13

6.5K 228 5
                                    

Tian meloloskan desahannya dari mulutnya. Jari telunjuk pria itu menerobos masuk kedalam lubang Tian. Meskipun hanya 1 jari, tubuh Tian sudah bergerak seperti cacing kepanasan.

Lalu seperti ada suara benda-benda bertumbukkan dengan dinding.

"Eh bro, aku ke sana dulu ya? Kayanya ada apa-apa, kamu lanjutin aja anak manis satu ini"

"Ohh yaudah, beuh gila jariku aja dijepit-jepit sama pantatnya, gimana kalo aku masukin ya"

"Yaudah masukin aja nanti, tunggu aku okeh?"

"Sip deh, aku lanjutin dulu ya"

Setelahnya salah satu pria keluar ruangan itu dan satunya melanjutkan memberikan stimulus kepada Tian. Tian sedari tadi masih menangis karena dirinya telah dilecehkan.

"Sssttt, anak manis jangan nangis.. nanti malah Abang masukin kontol apa loh.. Abang cuma mau ngerasain jari Abang dipijat-pijat olehmu.."

"Hiks... S-sakith bangh... Aanggh.."

Tiba-tiba

BRAK!!

Suara pintu terbuka lebar yang ternyata didobrak paksa oleh Dirga. Daniel dan Arya melepaskan orang itu dari Tian dan memukulinya dengan membabi buta

"ANJINGG!!! MATI AJA KAUU!!!"

"AMPUNH BANH... AKUH DISURUH.."

"HALAH, MATI AJA KAU"

Tian lemas dan kehilangan kesadaran karena telah kehabisan energi menahan stimulus dari pria asing itu. Arga segera membenarkan celana Tian dan menggendongnya. Sebenarnya libido Arga sangat-sangat naik, mengapa? Karena Arga telah melihat dengan bola matanya sendiri bentuk lubang Tian dan kejantanan mungil Tian. 

Arga segera menghilang pikiran kotornya dan membawa Tian ke mobil lalu ia bawa Tian ke rumah sakit bersama Dirga yang mengendarai. Dalam hati Arga ia sangat marah kepada Leona.

Bagaimana tidak marah? Tian saja sampai di lecehkan seperti itu. Mungkin ini membuat Tian memiliki trauma karenanya. Arga tak terima, ia ingin Leona hidup sengsara karena telah melecehkan pujaan hatinya.

Akan tetapi, Leona pada saat penggerebekan lokasi kejadian, Leona tidak ada di lokasi. Arga menguatkan tekadnya untuk membuat Leona bertekuk lutut meminta ampunan kepada Tian.

Bagaimana hati Daniel, Dirga dan Arya? Mereka jelas malah membenci Arga karena Arga-lah Tian menjadi seperti ini. Tetapi, mereka lebih benci dan ingin membuat hidup Leona tidak dalam keadaan aman.

Tian masih terlelap dalam ketidak sadarkan dirinya. Wajah damainya menunjukkan bahwa saat ini Tian tak memiliki tekanan ataupun tuntutan dunia.

Dibalik itu semua, Tian merahasiakan bahwa ia memiliki banyak sekali trauma akan perilaku ayahnya yang kasar kepadanya saat ia masih kecil.

Jangan lupakan pada saat ayahnya sedang pada mood yang tidak enak, maka Tian-lah yang akan menjadi pelampiasan.

Biasanya Tian akan dipukuli ataupun ditampar tanpa alasan oleh ayahnya. Kadang-kadang hanya kesalahan sedikit saja, Tian bisa dibentak habis-habisan.

Pada dasarnya ayah Tian memiliki gejolak emosi yang sangat tidak stabil. Tian dan ibunya juga bersyukur jika ayahnya meninggal karena kecelakaan. Entahlah, selama ini Tian tak merasakan rasanya kasih sayang seorang ayah.

Tian juga mendapatkan tuntutan ekonomi yang memaksanya harus bekerja di toko bunga nenek Margaretha. Meskipun gajinya pas pada UMR ( 1,9 juta ). Akan tetapi dari situlah ia sangat bersyukur dan dapat merajut hidup bersama ibunya yang hanya seorang buruh pabrik.

Pacar Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang