Setelah dua hari, semenjak sang pemilik apartemen mendatangi Evelyn. Kini ia tengah merapikan barang-barangnya, setelah memutuskan untuk tinggal di Korea lebih lama lagi. Di samping ia masih mengembangkan cabang butiknya yang ada di Korea. Entah mengapa ia seakan tak ingin jauh dari Elano semenjak ia mengetahui bahwa pria yang gemar memakan jeruk itu adalah teman masa kecilnya.
Henry menyarankan agar Evelyn tinggal di rumah orang tuanya yang sudah lama kosong. Rumah itu masih sangat terawat karena Henry menyewa orang untuk rutin membersihkan, dan memberikan perawatan untuk rumah yang cukup luas dengan taman kecil di depan rumahnya.
Awalnya Evelyn menolak untuk tinggal di rumah itu, namun karena Henry juga masih berada di negara ginseng tersebut, untuk menyelesaikan bisnis yang baru saja ia ambil alih dari perusahaan Dante yang berada di Korea. Maka Evelyn bersedia untuk tinggal kembali ke rumah yang penuh kenangan bersama orang tuanya ini. Henry berjanji akan menemani Evelyn sementara waktu. Selain itu, mereka juga harus menghadiri sidang untuk putusan yang terakhir.
Elano ikut membantu kepindahan kakak beradik itu. Henry dan Elano bahkan kini semakin dekat seperti saudara lelaki. Henry sangat bersyukur ada Elano yang dengan sabar dan telaten membatu kesembuhan Evelyn.
Sidang putusan akhir akan di laksanakan esok hari, Henry, Elano dan pengacara yang menangani kasus Evelyn tengah membicarakannya di ruang kerja Henry yang dulunya di gunakan oleh appanya.
Sedangkan Evelyn kini tengah mempersiapkan makan malam, ia memilih untuk tidak bergabung, karena tak ingin mengingat kembali tentang apa yang sudah Dante lakukan kepadanya. Sangat menyakitkan ketika memori itu kembali berputar, di saat seseorang membahas kenyataan pahit yang pernah ia alami.
Bahkan ketika dua kali menghadiri persidangan, Evelyn merasa tidak nyaman dan harus meminum obat penenang setelah kembali ke apartemen. Ia merasakan sesak di dada, bahkan gejolak ingin menyakiti dirinya sendiri. Beruntung Elano selalu mendampinginya. Dan hal yang tak di inginkan bisa di cegah.
Usai Elano bergabung dengan Henry dan pengacara. Ia memilih untuk keluar ruangan terlebih dahulu untuk memastikan keadaan Evelyn. Pria itu tak tenang jika Evelyn kembali nekat menyakiti dirinya. Terlebih wanita itu sedang di dapur dengan peralatan tajam di sana.
"Kau memasak apa hari ini?" tanya Elano, sambil melihat panci yang mengeluarkan uap panas dengan menghirup aroma masakan yang menggugah selera.
"Galbitang, kau menyukai daging 'kan?" ucap Evelyn sambil mengaduk masakannya.
"Woah ... apa kau sudah menanak nasi? Sepertinya aku akan makan banyak hari ini."
"Lihat perutmu, apa kau mau perutmu sebesar ibu hamil enam bulan?" Evelyn terkekeh melihat Elano mengusap perutnya yang rata.
"Setelah makan aku akan workout sebelum tidur."
"Ngomong-ngomong, bagaimana rasanya hamil hingga perut rasanya terisi penuh?" Evelyn menghembuskan napas pelan, kembali mengingat masa kehamilannya dahulu. Jika saja saat itu janinnya dapat bertahan. Ia pasti akan merasakan bagaimana menjadi calon seorang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞
Fanfiction[Telah Terbit Novel] ❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗ Bagaimana bisa, seorang pelukis dan desainer yang bertemu dengan tanpa disengaja, tiba-tiba saja sepakat melakukan sebuah sandiwara pernikahan? Suatu ketika mantan kekasih Evelyn muncul dan m...