Daun maple berguguran dan memberikan kesan ketenangan pada manusia yang menyukainya. Di tambah langit Jingga yang menggantung dengan indah di ujung semesta membuatnya terlihat semakin memperlihatkan betapa bahagianya semesta hari ini.
" Kook, aku pulang ya " ucap Mingyu kala Jungkook masih menunggu Taehyung menjemputnya.
" Oke Gyu, kau tenang saja. Taetae hyung sebentar lagi pasti datang " Jawab Jungkook saat angin sore menerpa kulitnya dengan lembut, sedikit tidaknya mulai merambatkan rasa dingin kepada Jungkook dan itu tidak baik untuk kesehatannya.
Mingyu akhirnya pulang meski tidak begitu rela mengingat anak itu mudah sakit, namun ia sudah di tunggu ibunya karena sebuah janji temu.
" Bye Kook, terus telfon Taehyung hyung ya....mungkin ia lupa"
Jungkook tersenyum seraya mengacungkan jempolnya saat Mingyu melambaikan tangan. Sudah berkali-kali Jungkook menghubungi Taehyung namun masih tak ada jawaban. Beberapa pesannya juga tidak dibaca sama sekali. Jungkook jadi khawatir terjadi sesuatu karena sebelumnya Taehyung sudah berjanji untuk menjemputnya tepat waktu karena hanya mempunyai jadwal dua mata kuliah.
Setengah jam menunggu, Jungkook mulai semakin khawatir sehingga ia memutuskan untuk berjalan hingga halte bus yang berjarak 200 meter dari sekolahnya. Tak jauh memang, tapi jika Taehyung tahu pasti kakak nya itu akan marah karena khawatir.
Jungkook mulai menyusuri jalanan yang sepi karena temannya yang lain sudah lebih dulu pulang. Tapak demi setapaknya berusaha tenang walaupun pikirannya tidak tenang dan khawatir pada sang kakak. Hingga suara langkah terseok-seok menghampirinya dari belakang membuatnya langsung menoleh, menampakkan pria yang tidak ia kenal.
' Ini pertanda buruk ' batin Jungkook saat ia sadar bahwa bau menyeruak ketika pria yang mabuk itu tertawa tanpa alasan, jangan lupakan botol bir yang sudah kosong di tangannya. Jungkook tak bisa berpikir jernih, kakinya sudah bersiap untuk segera lari dari sana namun sialnya pria itu sadar dan menarik pundak Jungkook dengan kasar agar berhadapan dengan dirinya.
" Mau kemana anak manis?"
Jungkook semakin takut, namun ia tak bisa membela apapun. Ia tidak bisa beladiri. Kakinya bergetar dan keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya, pertanda bahwa ia ketakutan saat ini. otaknya tak mampu berpikir apapun selain berharap sebuah keajaiban mendatangkan Taehyung, kakaknya.
" Pa..paman..ak..aku___"
" Berikan uangmu sekarang juga anak kelinci.." Ucap itu dengan suara serak dan senyum menyeringai seolah Jungkook adalah mangsanya yang tepat.
" Ak..aku tidak punya...paman"
Jungkook jujur, ia memang tidak punya uang karena telah ia gunakan untuk membeli makan siang dan iuran kelas. Hanya tersisa kartu dari ayahnya yang tentu isinya berjumlah banyak disana. Jangan sampai pria itu mengambilnya atau Jungkook akan sangat merasa bersalah karena kelalaiannya.
" Ak...aku benar ti...tidak punya ..paman"
" Banyak bicara juga kau anak kecil !"
BUGH!
Satu pukulan dari pria itu tepat mengenai wajah Jungkook yang memang tidak siap menangkis apapun.
" Paman..aku__"
BUGH BUGH BUGH
Belum sempat Jungkook mengatakan apapun, Pria itu kembali melayangkan pukulannya bertubi-tubi pada Jungkook yang tersungkur tidak mampu melawan orang yang kekuatannya berkali lipat dari Jungkook itu. di tambah lagi pria itu mabuk yang tentu akan membuatnya buta untuk mengasihani Jungkook yang mulutnya sudah penuh darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
RandomJungkook dan Taehyung hidup bahagia dengan ayah mereka sekalipun tanpa hadir nya seorang ibu. Hingga seseorang hadir dalam hidup mereka, dan dengan antusias mereka juga menyambut dengan kedatangan seorang yang akan mengisi hari-hari mereka. Dia had...