Mataku terbuka bau obat-obatan menyengat di indra penciuman ku.
"Jess"
Aku melenguh "Kak Jingga"
"Iya, ini minum dulu" Ujar Kak Jingga setara memberikan air putih kepadaku.
Aku meminum dengan pelan karena kepala ku masih pusing, aku memegang kepalaku teryata di perban.
"Kenapa bisa gini?" Tanya Kak Jingga.
"Nggak tau deh kak"
"Jessi apa sekalian penyakit kamu nggak di periksa?" Ujar Kak Jingga.
Aku menggeleng "Buat apa, biarin aja ini juga karena Mama"
"Jessi kamu ga boleh begitu dia tetap mama kita Jess" Tegur Kak Jingga.
"Mama yang egois, nggak mikirin anak nya!?" Ujarku.
Kak Jingga mendengus "Maafin mama ya Jess"
"Lebih baik aku mati daripada harus maafin dia Kak!" Ujarku dengan mata merah.
"Rasulallah sudah mengingat kan, Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras dalam pertengkaran"Ujar Kak Jingga.
Aku benci jika kak Jingga membawa-bawa nama agama, telingaku serasa panas "Allah juga benci dengan ibu yang tak mengasuh anaknya"
Kak Jingga menggeleng "Sudahlah Jessica kamu istirahat, ingat penyakit kamu"
"Iya kak"
"Nanti di periksa ya?" Tanya Kak Jingga.
"Nggak ya nggak"
"Ya udah iya kakak nggak mau maksa kamu" Ujar Kak Jingga lembut.
"Kenapa kak Jingga bisa tau kalau aku lagi kaya gini?" Tanyaku penasaran.
"Tadi Kak Jingga di telpon sama guru kamu, katanya kamu pingsan sama terluka kaya gini" Ujar Kak Jingga.
"Terus Eyra kemana?"
"Eyra pulang ntar kesini lagi, tadi Aira juga jenguk kamu" Ujar Kak Jingga.
"Ya udah Kak, ngomong-ngomong tadi siapa yang periksa aku Kak?"
"Dokter Kesya" Ujar Kak Jingga.
Aku termenung aku berharap tadi yang akan memeriksa ku Dokter Abi ternyata bukan, kok aku jadi mengharapkan dokter Abi aissh.
"Kenapa Jess?"
"Nggak kok Kak"
"Ya udah kakak mau keluar dulu mau beli makan, kamu disini sendiri ga papa?" Tanya Kak Jingga.
Aku mengangguk "Nggak papa kok Kak, aku nitip kopi ya"
"Kamu ini kopi aja nggak baik tau"
"Gapapa bawain ya plis"
Jikalau sudah begini Kak Jingga akan sulit untuk menolak "Oke tapi nggak boleh banyak-banyak"
Kak Jingga pergi dari kamar ini. Kak Jingga itu memakai tudung di kepalanya dia terlihat sangat cantik dan anggun dengan tudungnya. Sikapnya penyabar dan lembut berbanding balik denganku yang keras kepala ini.
"Permisi" Pintu terbuka menampilkan dokter Abi dengan seorang suster di sana.
Dokter Abi mendekat ke arah bangkar ku "Bagaimana kondisi mu?"
"Sudah lumayan baik dok" Jawabku.
Dokter Abi memeriksa ku, dengan stetoskop nya.
"Kamu nggak mau ngecek kondisi tubuh mu secara keseluruhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Doctor
Teen Fiction𝐉𝐞𝐬𝐬𝐢𝐜𝐚 𝐃𝐞𝐥𝐮𝐜𝐢𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐒𝐌𝐀 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐛𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐨𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐁𝐚𝐤𝐭𝐢 𝐦𝐮𝐥𝐢𝐚. 🦋🦋🦋 𝗝𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗟𝗨𝗣𝗔 𝗩...