59

3.2K 97 8
                                    

"Kau bertelepon dengan siapa HAH?!"
Tanya Arga

"Hah, a-aku cuma bertelepon dengan guru biologiku mas" jawab Tian dengan ketakutan

"Jangan sekali kali kau bohongi aku, BERIKAN ITU PADAKU!!" Titah Arga

Tian pun memberikan HP-nya kepada suaminya itu

"Lihat, foto profil akun WhatsApp ini adalah seorang laki-laki muda.. mau membohongi aku lagi Tian?" Tanya Arga

"Mas, tapi itu cuma foto anaknya Bu Fitri mas.. Bu Fitri pake foto profil dari foto anaknya mas.. bukan aku selingkuh mas.." jawab Tian

"Ohh jadi sekarang kamu sudah pandai membantah" Arga pun mematikan panggilan pada HP Tian secara sepihak lalu mendekati Tian

Tian yang ketakutan pun mencoba berlari dari Arga yang mendekatinya.

"JANGAN KABUR TIAN!!!" bentak Arga ketika Tian mencoba kabur darinya

"Ampuni aku mass, hikss.." Tian menangis selagi berlari

"SINI KAMU!!" Tangan Arga hampir meraih baju Tian

Namun karena Tian berlari cukup cepat karena takut, maka Arga lumayan tertinggal jauh.

Tian pun memasuki sebuah ruangan berisi barang-barang bekas di sudut rumah.

Tian bersembunyi diantara beberapa barang-barang bekas besar.

Tian mulai menenangkan diri dan mengatur denyut napasnya. Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki pada ruangan itu.

"Tian.. jangan kabur dari suami tercintamu ini Tian.." ujar Arga sambil menerka-nerka dimana Tian bersembunyi

"Tian.. dimana kamu.." Jantung Tian berdetak cukup cepat, adrenalin pun meningkat karena ketakutan akan suaminya itu.

Tian tak mau dirinya terciduk bersembunyi dan nanti akan mendapatkan hukuman dari suaminya itu.

Namun naas karena Tian yang panik pun tak sengaja menjatuhkan satu barang pada gudang itu.

"Hahaha.. disini kamu Tian" dan Arga pun menemukan Tian

"MAS AKU MINTA MAAF MAS AKU TAKUT MAS AKU JANJI GA BAKALAN TELPON SAMA BU FITRI MAS" Tian pun melakukan pembelaan karena kerahnya ditarik keatas oleh Arga

"Mengapa kau sekarang menjadi lebih pembangkang Tian?" Setelah satu pertanyaan retoris tersebut,

PLAK
PLAK
PLAK
PLAK

Arga menampar pipi Tian 4x berturut-turut.

"KAU SEKARANG BERANI MENJADI PEMBANGKANG HAH?!! KURANG AJAR KAU!! TIDAK TAHU MALUU!! AKU SUDAH BERJUANG UNTUK MENDAPATKANMU!! DAN KAU MALAH MENJADI PEMBANGKANG!!!" bentar Arga dengan penuh emosi

Sedangkan Tian? Ia merasakan darah mengalir dari sudut bibir merah mudanya itu.

"AARRGGHHH!! TIANNN!!!" Arga yang emosinya sedang meletup-letup pun menarik kerah Tian dan menyeretnya.

"Aarrkkkhh!! Mashh!! Leherh kuuhh!!" Keluh Tian memegangi kerah lehernya yang tertarik kuat oleh Arga

Arga membawa Tian ke kamar mereka berdua. Disana Arga memperkosa paksa Tian seharian.

Tian hanya pasrah dan menampung tumpahan sperma Arga yang cukup banyak pada rahimnya.

Meskipun Ia sedang hamil anak pertamanya, Tian sepertinya harus mulai terbiasa dengan Arga yang sangat posesif dan tempramen.

Arga melakukan persenggamaan itu dengan paksaan. Karena napsu Arga bagaikan air laut yang disaring, tak ada habis-habisnya.

****

Keesokan paginya Tian dibangunkan karena suara alarm. Tian melihat bawah kondisi tubuhnya bagaikan kapal pecah.

Banyak sekali bekas-bekas kiss mark yang terlukis di tubuhnya. Bahkan saat baru bangun tidur, penis besar Arga masih menancap di rahim Tian.

Meskipun merasa sakit pada bagian pantatnya, ia masih menguat-nguatkan untuk berjalan dan mandi.

Di kamar mandi Tian menangis sejadi-jadinya, ia takut jika harus satu atap dengan Arga untuk seumur hidup.

Menurut Tian, sikap Arga sangatlah hiperbola. Dan apakah itu adalah nasib pahit yang harus ia telan mentah-mentah?

Karena merasa bahwa ia cukup lama di kamar mandi, Tian pun mengakhiri ritualnya dan menuju dapur untuk memasakkan makanan untuk suaminya itu.

Saat memasak sesekali ia meneteskan air mata ketika mengingat-ingat kembali apa yang terjadi dengannya kemarin itu.

Setelah makanan jadi, Arga juga berbarengan keluar dari kamar mereka berdua.

Melihat Arga yang keluar dari kamar mereka berdua, Tian pun segera menghampiri Arga dan bersujud didepan suaminya itu.

"Ampuni aku Mash.. hiks.." ujar Tian sambil bersujud di depan Arga karena ia sangat takut akan sikap suaminya itu.

"Kemari Tian.." Arga menarik Tian kedalam gendongannya

Tian masih menangis di dada bidang Tian. Meskipun bau badan Arga sangat tak sedap karena belum mandi, Tian menahan hal itu.

"Sekarang kita makan bersama, oke?" Ajak Arga

Arga pun menyuapi Tian di gendongan ala bayi, tak lupa juga menyuapi dirinya sendiri.

"Nanti aku ingin mengantarmu ke sekolah untuk mengantarkan mu bimbingan OSN sayang" ujar Arga

"Te-terima kasih mas.." jawab Tian

Pada akhirnya pun Tian telah memulai sebuah kasus lagi secara tak sengaja ketika mengiyakan ajakan Arga untuk mengantarkannya ke sekolah.

Bersambung..
TBC

Vote untuk melanjutkan ke alur berikutnya! Berikan komentar saran alur berikutnya dan pasangan Tian yang cocok dengan Tian!

Pacar Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang