4. Not expect

279 82 36
                                    

Yuk dukung author dengan vote dan follow akunnya, jangan lupa ramaikan dengan komen di setiap partnya.

Biar makin semangat ngelanjutin cerita ini 😊💜

.
.
.

🪻🪻🪻

Elano membawa Evelyn yang tiba-tiba jatuh pingsan ke Rumah Sakit terdekat,
Johan meminta Elano yang menemani Evelyn saat menjalani pemeriksaan, sedangkan ia memilih untuk menjaga anak anjing yang sempat di tolong oleh Evelyn di dalam mobil yang diparkiran area Rumah Sakit.

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Elano kepada Dokter yang menangani Evelyn, perlahan Evelyn membuka matanya. Menyesuaikan cahaya ruangan yang masuk ke dalam netranya.

"Ia alergi bulu anjing, sebaiknya jangan memelihara atau dekat dengan anjing apa lagi pasien sedang hamil 10 Minggu hal itu bisa saja mengganggu kesehatan janinnya. Sebaiknya anda segera membawa istri anda ke Dokter kandungan untuk memeriksanya lebih lanjut, saya khawatir jika janinnya menjadi lemah." Saran Dokter tersebut, dan hanya dijawab dengan anggukan yang terlihat canggung oleh Elano, setelah memberi penjelasan ia meninggalkan Elano dan Evelyn di ruang perawatan.

Elano menatap Evelyn tak percaya, jadi dia sedang mengandung. Sedangkan Evelyn tampak meremas selimut yang menutupi perutnya, bulir-bulir air mata tak sanggup ia bendung melesat begitu saja membasahi pipinya. Namun, segera ia menyekanya.

"Kau punya alergi, kenapa memegang anjing? Kau dengar apa yang di katakan Dokter tadi?" Elano duduk di sebelah brankar Evelyn.

Evelyn mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Aku tak tega melihat anak anjing itu diperlakukan seperti tadi."

"Anak anjing tadi akan ku bawa saja, sepertinya ia tak memiliki tuan. Dan kau jaga kandunganmu jangan lakukan hal seperti tadi, apa kau lupa jika kau sedang hamil?"

Evelyn hanya diam dan memalingkan wajahnya, ia kembali meremas selimut seraya menahan luapan isi hatinya.

"Apa ku tak menghubungi suamimu? Ia pasti cemas jika melihat mu seperti ini."

Evelyn masih saja tak bergeming, merasa tak ada yang akan di bicarakan lagi, dan Elano berpikir bahwa suami dari wanita yang pingsan karena alergi bulu akan datang menjemput, akhirnya Elano memutuskan untuk kembali ke apartemennya setelah sebelumnya memastikan bahwa Evelyn mendapatkan perawatan yang baik dan membayar biaya nya.

Sebelum ia benar-benar meninggalkan Evelyn, Elano kembali menghampiri Evelyn padahal ia sudah berjalan hingga lobby Rumah Sakit, entah kenapa perasaannya tak tenang jika meninggalkan wanita itu sendirian, "Aku akan menunggu sampai suamimu datang,"
u

jar Elano, duduk kursi di samping brankar.

"Aku akan pulang sekarang, Dokter sudah mengijinkan untuk pulang kan?" Evelyn bersiap untuk turun dari brankar.

Elano membatu Evelyn untuk turun dari brankar, dengan memegang tangannya. "Iya, kau boleh pulang sekarang, Apa suamimu sudah di depan?"

"Kenapa kau begitu penasaran dengannya? Kau ingin berkenalan dengannya? Tapi sayang sekali aku tak memiliki seseorang yang kau sebut sebagai suami itu." Evelyn berjalan meninggalkan Elano yang mematung memandangi punggung Evelyn setelah ia mengucapkan hal itu.

𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang