25

1.1K 32 0
                                    

"Gue kembali bertemu dengan nya"

Mataku menatap lekat Dika, di sana aku tak menemukan pancaran kebohongan.

"Ngaco lo dik" Ujarku terkekeh.

"Gue serius, dia sekolah yang sama dengan kita. Lo nggak rindu dia?"

"Gue rindu dia, tapi untuk sementara gue nggak mau ketemu dia. Gue tau sudah banyak kenangan yang kita buat waktu itu, tapi waktu itu kita hanyalah anak kecil, masa itu sudah habis digantikan kehidupan kita yang sekarang"

"Lo bener tapi apa lo yakin nggak mau mengulang masa itu lagi?"

Aku menggeleng kan kepalaku "Gue udah terlanjur nyaman sama kehidupan gue yang sekarang, ntahlah apa yang terjadi di kemudian hari. Dan lo Dika jangan sampai lo menceritakan kehidupan gue pada dia, sekarang kita hanya orang asing yang tau silsilah keluarga doang"

"Baiklah"

"Aira sayang kamu udah belum!?" Teriak Dika.

"Sebentar Dika masih sakit perut Aira!" Teriak Aira dari dalam kamar mandi.

"Jangan makan pedas lagi! Kamu nggak boleh sakit!"

Sungguh pembicaraan diantara mereka membuat ku mual, pasangan alay.

"Iya sayangnya Aira!"

"Alay banget!" Sentakku.

"Lo lebih alay, suamiku istriku"

"Kan udah halal" Ujarku seraya menjulurkan lidahku.

"Iya deh, tapi lo belum-" Ujar Dika menggantung ucapan nya.

Aku tau apa yang di maksud Dika, aku memukul lengan Dika "Babi lo Dik!"

Dika terkekeh, pintu terbuka mas Abi memasuki ruangan yang di mana aku di rawat "Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Mas Abi mengecup lembut jidatku, dia membuat pipiku memerah.

Dika beranjak dari duduknya, "Gu-saya ke sofa aja"

Dika duduk di sofa yang sudah tersedia di sana.

"Mama kapan ke sini lagi?"

"Beliau belum ke sini lagi, belum ada laporan dia berkunjung ke rumah sakit"

Sungguh aku ingin bertemu dengan nya lagi, setelah beberapa tahun aku tak bertemu dengan nya banyak perubahan padanya. Terutama ia mengenakan jilbab dengan gamis sungguh cantik sekali.

"Aku pengen ketemu mama, aku rindu" Ujarku.

Mas Abi membelai rambut ku "Saya akan bawa mama ke sini"

"Janji?"

Aku menautkan jari kelingking ku dengan jari kelingking mas Abi.

"Dika ayo nikah!" Sentak Aira yang keluar dari kamar mandi menghambur ke pelukan Dika.

Aku terkekeh pelan "Turutin Dik, lo pada kebelet nikah"

"Iya by tapi nanti kalau udah lulus!"

"Sayang" Seru mas Abi dengan mata yang memerah.

Aku menangkup wajah mas Abi "Kenapa? Kok matanya merah"

"Jangan tinggalin saya!"

Aku dibuat bingung dengan ucapan mas Abi "Aku masih disini, nggak kemana-mana"

"Nanti dan seterusnya tetep disamping saya"

Aku mengecup pipi mas Abi "Iya,
Tapi aku tidak janji" Lanjut ucapan ku didalam hati.

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang