7

1.2K 29 1
                                    

"Jessi kakak harus ke luar kota, ada pekerjaan yang harus kakak selesaikan"

"Kak bentar aku mau tanya" Ujar ku.

Kak Jingga menghampiri ku ia ikut duduk di sofa depan televisi di sebelah ku duduk.

"Tanya apa?" Ujar kak Jingga.

Aku ragu untuk menanyakan hal ini aku takut kak Jingga menjadi terbebani karena pertanyaan ku.

"Ma-mama punya penyakit bawaan kak?" Tanyaku ragu.

"Kenapa nanyain itu?" Ujar kak Jingga menatap ku serius.

Aku di buat gagap "Nggak cuman nanya aja"

Kak Jingga memejamkan matanya sebentar "Leukemia, iya penyakit keturunan dari kakek"

Aku tersenyum miris, ternyata benar yang selama ini aku duga. Kenapa harus aku yang menanggung semua nya.

"Ada satu hal yang harus kakak sampai in ke kamu-"

Ponsel ku berbunyi aku berdiri segera ku angkat telpon dari ponsel ku.

"Ada apa?" Tanya ku.

"Hiks Ra gue mau cerita. Lo bisa datang ke cafe Melati?" Ujar dari sebrang.

"Ya udah deh gue datang, jangan nangis malu anjir" Ujarku terkekeh.

Aku mematikan telpon nya, aku menghampiri kak Jingga.

"Kak maaf ya aku mau pergi dulu" Ujarku.

"Tapi Jess kakak mau ke luar kota"

"Ntar kunci rumah di taruh tempat biasa aja, ya udah Assalamualaikum" Potong ku.

"Waalaikumsalam"

Aku ke kamar dulu untuk mengambil tas ku, aku memesan taxi secara online.

Beberapa menit aku menunggu, taxi datang lalu aku menaiki mobil itu. Sesuai tujuan mobil ini berhenti di cafe Melati, aku mencari keberadaan Eyra berada.

Sesaat aku menemukannya, aku menghampiri dia aku mengusap bahunya untuk menenangkan nya.

"Ra lo kenapa si?" Tanyaku sembari duduk di samping Eyra.

"Lo hiks tau nggak?" Tanya Eyra.

Aku lantas menggeleng karena aku tak tau apa yang di maksud Eyra.

"Bokap gue selingkuh Jess, gue capek dengar mama gue selalu teriak-teriak. Mama gue gila" Ujar Eyra dengan sesenggukan.

Aku memeluk Eyra agar dia jauh lebih tenang dengan mengusap kepala nya.

"Jess maaf gue ngerepotin lo karena nggak tau gue harus cerita ke siapa lagi" Ujar Eyra.

Aku melepas pelukannya "Ga papa Ra, mama lo pasti sembuh dan lebih baik kalau bokap lo udah keterlaluan sama kalian lepasin aja dari pada hidup dengan kesengsaraan kan Ra"

"Papa udah main tangan sama aku dan mama Jess, gue sampai mikir untuk menghabisi hidup gue Jess" Ujar Eyra.

"Lo nggak boleh ngomong gitu Ra, pasti ada jalan keluar kok setiap masalah. Ingat Tuhan Ra selalu sama kita" Ujar ku memberi nasehat.

"Tapi kenapa Tuhan beri cobaan yang gue nggak mampu Jess!?" Sentak Eyra.

"Tuhan pengen lo lebih kuat Ra, Tuhan adil Ia nggak akan ngasih cobaan melebihi batas kemampuan umatnya Ra" Ujar ku.

"Makasih ya Jess lo sahabat gue yang paling the best" Ujar Eyra menyungging kan senyum nya.

Aku mengelap pipi Eyra yang terkena air mata "Udah jangan nangis, gue bantu lo. Gue gini-gini juga bermanfaat"

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang