ANNYEONGHASEYO!!!!
Apa kabar semuanya??
✨✨✨✨✨
Malam pun tiba. Maba menutup ospek ini dengan acara makan malam bersama di aula. Tentu saja juga minum-minum. Sudah menjadi budaya bagi orang Korea.
"Mira, mau?" tanya Arin menunjukan botol soju pada Mira.
"Anieyo, aku tidak minum." Mira menolak sopan. Di Indonesia minuman yang membuat mabuk sedikit tabuh. Teman-teman maupun keluarganya juga tidak ada yang minum. Minho saat tinggal di Indonesia juga berhenti mengkonsumsi alkohol. [Aniyo; tidak]
Beberapa menit kemudian teman-temannya mulai mabuk. Bahkan ada yang beberapa sudah mabuk total. Mira yang melihat itu merasa pengap dan kurang suka bau alkohol.
"Arin, aku keluar sebentar," ujar Mira kepada Arin yang sudah setengah mabuk.
Mira melangkah keluar dari aula. Berniat untuk mencari udara segar. Langkahnya terhenti di sebuah jembatan kayu menyebrang. Mira menaruh tangannya sebagai tumpuan di tangan jembatan. Wajahnya menatap langit malam yang indah dengan banyak cahaya bintang di sana. Sudah lama sekali dia tidak keluar malam.
"Hei, ngapain?"
Suara laki-laki. Itu adalah Ranza, dia baru saja menyapa Mira dengan bahasa Indonesia. Cukup membuat Mira kaget.
"Cari angin," jawab Mira dan kembali menatap ke langit.
Ranza berjalan menghampiri Mira. "Kamu nggak minum?" tanyanya seraya menyandarkan tubuh ke tangan jembatan.
Sekarang mereka seperti melakukan percakapan rahasia. Lihatlah, mereka berkomunikasih menggunakan bahasa Indonesia. Dan hanya berdua.
"Engga," jawab Mira lagi dengan kepala masih menatap langit.
Lagi-lagi Mira hanya menjawab singkat. Ranza ingin lebih. Dia ingin berkomunikasih lebih banyak.
"Kamu baru disini, Mira?" Ranza memutar tubuhnya. Mengikuti posisi Mira. Dengan kedua tangan sebagai tumpuan di tangan jembatan.
"Nggak juga sih. Dulu gue sering kesini. Terus karena ingin kuliah disini, gue kembali ke Korea untuk pertama kalinya."
Kali ini Ranza mendapatkan jawaban yang cukup panjang dari Mira. "Jadi kamu belum pernah jalan-jalan ke kota dong?"
"Dulu pernah. Tapi sekarang belum."
Ranza tersenyum mendengarnya. "Kapan-kapan aku ajakin jalan-jalan deh."
"Boleh." Mira menjawab dengan senyum lebar menatap wajah Ranza. Dia ingin sekali menjelajahi setiap sudut Korea.
"Ya! Kang Mira! Choi Ranza!" Suara seseorang memanggil nama mereka.
Mira dan Ranza menoleh bersamaan.
Itu adalah Yohan. "Kalian ngapain disitu?"
"Cari udara segar!" balas Ranza sedikit berteriak.
"Jangan lama-lama diluar. Udara masih dingin."
"Ne.." balas Ranza lagi.
Lalu Yohan melangkah masuk kedalam aula meninggalkan mereka berdua.
"Dia mabuk?" Mira bertanya menatap punggung Yohan yang menghilang di balik pintu.
"Kayaknya sih iya," jawab Ranza yang juga ikut menatap pintu aula walau sudah tidak ada Yohan di sana. Setelahnya hanya ada suara ketawa mereka berdua.
"Ranza," panggil Mira.
Pemilik nama langsung menoleh.
"Lo di sini udah berapa lama?" tanya Mira menatap Ranza. Mira tahu betul bahwa budaya sopan di Korea adalah menatap mata lawan bicaranya saat mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIRIOS: Because i like it! [END]
Teen Fiction⚠️ Cerita ini dapat menyebabkan perut butterfly, hati meleyot, sedikit tetesan air mata mungkin, dan menghalu di luar batas normal❤️ °~°~°~°~° Namanya Mira Ayunda Kang. Dia memiliki darah campuran Korea-Indonesia. Gadis berdarah campuran itu memilik...