#27

125 6 0
                                    

Gimana yeorobuuun, apakah aku terlalu gj😭😭😭😭😓😓😓

^^^^^^^^^^°
    Dua malam telah berganti setelah kejadian yang paling mengerikan terjadi di kehidupan Taehyung. dan yang paling membuatnya menyesal adalah penyebab segala yang terjadi ternyata ibu tirinya sendiri, hanya karena harta, terlebih lagi Jimin yang ternyata putra biologisnya menyembunyikan itu semua.
   Taehyung senantiasa berada disamping Jungkook yang belum juga membuka mata. Sudah dua hari, lewat dari perkiraan Seokjin dan Jungkook belum juga membuka mata. padahal suhu tubuhnya sudah kembali normal dan ruam-ruamnya juga mulai memudar.
   “ Koo, ayah sudah menunggumu. Kenapa tak bangun juga heum?” ucap Taehyung sendu. Genggamannya pada Jungkook tak juga di lepasnya. Ia berharap adiknya segera membuka mata.
    Daehyun sendiri sedang keluar ke kantin setelah Taehyung memaksa. Namjoon mengurusi sidang Seo Yoon yang akan di laksanakan sebentar lagi, jika Jungkook bisa hadir sebagai saksi tentu akan semakin mudah. Namun melihat kondisi Jungkook Taehyung khawatir untuk membawa Jungkook pengadilan, terlebih kedaan mental anak itu tentu akan terguncang karena trauma. Jika Jimin, anak itu belum terlihat hingga kini. Begitupun Yoongi. Dan Taehyung tak berniat untuk bertanya. Ada rasa kecewa meskipun semua bukan salah Jimin.
    “ Hy…hyung “
    Taehyung terkejut kala tangan yang di genggamnya kini mulai bergerak pelan. Jungkook mulai bersuara membuat Taehyung segera memencet tombol nurse call.
    “ Koo butuh sesuatu?”
    Jungkook hanya menggeleng sebagai jawabannya. Ia hanya ingin Taehyung terus berada di sampingnya saat ini.
   Tak lama kemudian Seokjin datang bersama perawat, membuat Taehyung harus keluar terlebih dulu. Hanya beberapa menit kemudian Seokjin keluar dari sana dan langsung di buru pertanyaan oleh Taehyung tentang keadaan sang adik.
   “ Tolong terus pantau keadaan Jungkook ne, segera panggil aku jika terjadi sesuatu. Untuk saat ini keadaannya memang baik-baik saja. Tapi aku takut terjadi sepsis, dan untuk mengetahuinya kita harus tahu respon dari tubuh Jungkook. Dan jangan lupa pastikan Jungkook tetap hangat agar vaskulitisnya tidak memperburuk keadaannya “
    “ Baik hyung “ jawab Taehyung. Seokjin pergi setelah memberi tepukan halus pada bahu kecil Taehyung.
    Seokjin juga harus memeriksa pasiennya yang lain saat ini. pasien yang sudah koma hampir delapan bulan lamanya. Pasiennya itu berada di lantai lima, di kamar paling ujung demi keamanan dan kenyamanan. Seokjin membuka pintu itu dan menampilkan sosok namja dengan perban yang masih melilit di sekitar wajah dan tubuhnya.
    “ Perkembangan yang bagus, setelah ini kau harus terapi berjalan ne…” ucap Seokjin yang jadwalnya hari ini melepas semua perban itu.
    “ N..ne dokter “
    “ Hey, sudah ku bilang panggil aku hyung saja oke!”
    “ I..iya hyung “
    “ Hoseok ah, cepat sembuh ne…”
>>>>>
        Sudah dua hari semenjak Jungkook sadar, Taehyung dan Daehyun tak pernah lekang terus menemani anak itu untuk melihat perkembangannya. Namun siang ini, Taehyung harus menghadiri seminar kampus karena menjadi panitia. Sedangkan Daehyun harus mengurus pekerjaannya di perusahaan. Tinggallah kini Jungkook sendirian di ruang rawatnya, hanya perawat atau Seokjin yang beberapa kali datang untuk memastikan.
     Jungkook berusaha bangun ketika ia merasa butuh ke kamar mandi. Ia tak mau memanggil perawat, ia memang tak pernah mau ke kamar mandi selain bersama Taehyung atupu ayahnya. Dengan usahanya sendiri Jungkook berusaha bangun. Satu tangannya memegang tiang infus, sedangkan tangannya yang lain berpegangan pada benda sekitar.
    “ Akhh kenapa perutku sakit sekali….” Rintih Jungkook seraya berjalan menuju ke kamar mandi. Ia tak mau berlama-lama karena tubuhnya juga tiba-tiba merasa kedinginan.
    Setelah selesai dari kamar mandi Jungkook tak sanggup lagi untuk sekedar melanjutkan langkahnya. Perutnya semakin berulah terasa melilit. Jungkook berjongkok berpegangan pada tiang infus dan satu tangannya yang lain mencengkram perut sisa bekas luka tusuknya.
    “ Hyu..ung…Seokjin hyung “ lirih Jungkook yang jelas tak akan di dengar oleh Seokjin. Tak ada siapapun disana sedangkan tubuh Jungkook bergetar karena menggigil dan kesakitan. Wajahnya pucat dan Keringat dingin mulai mengucur dari dahinya. Padahal dua hari belakangan ini ia merasa baik-baik saja.
CEKLEK
    Pintu terbuka kamar Jungkook terbuka. Ada rasa lega walaupun bukan perawat, Seokjin ataupun Taehyung yang datang kesana.
   “ H..hyung “
    Jimin datang. Jungkook menatapnya penuh harap karena ia tak sanggup untuk sekedar bangun dari sana. Jimin yang baru saja datang dan disuguhi pemandangan menyakitkan dari Jungkook membuat Jimin terkejut.
    “ Jungkook ah! Hey kenapa bisa begini?”
   Tanpa ba bi bu lagi, Jimin segera memapah Jungkook yang tampak kedinginan.
    “ Hyung…dingin…..”
    Jimin begitu kalut saat Jungkook mengeluh kedinginan, tubuh anak itu memang terasa dingin namun tetap saja mengeluarkan keringat.
   “ Perut…ku sakit sekali”
   “ Jungkook, perutmu berdarah “
    Jimin semakin kalut saat melihat darah yang tembus dari baju rumah sakit Jungkook. Namun anak itu tetap mencengkram erat perutnya karena kesakitan. Jimin yang tak dapat berpikir banyak langsung keluar dari sana untuk memanggil Seokjin, lupa bahwa ada tombol nurse call disana.
    Seokjin datang tergesa-gesa kesana di ikuti Jimin yang hanya bisa menunggu di luar ruangan. Padahal ia datang untuk meminta maaf dan menjelaskan segalanya. Namun yang ia temukan justru Jungkook yang sedang kesakitan. Jimin semakin merasa bersalah karena merasa hal itu terjadi karena ibunya.
     Saat Jimin sedang berjalan mondar-mandir di depan ruangan Jungkook dengan cemas, Taehyung datang tergesa. Melihat Jimin yang ada disana membuat Taehyung yang masih menggunakan almamater kampusnya menghampiri Jimin dan mencengkeram kerah baju Jimin. setelah apa yang terjadi, Taehyung tentu takut jika Jimin juga hanya bersandiwara untuk membantu ibunya.
   “ Apa yang kau lakukan disini brengsek!” sentak Taehyung pada Jimin dengan suara tertahan.
   “ Tae…ak..aku hanya datang dan ternyata__”
   “ APA! Kau datang untuk menyakiti Jungkook kan. Kau bekerjasama dengan ibumu untuk melukai adikku lagi kan ?”
   “ Ania….Tae, maaf jika aku___”
    “ Jangan bicara! Aku bahkan muak melihat wajahmu!”
   Taehyung melepas cengkeramannya pada Jimin dengan kasar, mulai memikirkan Jungkook yang tampak sedang di tangani Seokjin di dalam sana. Sesekali Taehyung melihat dari balik kaca.
    “ Kau…pergi saja dari sini! Tidakkah kau malu atas perbuatan ibumu? Bahkan mungkin kau juga ada di balik rencananya bukan ?”
    Ucapan Taehyung membuat Jimin menunduk sendu. Ia sadar ia pantas mendapatkan hal ini. ibunya sudah bertindak terlalu jauh pada keluarga Taehyung dan sialnya Jimin tak bisa membantu apapun atau mencegah apapun.
    “ PERGI!”
    “ Mian….mianhada”
    Jimin mengusap airmatanya yang turun perlahan kemudian pergi dari sana dengan langkah gontai. Meninggalkan Taehyung yang sedang dilanda khawatir. Jika saja boleh, Jimin juga ingin tetap berada disana, menunggu kabar keadaan Jungkook. Namun jika Taehyung tak mengijinkannya, apa yang bisa ia lakukan?
     “ Hyung apa yang terjadi dengan Jungkook?” tanya Taehyung saat Seokjin keluar dengan wajah lelahnya.
    “ Jahitannya di perutnya terbuka lagi karena perutnya terus ia cengkeram sejak tadi. Sepertinya ia mulai merasakan sakit di perutnya saat ku tinggalkan tadi. Suhu tubuhnya juga turun drastis Tae. Aku akan melakukan biopsi agar tahu apakah benar-benar terjadi sepsis. Segera hubungi paman Jeon, aku akan akan melakukannya sekarang “
    Perasaan Taehyung kacau saat mendengar hal itu dari Seokjin. Ia mengusap wajahnya kasar. Namun ia sadar harus segera menghubungi ayahnya.
>>>>>

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang