🪻🪻🪻
Evelyn hanya terpaku, hingga tak mengedipkan matanya memandang lurus ke arah Elano. Hingga Elano melambaikan tangannya di depan paras Evelyn dan berhasil membuatnya tersadar.
Rasanya, seakan semua cahaya hilang dan berkumpul di satu objek, yaitu sang pria yang sedang memegangi palet di tangannya. Evelyn tiba-tiba mengangumi paras Elano bagaikan makhluk vampir yang konon katanya memiliki paras menawan yang berkali lipat lebih dari manusia biasa tatkala pria itu berucap berucap, "Wanita itu adalah kau, Evelyn Lee."
"Apa kau mulai terpesona denganku?" Elano mengembangkan senyum khasnya yang memperlihatkan deretan gigi kecilnya yang berjejer rapi.
Evelyn mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunannya, "Eoh ... jangan bercanda El. Aku hanya ingin menjalani hidupku dengan tenang. Aku tak ingin memikirkan hal yang rumit."
"Aku tidak akan memaksamu lagi seperti saat aku memintamu untuk menikah denganku karena kesehatan ibuku. Tetapi kali ini aku memintamu, atas dasar apa yang aku rasakan ketika bersamamu. Dan aku akan berusaha agar kau bisa merubah pikiranmu bahwa jika kita bersama, kita bisa menguraikan setiap hal yang rumit." Elano mencoba mengutarakan apa yang ada di dalam benaknya.
"Membayangkan tentang masa depan saja sudah membuatku takut." Evelyn menunduk sedih.
"Jangan takut dengan hal yang belum tentu terjadi. Apa yang kau pikirkan secara terus menerus semesta mengetahuinya dan mengabulkannya. Jadi jangan memikirkan hal buruk," tutur Elano. Ia kembali melanjutkan menyelesaikan lukisan realisme yang ia tuangkan ke dalam kanvas sesuai apa yang ia lihat di sekitar saat ini.
Setiap kata yang diucapkan Elano berhasil membuat Evelyn tersadar, semenjak kejadian penculikan itu, Evelyn mengurung dirinya sendiri untuk tidak memberanikan diri melangkah maju. Seakan membiarkan dirinya terjebak di dalam sangkar bernama duka. Namun bukankah, ia pernah nekat terbang kembali ke Korea untuk melanjutkan hidup menghindari Dante. Lalu di mana keberaniannya untuk mengubah hidup?. Sejenak Evelyn kembali termenung. Mengingat masih ada oppanya yang begitu menyayanginya dan menginginkan kebahagiaannya kembali.
Namun, apa yang di katakan Elano kali ini kembali mengingatkannya kepada seseorang di masa lalu."Tunggu. Aku jadi teringat seseorang karena kalimat yang barusan kau katakan." Evelyn mengerutkan dahinya mengingat-ingat siapa orang itu.
"Apa kau lupa? aku pernah mengatakan itu saat di pesawat waktu itu. Kau ketakutan sampai melukai paha ku karena kuku mu itu?" sepertinya Elano masih ingat dengan jelas saat pertama kali mereka bertemu.
Evelyn mencebik, "Kau selalu mengingat itu, padahal aku sudah meminta maaf."
Elano tertawa melihat Evelyn yang terlihat kesal, "Kau selalu terlihat menggemaskan jika aku menggodamu dengan mengingatkan hal itu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞
Fanfiction[Telah Terbit Novel] ❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗ Bagaimana bisa, seorang pelukis dan desainer yang bertemu dengan tanpa disengaja, tiba-tiba saja sepakat melakukan sebuah sandiwara pernikahan? Suatu ketika mantan kekasih Evelyn muncul dan m...