🪻🪻🪻
Elano masih mengamati gantungan kunci yang menggantung ditas Evelyn, yang di letakkan samping tempat kursinya. Elano membalikkan kepala kucing itu terdapat benang jahitan yang membentuk sebuah inisial. Membuat Elano penasaran, lalu menatap Evelyn yang sedang menikmati makan malamnya.
Usai makan malam Evelyn dan Elano, Duduk di taman belakang rumah sambil melihat Holly yang tengah asyik bermain dengan Elano.
"Aku ingin menggendongnya, lihat dia seolah ingin meraihku." Holly nampak mondar mandir di dekat Evelyn namun, selalu dicegah oleh Elano karena mengingat alergi yang Evelyn derita karena bulu anjing.
"Kau bermain denganku saja, nanti dia pingsan lagi aku yang repot." Elano menggendong Holly dan di jauhkan dari Evelyn. Namun Holly seakan tak terima, ia berusaha untuk meloloskan diri sambil mengonggong seakan meminta pertolongan kepada Evelyn.
Evelyn melambaikan tangannya, "Aku di sini, tapi kita tak bisa berdekatan. Aku juga sedih Holly. Tapi mau bagaimana lagi?, penyakit sialan ini sudah memberi jarak untuk kita," ujar Evelyn dengan mata berkaca-kaca.
"Apa kau inginku buatkan lukisan Holly agar di pasang di kamar mu untuk menemanimu di rumah?" tawar Elano.
"Woah ... ada maksud apa lagi ini? Kenapa tiba-tiba kau menawariku hal baik?" Selidik Evelyn curiga. Melirik Elano dengan ekor matanya.
"Tidak mau? Ya sudah," ucap Elano datar.
"Holly senang sekali melihat kalian datang, tapi kau harus jaga jarak Lyn. Kalian sudah seperti orang tua dan anak jika bermain dengan Holly. Aku jadi tak sabar menunggu kelahiran baby Min." Irene ikut bergabung bersama mereka di taman belakang, sambil membawa sepiring buah jeruk dan peach.
Evelyn hanya tersenyum canggung sedangkan Elano malah terfokus dengan buah jeruk yang di bawa ibunya lalu dengan sigap langsung mengupasnya setelah meletakkan Holly di kandangnya. "Yak ... ibu membawa buah ini untuk Evelyn." Protes Irene. Memukul pelan tangan Elano.
"Aku harus memastikan dulu apakah jeruknya manis atau tidak." Bela Elano, "Emm ... " Elano merasakan buah jeruk, "Manis, makanlah." Irene menyodorkan sebuah jeruk kepada Evelyn.
"Ibu membeli buah dengan kualitas bagus untuk calon menantu ibu, dia harus sehat. Awas saja jika kau habiskan!" Perkataan Irene membuat Elano memanyunkan bibirnya.
Mereka tertawa bersama karena perebutan jeruk ini. Sejenak jika ada yang melihat bagaimana mereka saat ini bercengkrama terasa begitu dekat dan hangat, tak akan ada yang mengira jika Elano dan Evelyn hanya bersandiwara, yang terpenting Elano hanya ingin membahagiakan ibunya dengan menuruti permintaannya. Bahkan Evelyn terlihat begitu natural memainkan perannya begitu pula dengan Elano.
"Ibu senang melihat mu sebahagia ini El. Sudah lama sekali kau tak pernah tertawa lepas. Ibu bahagia akhirnya kau menemukan kenyamanan bersama Evelyn." Irene mengusap pundak Elano dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞
Fanfiction[Telah Terbit Novel] ❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗ Bagaimana bisa, seorang pelukis dan desainer yang bertemu dengan tanpa disengaja, tiba-tiba saja sepakat melakukan sebuah sandiwara pernikahan? Suatu ketika mantan kekasih Evelyn muncul dan m...