17

5.5K 218 11
                                    

~~~

Tian yang tertidur pulas dibangunkan oleh sosok Arga yang menyentuh pipinya dengan telapak tangan kasarnya. Tian yang awalnya berbaring merubah posisinya menjadi duduk.

"Hahaha.. udah.. ga usah takut.. habis ini kita berangkat ke sekolah ya."

"T-tapi seragamku-"

"Aku udah beli seragam yang pas ditubuhmu. Nanti kamu duduk sama aku ya? Jangan sekali-kali kau duduk dengan Daniel!" Titah Arga

"Ke-kenapa?.." tanya Tian

"AKU CEMBURU KAU DUDUK DENGAN LAKI-LAKI LAIN!! PAHAM?!"

"i-iya.. t-tapi bukannya kamu pacaran sama Le-leona.."

"AARRGGHH, persetan dengan dia, aku hanya berteman, tidak lebih. Dan, aku ingin yang lebih denganmu.."

"M-maksudnya?.."

"Hahaha.. aku ingin menikahimu, dari situ kau akan menjadi milikku selamanya dan tak akan dimiliki oleh orang lain.."

"A-aku ga mau menikah sama k-kamu.."

"APA?! KATAKAN LAGI?!!"

"a-aku.. ga mau menikah sama kamu.."

"LALU, ORANG SEPERTI APA YANG KAMU DAMBAKAN?!!"

"ti-tidak tahu..."

"AARGGHHH BAGAIMANA PUN, KAU AKAN TETAP AKU NIKAHI BAGAIMANA PUN CARANYA!!"

"i-iya.." jawab Tian pasrah dan lirih

"udah, sekarang aku lepas ini dan kau akan berangkat ke sekolah bersamaku. Oh ya, tasmu dan buku-bukumu sudah aku ambil dari rumahmu."

"B-bagaimana bisa kau masuk ke rumahku?.."

"Hahh... Ibumu memercayakan kamu padaku.. jadi aku diberi kunci cadangan rumahmu.."

"O-oh.."

"Oh ya, aku sudah membelikanmu laptop.. nanti akan ada sosialisasi aktivasi akun belajar id. Lalu ada sosialisasi pembuatan akun siswa dari sekolah."

"A-apa? Kau membelikanku laptop?.. b-bukankah itu sedikit berlebihan?.. a-aku bisa menggunakan HP-ku s-sendiri.."

"TIDAK! tidak berlebihan sama sekali, apa sih yang tidak buat calon ibu dari anak-anakku.."

"B-bagaimana bisa aku melahirkan?.. o-oh iya.. aku punya rahim.."

"Hahaha, betul sekali. Tak sia-sia aku menikahi esok.." lalu Arga melepas borgol leher pada leher Tian dan menggenggam tangan Tian

"Sudah, sekarang kamu mau mandi sendiri atau mandi bareng?"

"Ma-mandi sendiri lah.." ucap Tian dengan kepala yang masih tertunduk

"Yaudah sana! Cepat ya! Jangan sampai kita terlambat. Paham?!"

"I-iya.."

Tian pun melepas genggaman tangan itu dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia membuka baju dan celananya. Disana ia memandangi cermin pada kamar mandi itu.

"Kenapa nasibku sesial ini Tuhan?.."

Karena tak ingin berkecimpung pada kesediaannya. Tian mulai mengguyur badannya dengan air hangat yang bisa di setel pada kran air canggih milik Arga.

Ia menikmati ritual mandinya. Karena hanya dengan itu Tian bisa melepas penat dan tuntutan dunia akan dia.

Saat air mengguyur badannya, tak terasa air matanya juga ikut mengalir. Air mata Tian seakan pertanda jika ia lelah dengan tuntutan dan tantangan dunia.

Pacar Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang