8. Request

260 81 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Elano berjalan menuju apotek, ia melihat dua orang sedang berdebat. Tak jauh tempatnya berdiri, sehingga membuatnya dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan. Ketika lelaki itu mulai menarik kasar tangan wanita yang berjalan mendahuluinya
Membuat wajah wanita itu menghadap ke belakang arah Elano, samar-samar Elano seperti begitu mengenali wajah wanita itu namun, masa itu rasanya sudah sangat lama.

Hatinya tergerak untuk membantu. Bergegas ia mendekati wanita itu dan ternyata adalah Evelyn. Ketika dari jarak jauh Elano memandang wajah Evelyn tak nampak seperti itu, seperti memiliki kesan kuno. Berbeda saat bertemu di dalam pesawat waktu itu. Bahkan kali ini rasanya mereka memiliki keterikatan dan sesuatu yang tak bisa di jelaskan.

"Tak perlu repot-repot, urusi saja istrimu itu. Evelyn sudah menjadi tanggung jawab ku sekarang." Elano mengurai genggaman tangan Dante pada pergelangan tangan Evelyn.

Evelyn menatap Elano dengan bingung, kenapa pria ini ada di sini? dan apa yang ia bicarakan. Namun ia lebih memilih diam, dan berdiri di samping Elano setelah Elano berhasil melepaskan genggaman Dante pada tangannya.

"Memangnya kau ini siapa? Kenapa ikut campur dengan urusanku?" Dante menyunggingkan senyum remehnya.

"Aku calon suaminya," ujar Elano dengan tegas dengan rahang yang terlihat mengeras.

Dante mengusap hidungnya yang tak gatal sedangkan salah satu tangannya berkacak pinggang, "Cih ... apa kau mau menikahi wanita yang sedang mengandung benih dari lelaki lain? Apa tidak ada wanita lain?" Dante menggelengkan kepalanya tak percaya.

Sedangkan Evelyn hanya menunduk, merasa sakit hati dengan perkataan Dante seakan ia telah menghancurkan harga dirinya, jika saja ia mau bertanggung jawab. Tapi Dante malah menikahi wanita lain di saat persiapan pernikahan Evelyn dan Dante sudah hampir selesai maka keadaan tak akan seperti ini. Terasa begitu sesak dan nyeri yang Evelyn rasakan di dalam dadanya namun, dengan sekuat tenaga ia tak akan meluapkannya dengan air mata. Ia mengatur napas untuk menjaga buliran air agar tak melesat keluar meski irisnya mulai memerah.

"Dia berhak mendapatkan kebahagiaan, dan aku akan mewujudkannya. Aku bukanlah pecundang seperti mu!" jelas Elano, menampilkan seringainya.

"Apa katamu! Pecundang?! Beraninya kau!!" Dante menarik baju Elano lalu melayangkan kepalan tangannya ke arah pipi Elano.

Dengan cekatan Elano dapat menghindarinya. Melihat lawannya dapat lolos dari pukulannya, Dante kembali melayangkan pukulan ke arah Elano dengan sigap Elano dapat menghindarinya lagi, lalu mengunci pergerakan Dante dengan menarik tangan Dante kebelakang dan menjatuhkannya ke lantai, Elano berjongkok di sebelah Dante yang terterungkup dan masih menguncinya.
"Jangan ganggu calon istri ku lagi atau kau tak kan menghirup oksigen lagi!" ancam Elano.
Dante berusaha memberontak namun kekuatan Elano begitu kuat mengunci pergerakannya. "Yak!!! Lepaskan aku!!" Dante meninggikan baritonnya.

𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang