7. Unwanted meeting

250 81 27
                                    


Pencet tombol vote dulu yuk my🤭

Gumawo yang sudah menyempatkan diri untuk membaca lanjutan dari kisah double E ini🥰

🪻🪻🪻


Hingga sore hari Irene masih betah bercengkrama bersama Evelyn nampaknya keduanya begitu cocok seorang perempuan yang telah lama merindukan sosok seorang ibu dan seorang ibu yang menginginkan memiliki anak perempuan.

Bahkan mereka tak ada rasa canggung lagi untuk saling melempar canda, dan menceritakan masa kecil Elano yang tentunya belum pernah Evelyn ketahui.

Sedangkan lelaki yang sedang di review oleh kedua perempuan itu tengah bergelut dengan berkas-berkas kantor yang di bawa Johan semalam, ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya, dan melakukan meeting virtual bersama rekan bisnisnya. Ia sengaja tidak masuk ke kantor karena tak tega meninggalkan sang ibu di apartemennya terlebih ia was-was jika Evelyn membeberkan apa yang sebenarnya terjadi.

Elano tak tau lagi harus mencari wanita mana lagi yang akan ia jadikan kekasih sedangkan waktu terus berjalan, bahkan ibunya sudah terlihat senang dengan kehadiran Evelyn yang tak sengaja tertidur di kamarnya.

Ia tak ingin membuat kecewa ibunya, saat keluar dari ruangan kerja untuk mengambil minum, Elano sempat berhenti mendengarkan sesaat apa yang sedang dibicarakan kedua wanita itu.
Terlihat ibunya seperti sudah sehat kembali karena kehadiran Evelyn. Bahkan mereka tertawa bersama. Padahal ibunya tak seceria itu semenjak kepergian ayahnya. Tetapi, hari ini berbeda, binar kebahagiaan terpancar jelas dari raut wajah dan kedua binar mata Irene.

Bahkan ketika dahulu saat ibunya bersama Wendy, wanita paruh baya itu tak terlihat seceria ini nampak hanya seperti basa basi semata. Namun, saat bersama Evelyn apapun ia bicarakan bahkan mereka seperti teman seumuran.

Hal itu membuat Elano menyunggingkan senyum tipisnya, kemudian berjalan kembali ke ruang kerjanya.


"Kau ada alergi apa nak? Makanan? Ibu akan hati-hati jika memasak untuk mu nanti." Irene membelai surai Evelyn.

"Ah ... itu ... bukan alergi makanan Bu, aku alergi bulu anjing atau kucing, seminggu yang lalu aku menyelamatkannya dari orang yang akan menyiksanya, kasihan sekali."

"Kau baik sekali nak, lalu bagaimana dengan anak anjing itu? Dan kau sudah mendingan sekarang?"

"Aku sudah baikan bu. Aku memberi nama anak anjing itu dengan sebutan Holy, sepertinya Holy diletakkan di kamar tamu oleh Elano. Apa dia sudah makan?" Evelyn mengarahkan pandangannya ke arah kamar tamu yang tertutup rapat itu. Terdengar suara gongongan kecil Holy.

"Ibu akan memeriksanya, sepertinya Elano belum memberinya makan. Kau di sini saja." Irene meninggalkan Evelyn di ruang tengah untuk melihat Holy dan memberinya makanan.

Setelah mengurusi Holy, Irene kembali menemani Evelyn yang sedang menonton drama di televisi sambil memakan snack kentang, entah kenapa ia tak merasa mual lagi. Semoga kedepannya tak ada rasa mual lagi karena masa kehamilannya, jadi ia bisa memenuhi gizi untuk calon aeginya.
Meski akan membesarkannya seorang diri, ia harus tetap memperhatikan perkembangan aeginya.

"Ibu ingin menginap di sini?" Tanya Evelyn sambil merebahkan diri di pangkuan Irene, rasanya nyaman sekali sama seperti saat bersama mendiang ibunya dahulu.

𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang