# 23

119 7 0
                                    

   " Mianhanda.....aku...merepotkan hyung....lagi " tutur Jungkook yang sudah tak sanggup lagi untuk membuka mata ketika Taehyung sudah datang setelah di hubungi oleh Jimin. Anak itu sudah tidur dengan posisi yang benar sekalipun sesekali meringis kesakitan saat ia mencoba bergerak.

" Tae, kita bawa ke rumah sakit saja ne. aku khawatir..." ucap Jimin tulus yang juga di angguki oleh Yoongi.

" Tidak perlu.....nanti semakin merepotkan" ucap Jungkook parau. Yoongi yang mendengar hal itu pun menoleh padaTaehyung selaku kakaknya. Jungkook adalah anak yang cenderung manja kepada Taehyung selama ini –kata Jimin- dan hal itu masih wajar karena nyatanya Jungkook masih berumur enam belas tahun. Dan kali ini pasti ada sesuatu yang membuat Jungkook justru takut untuk merepotkan orang lain.

" Kau yang mengatakannya pada Jungkook?" tanya Yoongi sarkas. Keluar sudah sifat aslinya selama ini. dan Taehyung telak tak berbicara, ia merasa bersalah.

" Bodoh! Kalau kau tidak tahu apa-apa sebaiknya___"

" Hyung hidung Jungkook berdarah!" ucapan Jimin membuat fokus Taehyung dan Yoongi teralihkan. Mereka semakin khawatir saat Jungkook terus memegangi kepalanya dengan wajah kesakitan. Beruntung anak itu tidak membuka matanya sama sekali atau hemofilianya akan kambuh dan membuatnya kesulitan bernafas.

" Suhu tubuhnya terlalu tinggi, jadi ia mimisan. Jim bisa tolong bantu aku, aku akan membawanya ke rumah sakit "

" Shireoo...aku tidak mau. Setelah ini aku akan sembuh !!" tolak Jungkook dengan keras seraya memeluk erat pinggang Jimin yang berada di sampingnya. Melupakan fakta bahwa hidungnya masih berdarah. Jimin bisa merasakan bahwa Jungkook menangis tanpa suara, seolah airmatanya menyuarakan apa yang ia rasakan saat ini.

Pada akhirnya, Yoongi tidak tega juga kepada Taehyung yang tampak cemas. Anak itu terlihat begitu merasa bersalah. Ia memegang bahu Taehyung seolah memberi isyarat 'jangan sekarang'. Jungkook saat ini sedang merasa bingung dengan keadaannya, seluruh tubuhnya tak nyaman, kepalanya pening bukan main, dan suasana hatinya sangat tidak baik.

" Jungkook ah, kau tidak akan ke rumah sakit heum... biar hyung bersihkan dulu darahnya ne? "

Jungkook hanya diam tanpa melepas pelukannya pada Jimin. Ia takut untuk membuka mata dan melihat darahnya sendiri.

" Jangan buka matamu oke, jangan takut....tetap tutup matamu dan hyung akan membersihkannya...kau percaya pada hyung kan?"

Dan ucapan Yoongi mampu meluluhkan hati Jungkook. Terbukti dengan anak itu yang mulai melepas pelukannya pada Jimin tanpa membuka mata. Sedangkan Jimin sendiri segera mengambil baju lain agar Jungkook tak melihat darah yang ada di bajunya nanti.

Yoongi membersihkan hidung Jungkook dengan pelan. Sesekali ia akan mengucapkan kalimat penenang ketika Jungkook berkata 'aku takut hyung'. Sedangkan Taehyung menatapnya nanar karena itu seharusnya menjadi tugasnya.

" Tak apa Tae, berikan adikmu waktu. " ucap Jimin menepuk bahunya pelan. " menginaplah disini, jangan bawa dia pulang dengan suasna hati seperti itu. semoga besok bisa membaik "

Hujan di luar semakin deras, suasana semakin sendu. Taehyung yang tidak tahu harus berbuat apa pada akhirnya menurut pada ucapan Jimin. Taehyung hanya memberi pesan pada sang ayah bahwa ia menginap di rumah teman bersama Jungkook.

" Tidurlah di kamarku Tae, temani Jungkook "

" Kau?"

" Tenang saja, aku ada di kamar sebelahmu jika kau butuh sesuatu" ucap Jimin tulus. Dan mulai saat ini Taehyung percaya bahwa memang Jimin lah sahabat yang bisa ia andalkan.

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang