27

1.1K 33 2
                                    

"Nak kau sudah cukup lelah berada disini, ayo ikut papa di sana kamu akan menemukan kehidupan yang sesungguhnya"

Aku menatap wajah pria paruh baya yang cukup jauh dariku, ruangan ini putih luasnya hingga tak terkira, sepi dan hampa.

"Tapi mas-"

"Dia akan menemukan kebahagiaan di wanita lain"

Aku termenung, apa benar begitu?

"Mama, bunda?"

"Dunia masih berputar nak, kau terpuruk saja dunia masih berputar. Mereka akan baik-baik saja hanya kehilangan satu orang di hidup mereka, mereka hanya bersedih sejenak lalu mereka berjalan di hidup mereka kembali"

"Ya hanya kehilangan satu orang saja bukan masalah besar" Gumam ku.

"Dunia hanya mimpi dan kamu akan terbangun saat kau mati, kita akan menjalankan kehidupan sesungguhnya disini entah nanti berada di neraka atau surga"

Sungguh aku belum siap, tetapi siap tidak siap semua orang di dunia ini akan mati.

Cahaya putih itu bersinar, raga ku seperti berpindah. Aku mengerjakan mataku menyesuaikan cahaya yang di ruangan ini. Alat monitor berbunyi dengan selang-selang yang menempel pada tubuhku.

Tubuhku sangat lah susah untuk digerakkan aku hanya bisa membuka mataku saja, air mataku jatuh, aku melirik kesana kemari hanya ada mas Abi di sana.

"Sayang"

Lidahku kelu untuk mengucapkan satu kata pun.

"Sayang lelah?"

Aku mengangguk tak dapat dipungkiri aku sangat lah lelah, aku ingin istirahat, aku ingin tak merasakan sakit lagi.

"Mas ikhlas"

Aku tersenyum air mataku terus saja mengalir. Aku melihat mas Abi juga turut menangis.

"Bimbing aku" Seruku dengan tertatih, karena sangat lah sakit saat mengucapkan kalimat.

"Lailla"

Aku mengikuti gerakan mulut mas Abi. Sangatlah sakit dadaku seperti dihantam ribuan ton.

"Haillallah"

Kalimat akhir itu aku dengan susah payah mengucapkan nya, terakhir aku merasakan seperti banyak orang yang memasuki ruangan ini mereka menangis meneriaki namaku, mas Abi tersenyum dengan air mata yang membasahi pipinya ia mengecup jidatku namun aku tak merasakan apapun.

"Humaira tunggu saya di surga nya Allah"

Aku mendengar jeritan histeris sungguh pilu menyebut namaku, aku ingin sekali memeluk bunda, mama, kak Jingga, Aira wanita hebat itu yang selalu berada di sisiku namun tak bisa.

Ragga ku sudah mati tapi ruhku masih hidup. Aku pergi dengan senyuman di bibirku, aku pergi setelah mendapatkan ridho dari mama.

Selamat tinggal mas Abi kau cinta terakhir ku, semoga kita akan dipersatukan di surga nanti.

"Inalilahiwainalilahirojiun, Tepat tanggal 21 Mei 2023 berpulangnya Jessica Delucia bin Ersan Denxer"

🦋

Ini hanya dunia, dunia bukan segalanya kita akan terbangun saat mati. Kehidupan sesungguhnya berada di akhirat, kita di dunia hanya tempat singgah tempat untuk minum lalu kita berjalan lagi menuju dunia yang sesungguhnya.

Kalian tidak bisa menemukan ketenangan disini, tak ada kata tenang sesungguhnya seseorang yang telah mati ia mengharapkan doa agar bisa tenang.

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang