26

1K 31 3
                                    

"Mas Abi tau titik tertinggi dalam mencintai?"

"Apa itu?"

"Mengikhlaskan, mencintai itu tidak harus memiliki. Jika mas Abi mencintai orang itu maka lapas kan agar dia bahagia"

"Kamu orang yang saya cintai, kamu bahagia jika bercerai dengan saya?" Tanya mas Abi.

Aku menggeleng "Tidak, jika suatu saat nanti aku pergi mas Abi harus ikhlas agar aku juga bahagia"

"Kamu mau kemana sayang?" Ujar mas Abi dengan suara serak.

Aku membelai rahang mas Abi "Aku lelah disini mas, aku pengen ketemu papa"

"Kamu tega meninggalkan saya?"

Aku terdiam "Bertahan lah, pasti kamu akan hidup seperti semula. Allah itu mengetahui hamba-hamba nya yang sedang capek Allah tau, kamu perbanyak sabarnya istighfar nya lebih dekat kan diri kepada Allah"

"Mas... Boleh kok kalau aku di madu" Ujarku.

"Kenapa begitu?"

"Nabi Muhammad aja istri nya banyak, aku rela kok. Aku nggak bisa memenuhi kebutuhan mas Abi"

"Sayang hei dengerin saya, imam syafi'i pernah berkata nabi Muhammad itu terjamin akan keasliannya sedangkan kita tidak"

"Dan imam syafi'i juga pernah berkata ia lebih menyukai seorang lelaki yang menikahi satu perempuan saja meskipun boleh menikahi perempuan lebih dari satu"

Aku hanya terdiam mencerna ucapan mas Abi, bodoh aku hanya wanita yang fakir akan tentang ilmu agama.

"Jadi saya mohon jangan meminta saya mencari perempuan lain kamu lebih dari cukup untuk saya"

Entahlah ucapan mas membuat hatiku berdesir, aku tersenyum tipis menanggapi ucapan mas Abi.

"Assalamualaikum"

Pintu terbuka Aira memasuki ruangan ini bersama dengan Dika.

"Waalaikumsalam"

Mas Abi turun dari bangkar yang muat untuk dua orang.

"Maaf ganggu"

"Nggak papa Ra, sini" Titahku.

"Maaf ya Jessi kita baru bisa kesini, karena Aira sama Dika sibuk ngurusin pendaftaran di kampus"

Aku tersenyum miris, dulu aku ingin sekali memasuki fakultas hukum namun sekarang pupus harapan ku.

"Oh ya? Sekarang lo di fakultas apa?"

"Aku di fakultas sejarah terus Dika di manajemen"

"Selamat untuk kalian, semoga apa yang kalian rencanakan untuk kedepannya terwujud"

"Selamat untuk kalian" Seru mas Abi.

"Makasih, dan Jessi juga harus sembuh. Aira kangen tau" Aira memelukku.

"Dik lo nggak kangen gue?" Kekehku.

"Gue kangen mau meluk lo, tapi takut jadi gue tunda" Ujar Dika menggaruk tengkuknya.

Aku dengan lembut melepaskan pelukan Aira "Ra sekarang Eyra jarang banget kesini dia kaya beda banget sekarang"

"Mungkin Eyra lagi sibuk"

"Bener juga, tapi masa nggak bisa kesini luangkan waktu nya dikit aja"

Sungguh Eyra terakhir kesini saat hari wisuda sekarang entah lah aku tak tau kabarnya.

"Jessi Eyra ambil fakultas hukum"

Aku merunduk entah lah tak tau yang ku pikiran, pikiran ku berkecamuk fakultas hukum itu yang ku ingin kan sejak SMP namun dengan kondisi ku aku tak bisa berpergian.

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang