22. The trauma came back

207 44 5
                                    

Evelyn tengah menyalakan perapian di ruang tengah villa yang mereka tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Evelyn tengah menyalakan perapian di ruang tengah villa yang mereka tempati. Udara malam semakin dingin ditambah Elano yang masih merasakan sedikit pusing di kepalanya, tengah duduk di sofa berwarna cream tak jauh dari perapian kayu. Mengamati setiap pergerakan Evelyn.

Elano tetap bersikeras tak ingin ke Rumah Sakit, ia beralasan ingin menginap di villa beberapa hari lagi. Karena jarak untuk ke Rumah Sakit cukup jauh. Pada akhirnya, Evelyn memanggil seorang Dokter untuk memeriksa keadaan Elano. Wanita itu sangat mencemaskan keadaan Elano yang beberapa kali merasakan pusing.

Minumlah obatnya, Evelyn menyodorkan dua butir obat ke arah Elano. "Dokter bilang kau harus banyak beristirahat, kau kelelahan." Elano hanya mengangguk, menuruti perintah Evelyn, setelah menelan obat yang di berikan.

Sejemang kemudian, "Lyn." Panggil Elano sambil menggenggam tangan Evelyn.

"Mm ... Ada apa?" Evelyn menghangatkan tubuh Elano dengan selimut dan menutupnya hingga leher, ia juga memakaikan sarung tangan hangat di kedua tangan Elano. Dan memberikan hot pack untuk Elano genggam.

Elano menyandarkan tubuhnya duduk di sofa dekat perapian, sebelumnya ia membaringkan tubuhnya di sofa. Elano menepuk sisi kanannya mengisyaratkan Evelyn untuk duduk di sebelahnya.

"Kemarilah, aku tak butuh selimut ini. Aku hanya ingin memeluk mu agar tubuhku hangat. Kau pasti juga kedinginankan?" Evelyn menuruti Elano duduk disebelahnya, yang sudah merentangkan kedua tangannya siap untuk memeluk Evelyn.

Dengan jari telunjuknya, Evelyn mendorong pelan dahi Elano. "Jangan mencari kesempatan, pakai selimutmu lagi." Evelyn membenarkan selimut untuk membungkus tubuh Elano lagi. Membuat Elano mendengus kesal.

"Bagaimana jika kau berubah menjadi vampir? Lalu menggigitku?" Evelyn membayangkan Elano berubah menjadi vampir lalu menghisap darahnya.

"Jika aku seorang vampir maka, aku adalah vampir modern, tidak akan mengigit paling hanya menghisap," Elano terkekeh. Ada-ada saja pemikiran wanita satu ini. Masih saja Evelyn memikirkan hal konyol seperti itu.

Evelyn mencebik, "Lalu kenapa saat melihat bekas cat merah di leherku seakan melihat darah? Atau jangan-jangan waktu itu, ketika  di apartemen di bajumu ada noda merah, itu beneran darah? Apa kau psikopat? Atau kau seorang pria yang terkena kutukan sehingga kulitmu putih pucat seperti ini?" Kembali rentetan pertanyaan aneh di lontarkan Evelyn, membuat Elano kembali terkekeh. Seperti sedang  meladeni pertanyaan seorang anak kecil yang sedang masuk ke dalam imaginasinya.

"Kau harus mengurangi menonton film, memangnya selama ini aku pernah menyakitimu? Sampai kau berpikiran aku seorang psikopat." 

"Tapi entah mengapa tempat ini seperti memiliki kenangan yang aku sendiri tidak tau itu apa? Aneh sekali rasanya," imbuh Elano.

"Aku juga merasakan tidak asing dengan tempat ini, tapi aku belum pernah berkunjung ke sini sebelumnya." Evelyn memutar bola matanya seraya mengingat kembali beberapa memori yang sudah ia lewati.

𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang