak itu masih setengah sadar.
    “ Seokjin hyung eodisseo? Aku di tinggalkan sendirian hyung…Seokjin hyung eodii?”
Rasanya sangat gemas untuk tidak mencubit pipi Jungkook.
    “ Seokjin hyung pasti memeriksa pasiennya Koo, mau tidur di sofa?” tanya Taehyung kepada Jungkook yang masih tampak mengantuk.
    “ Sini tidur disampingku !” Jimin menggeser tubuhnya dan menepuk tempat disampingnya. Jungkook langsung saja naik ke ranjang Jimin dan memeluk pinggang Jimin.
    “ Apakah tak apa Jim? “
   “ Gwenchana Tae, tenang saja. Biarkan dia melanjutkan tidur “
   “ Jimin hyuung, jangan sedih lagi. Koo jadi ikut sedih “
   “ Mianhe…tidurlah. Hyung tidak akan sedih lagi “ ucap Jimin seraya mengusap kepala Jungkook agar anak itu lekas tertidur.
Taehyung lega, perlahan semuanya membaik.
     Tak lama kemudian Daehyun datang. tangannya menenteng kantung plastik berisi sekotak Cookies dan beberapa banana milk. Disambut dengan pemandangan manis ketiga putranya membuat Daehyun tersenyum. Ia tak tahu apa yang terjadi, namun melihat semuanya membaik Daehyun menjadi lega.
    “ Putra-putra appa terlihat bahagia eoh ?”
    “ Appa membawa apa?” tanya Taehyung antusias.
    “ Cookies dan banana milk “
Mendengar kata banana milk membuat Jungkook langsung terduduk. Ia tidak bisa ketinggalan minuman kesukaannya itu.
    “ Aku mauuu appa” ucap Jungkook mengulurkan tangannya. Daehyun membagikan bawaannya kepada Jungkook, Taehyung, dan terakhir Jimin.
    “ Jimin mau kan…”
Dengan ragu Jimin mengangguk, ia menerima minuman itu dengan senang hati. Daehyun benar-benar berkharisma seperti seorang ayah.
    “ Terimakasih….A…appa”
Jangan tanya bagaimana reaksi Daehyun, karena tentunya ia sangat bahagia kala mendengar Jimin memanggilnya ayah. Daehyun membawa Jimin ke pelukannya seketika itu juga, di ikuti oleh Taehyung dan Jungkook setelahnya.
>>>>>
1 tahun kemudian
      Mendung menyapa kota Seoul hari itu, membuat beberapa orang mengurungkan niatnya untuk melakukan aktifitas mereka di luar rumah. Beberapa minggu ini memang mengawali musin hujan, udara kerap kali semakin dingin bahkan membuat Jungkook beberapa kali terserang demam. Ingatkan lagi bahwa anak itu memiliki imun yang rendah.
    “ Hyuung, Taetae hyung eodisso?” tanya Jungkook yang masih berbaring di ranjangnya di temani oleh Jimin. Masih tak berubah, anak itu akan semakin double manja kepada Taehyung saat sedang sakit, walaupun hari ini demamnya sudah turun.
    “ Taehyung masih membeli sesuatu. Sebentar lagi pasti datang Koo….” Jawab Jimin seraya mengusap rambut Jungkook yang lepek.
    “ Hyung juga mau kemana setelah ini? kenapa sudah rapi sekali…aku ikut…” rengek Jungkook yang tak melepaskan pelukannya pada pinggang Jimin. Anak itu semakin leluasa bermanja ketika memiliki dua hyung sekarang. Oh tidak, dia memiliki banyak hyung hyung sekarang. Bukankah ada Seokjin, dokter sekaligus sepupunya, Namjoon, Yoongi langganannya untuk meminta banyak hal, Hoseok yang kini juga menjadi rekan kerja Yoongi.
    “ Tidak Koo, aku akan pergi sendiri. Hanya sedang menunggu Taehyung pulang “
    “ Sebentar lagi hujan hyung, kau tidak boleh kemana-mana!”
    “ Mian, aku janji hanya sebentar “
Ceklek
Pintu kamar Jungkook terbuka yang sudah pasti Taehyung lah yang datang. namja pemilik senyum kotak itu menghampiri sang adik yang tampak semakin manja saat sakit.
    “ Mau kemana Jim hyung?” tanya Taehyung. ya, dirinya mulai terbiasa memanggil Jimin sebagai kakaknya sekarang.
    “ Eum….aku…”
    “ Appa sudah datang, kita akan kesana bersama-sama “
Jungkook menatap kedua saudaranya itu bergantian, mencoba memahami apa yang mereka bicarakan.
    “ Mau kemana hyung? Aku ikuut. “
    “ Koo yakin, tak ingin menunggu di rumah saja?” tanya Taehyung kepada adiknya yang hanya mengangguk lucu.
    “ Tae….tidak perlu, aku___”
    “ Jim hyung, jangan seperti itu. kita adalah keluarga, kita akan memperingati hari kematian Seo Yoon eomma bersama, mampir juga ke makam ayahmu Jim “
Lebih ke tidak ingin menyakiti Jimin, Taehyung selalu menyebut Seo Yoon sebagai ibunya juga. “ Aku ganti baju dulu, Koo juga. Ayah menunggu di luar “ ucap Taehyung mutlak.
    “ Kita mau ke peringatannya ibu Seo Yoon ya hyung, mian aku lupa…..” ungkap Jungkook menyesal. Ia lupa bahwa hari ini adalah peringatan kematian Seo Yoon.
    “ Tak apa Koo, aku bahkan berniat untuk kesana sendiri sebenarnya “
    “ Andwemida, kita akan kesana bersama-sama hyung. Aku bersiap dulu ya….”
    Pada akhirnya, mereka semua bersiap dan pergi ke rumah abu Seo Yoon bersama-sama. Jimin tak tahu lagi bagaimana harus berterimakasih pada keluarga Jeon.
         Mereka benar-benar tak membedakan siapa yang putra siapa disana. Ada banyak rasa syukur yang tak bisa ia ucapkan saat ini dan seterusnya. Begitupun Jungkook yang kini mulai menghilangkan rasa trauma yang ia miliki di masa lalu, tak jarang mereka kembali menerkam ingatannya lagi, namun ia tak bisa terlarut disana. Ia bahkan melakukan terapi bersama Seokjin, di temani Taehyung atau juga terkadang Jimin. daehyun masih sering sibuk bekerja ke luar kota atau luar negeri, tapi bagaimanapun juga itu semua demi ketiga putranya.
         Keluarga Jeon sudah lengkap, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa syukur mereka. Ini mungkin adalah akhir dari cerita yang mereka ceritakan, namun tetap saja kehidupan mereka terus berjalan. Entah ada suka atau duka nanti, tak pernah ada yang tahu. Mereka hanya akan menjalani kehidupan sebaik mungkin sebagai peran utama di kehidupan mereka masing-masing.
>>>>>

Halo man teman…..ini udah chap terakhir, no bonus. Mon maap ya…aku sebagai author mohon maaf sebesar-besarnya kalau kurang berkenan di hati kalian. Lain kali insyaallah akan terus belajar untuk membuat tulisan yang enak kalian baca, sesuai dengan keinginan kalian juga. Yang udah vote/komen aku berterimakasih banget walaupun masih sedikit bgt. Its okey. Maklum aku masih baru ya…jangan lupa baca cerita aku yang lain juga…see You guys💜💜

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang