22

4K 159 9
                                    

"le-pa-sinh Te-guh!!" Tian mencoba memberontak namun usahanya sia-sia karena tenaganya tak sekuat milik Teguh.

"DIEM!! KAMU BERGERAK AKU PATAHIN TANGAMU!!" ancam Teguh

"Te-guh!! Buketnyah!!" Buket yang Tian bawa jatuh dan lepas dari genggaman Tian

"BIARIN!! MASUK!!" Teguh membuka pintu kamarnya dan menyuruh Tian masuk.

Tangan Tian diseret masuk secara paksa oleh Teguh. Teguh menutup pintu dengan kasar.

BRAK!!

Suara pintu kamar Teguh yang ditutup secara kasar memantul kemana-mana. Tian kaget dan sangat panik. Ia tak tahu harus apa sekarang, pikirannya sangat buntu.

Tian pun duduk di pinggiran kasur milik Teguh. Ia tak mau berdiri terus menerus. Karena Tian memiliki penyakit Hipotensi namun tak terlalu parah. Maka ia harus sering duduk agar darah menuju otaknya terus tersuplai.

Tian melihat pergelangan tangannya yang awalnya putih mulus, sekarang menjadi sedikit kebiruan karena genggam Teguh meninggalkan sedikit bekas memar.

"Tian!!!" Teguh berteriak dari luar kamar. Sontak Tian berdiri dari pinggiran kasur, ia tak mau mengedarkan pandangannya pada pintu dan lebih memilih menatap lantai kamar saja.

Pintu kamar Teguh terbuka, Teguh berjalan mendekati Tian.

"Kamu takut?.." tanya Teguh

"I-iya.. kamu mau apa.." tanya Tian dengan pandangan yang masih melihat pantai kamar.

"Kalo ngomong sama orang itu matanya di lihat. PAHAM?! LIHAT MATA SAYA!!" bentak Teguh lalu menggenggam kedua pipi Tian dengan satu tangan dan menarik pandangan Tian untuk melihat matanya.

"J-jangan kasar.. le-lepas!!" Tian muak dan memberontak. Tian menendang kemaluan Teguh yang terbungkus oleh celana pendek itu.

Hal itu membuat Teguh melepaskan cekamannya dan memegangi area vitalnya.

"AAARRGGGGHHH SAKITTHH!! TIANN!!! SINI KAMUU!!!" karena Tian mendapatkan momentum yang tepat untuk kabur, Tian pun segera menggerakkan otot kakinya sekuat mungkin.

Sedangkan Teguh masih meringis kesakitan merasakan kejantanannya mungkin akan mandul. Namun nyatanya tak akan mandul, karena tendangan Tian tergolong tidak terlalu kuat. Akan tetapi tendangan Tian tepat mengenai kedua testis Teguh.

Teguh yang melihat Tian melarikan diri, dia pun mencoba berdiri dan berlari mengejar Tian sekuat tenaga.

Tian panik, karena jalan keluar saat ini hanyalah memanjat pagar rumah Teguh yang lumayan tinggi. Tian juga mendengar suara teriakan Teguh memanggil namanya, karena itu Tian dengan sekuat tenaga berusaha memanjat pagar rumah Teguh itu.

"ARRRGGGHHH TIANN!! MAU KEMANA KAMUU!!!" Teguh juga berusaha menaiki pagar rumahnya.

Sedangkan Tian? Ia sudah berada pada puncak pagar dan ia ingin lompat turun.

Namun.. karena tinggi pagar rumah Teguh itu 2,1 meter.. membuat mental Tian ciut sebelum melompat. Pikiran Tian akan itu sirna ketika melihat Teguh yang hampir saja menggapai kakinya.

Tian pun melompat, ia melompat jatuh kebawah dengan mata tertutup. Saat mengenai permukaan tanah, Tian merasakan bahwa lutut dan siku lengannya tergores oleh gesekan tubuhnya dengan tanah kasar itu.

Tian menghiraukan rasa sakitnya dan berlari sekuat tenaga. Ia mencoba keluar dari gang menuju jalan raya. Tetapi, Teguh juga berlari mengejar Tian.

Karena Tian panik, ia segera menambah kecepatan larinya sekuat yang ia bisa.

Pacar Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang