ANNYEONGHASEYO!!!!
Menu baru Sunlovehi kini di minati oleh banyak orang. Ketiga barista yang sedang melayani pelanggan tidak dapat beristirahat sanking sebuknya. Karena pelanggan terus menerus berdatangan.
Tanpa sadar, waktu berjalan begitu cepat. Hari sudah menunjukan waktunya closingan. Sunlovehi yang tadi ramai kini sudah tinggal beberapa orang saja. Ketiga barista itupun hanya tinggal menunggu pelanggan siap menghabiskan minuman mereka dan pergi.
Sembari menunggu, ketiga barista itu mempergunakan waktunya untuk mengobrol dan bercanda riah di meja dekat pintu masuk. Suara bel di atas pintu berbunyi, menandakan ada seseorang yang masuk. Membuat ketiga barista itu sontak menoleh bersama ke arah pintu.
Cowok berwajah asing dengan baju serba putih. Umurnya sekitar beberapa tahun di bawah mereka. Jelas bisa di tebak dia bukan orang Korea. Cowok itu melangkah masuk tanpa ragu. Sepertinya dia tidak membaca tulisan tutup di depan pintu.
Ranza berdiri menghampirinya. "Maaf, tapi kami sudah tutup."
Cowok berwajah asing itu diam menatap Ranza lama. Kedua sudut bibirnya perlahan terangkat terukir senyuman tipis. "Gue kesini untuk bertemu dengan lo," tatapan matanya berahli ke name tag yang berada di atas saku kantung Ranza. Ada tulisan alfabet tepat di bawah tulisan hangul. "Ranza Darma Choi."
Kedua alis Ranza mengkerut kebingungan. Untuk apa Cowok itu ingin bertemu dengannya? Apa lagi cowok itu menggunakan bahasa Indonesia kepadanya. "Apa kita..?"
"Gue Zafran."
Tepat saat nama itu di sebut. Ranza langsung mengingat di mana dia pernah mendengar nama itu. "Temannya Mira, iyakan?" tebaknya dengan senyum lebar.
Cowok berpakaian serba putih itupun mengangguk masih dengan senyum hangat yang mengambang di bibirnya.
Niat Ranza yang ingin menolaknya untuk masuk, kini hilang entah kemana. Zafran telah masuk dan duduk nyaman di salah satu kursi di sana. Bahkan Ranza rela membuatkan minuman dengan menu yang baru saja launching. Padahal alat-alat kopinya sudah di cuci bersih. "Ada apa datang kesini?" seraya meletakan minuman ke atas meja.
"Lo nggak usah repot-repot begini. Gue cuma mampir sebentar." Zafran merasa tidak enak saat Ranza benar-benar melayaninya seperti pelanggan.
"Temannya Mira, artinya temanku juga," sebelum menjatuhkan bokongnya ke kursi depan Zafran. Mereka duduk berhadapan sekarang.
Woobin dan Daejung sedang membereskan kursi dan meja. Mereka melarang Ranza untuk ikut bersih-bersih karena ada tamu yang harus di temani. Terlebih lagi, tamu itu adalah temannya Mira.
Zafran meraih menuman di depannya, lalu menyedotnya. Rasa manis memasuki tenggorokannya. "Wah, enak banget."
Ranza tersenyum bangga. Menu racikannya tidak pernah gagal.
Zafran meletakan kembali menuman itu. Raut wajahnya telah berubah menjadi serius. Seakan dia akan membuka percakapan yang serius. "Bagaimana kabar Mira?"
Mengingat kembali bagaimana perlakuan Mira sekarang ini mampu membuat Ranza merasa bersalah. Mira sedang tidak baik-baik saja.
"Dia baik," kata Ranza pelan. "Tapi enggak dengan hatinya." Menundukan kepalanya dalam, tak ingin menunjukan wajah bersalahnya di depan Zafran.
Zafran menatap wajah lelaki berdarah campuran di depannya. Wajah lelaki itu tampan, kulitnya tidak seputih kulit orang Korea pada umumnya. Dan dia memiliki tutur kata yang baik. Bahkan saat menolak dirinya masuk ke sini saja, nada suaranya benar-benar menenangkan untuk di dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIRIOS: Because i like it! [END]
Teen Fiction⚠️ Cerita ini dapat menyebabkan perut butterfly, hati meleyot, sedikit tetesan air mata mungkin, dan menghalu di luar batas normal❤️ °~°~°~°~° Namanya Mira Ayunda Kang. Dia memiliki darah campuran Korea-Indonesia. Gadis berdarah campuran itu memilik...