# 19

94 9 0
                                    


    Pagi itu, masih begitu terasa dinginnya udara yang terbawa dari sang malam. Jungkook memaksakan dirinya untuk ke sekolah sekalipun ruam-ruam di kulitnya masih tersisa. Hey apa pedulinya?

Jungkook turun ke dapur dan mengambil air dingin setelah segalanya sudah siap. Seo Yoon juga sudah ada disana menyiapkan sarapan bersama para maid. Entah kapan ia sampai dirumah. Jungkook memilih abai dan tak berkomentar apapun. Ia tak ingin bermasalah hari ini karena suasana hatinya benar-benar tak baik setelah kejadian bersama Taehyung semalam.

" Halo anak manis, kenapa tak menyapa ibumu? Apa kau takut?" tanya Seo Yoon setelah maid yang membantunya tak lagi disana. Jungkook seketika menghentikan kegiatannya.

" Ha ha ha, aku tidak akan melakukan apapun padamu hari ini anak manis. Tapi......mungkin kakakmu yang tersayang itu" ucap Seo Yoon lirih, namun masih terdengar jelas oleh Jungkook.

" Tidak bahaya juga sebenarnya. Kau tenang saja ini hanya racun yang tidak mematikan, khusus untuk kakakmu tercinta?" imbuhnya seraya menaburkan racun yang di maksudnya pada semangkuk dakjuk yang akan di berikannya pada Taehyung. jungkook sudah akan mengambil makanan itu dan membuangnya namun sayangnya Taehyung tiba-tiba saja datang membuatnya urung.

" Oh Taetae sudah bangun, ayo sarapan dulu sayang "

Seo Yoon meletakkan semangkuk dakjuk itu di depan Taehyung. jungkook tak tahu harus berbuat apa, ia tidak bisa langsung membuangnya bukan.

" Ayo Koo juga duduk sayang, kita tunggu ayah kalian ya"

Jungkook di samping Taehyung walaupun tak mendapat sapaan berarti seperti biasanya. Jungkook harus melakukan sesuatu. Jeon Daehyun datang dengan pakaian biasa saat beberapa mangkuk dakjuk sesuai jumlah mereka telah siap di meja. Pria paruh baya itu memberikan senyumannya ketika melihat keluarganya berkumpul semua. Ia memilih libur hari ini setelah pulang pukul tiga dini hari. Ia harus istirahat.

" Ayo sarapan anak-anak, setelah itu cepat berangkat sebelum terlambat "

" Ne appa " jawab Taehyung singkat.

" Oh Koo, tangan mu?"

Ucapan Jeon Daehyun membuat semuanya masih menunda acara mereka untuk makan. Taehyung tekesan acuh, namun tak dapat ia pungkiri bahwa ia juga sedikit khawatir melihat tangan Jungkook dengan ruam-ruam merah yang belum hilang. Pasti karena terkena udara dingin semalam bukan?

" Ah gwenchana appa, jangan di fikirkan "

" Tapi Koo"

" Gwenchana "

Jungkook kehilangan akal, ia tidak berkonsentrasi dengan pertanyaan sang ayah. Yang ia fikirkan hanya bagaimana caranya agar ang kakak tidak memakan bubur di hadapannya. Hingga saat Taehyung sudah bersiap memakan dakjuk itu, Jungkook menukarnya dengan cepat membuat Taehyung menatapnya keal.

" YAK JUNGKOOK, apa kau tahu kalau itu tidak sopan huh!"

Jungkook? Taehyung tak menyebutnya Koo lagi?

" Punya hyung terlihat lebih enak" ucap Jungkook seraya memakan dakjuk milik Taehyung dengan cepat. Tak peduli bahwa efek racun itu akan di tanggung dirinya nanti.

" Ayolah anak-anak, ini hanya dakjuk. Tak apa Tae, itu sama saja " ucap Daehyun yang mencoba melerai. Entah sejak kapan kedua putranya bisa bertengkar, bukankah hal itu tak pernah terjadi sebelumnya?

Diam-diam Seo Yoon tersenyum tanpa mereka ketahui.

" Aku kenyang !, aku berangkat eomma, appa" ucap Taehyung seraya meninggalkan mereka semua. Bahkan anak itu meninggalkan Jungkook yang biasanya selalu di antarnya. Taehyung tak peduli lagi sekalipun sang ayah mencoba memanggilnya.

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang