13

1K 32 3
                                    

Hari ini adalah hari pernikahan kak Reksa dengan gadis pilihannya, aku mengenakan gaun biru tua senada dengan heels biru dengan jepitan pita kecil yang melekat pada rambut ku.

Aku menghampiri papa yang ada di kamarnya, membantu papa mendudukkan di kursi roda nya. Infus sudah di lepas karena perintah papa Ersan yang tidak bisa di bantah.

Aku membawa papa Ersan ke depan cermin kamar papa.

"Hari ini anak pertama papa menikah, hari yang bahagia tentunya" Papa mengangkat kedua tangan nya "Ya Allah di hari berbahagia ini hamba mu mohon jangan kambuh kan penyakit ini"

"Aamiin" Sahutku dengan senyum yang melengkung di bibir ku.

Papa mengelus tangan ku dengan lembut "Setelah ini papa ingin anak-anak papa menikah"

"Aku takut pa" Ujarku.

"Maafkan kesalahan papa yang meninggalkan kamu di saat masih kecil" Ujar papa Ersan.

"Ini bukan kesalahan papa kok. Papa juga butuh bahagia, papa ingin terlepas dari jeratan mama dan hidup bahagia" Ujarku.

Papa Ersan tersenyum "Seandainya papa melarang kakak kamu menyusul kamu hidup papa sudah tak ada gunanya, seandainya juga papa tak membiarkan mama kamu membawa kamu ini semua tak akan terjadi"

"Jangan gitu pa, kalau Jessi nggak ada papa kan masih ada kak Jingga Jessi ga bakal ngaruh pa" Ujarku seraya tersenyum.

"Jangan bilang aneh-aneh Jessi, acara mau mulai. Ayo" Ajak papa Ersan.

"Iya pa" Ujarku mendorong kursi roda keluar dari kamar papa.

Acara pernikahan kak Reksa di adakan di rumah karena kondisi papa yang semakin menurun.
Tamu undangan sudah berdatangan, aku membawa papa ke tempat resepsi berada.

Ayah kandung mempelai wanita berjabat tangan dengan kak Reksa"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Reksa Aljafri bin Ersan Denxer dengan anak saya yang bernama Chelsie Arjevra dengan maskawin berupa emas dua puluh gram dengan uang senilai lima ratus juta tunai"

Dengan lantang kak Reksa menjawab "Saya Terima nikah dan kawinnya Chelsie Arjevra binti Damar Adiwijaya dengan maskawin tersebut di bayar tunai"

"Bagaimana saksi sah?" Ujar Penghulu.

"Sah"

Kami mengucapkan doa lalu mempelai wanita dan pria saling menukar cincin, bersalaman, dan mempelai pria mencium jidat mempelai wanita. Semua orang turut berbahagia dengan pernikahan antara ke dua nya.

"Je-Jessie" Ujar tertatih papa Ersan.

"Pah, papa kenapa?"

"Bawa papa ke kamar" Titah papa Ersan.

Aku mendorong kursi roda menuju kamar papa Ersan, aku menutup pintu kamar.

"Pah, papa nggak papa?"

"Dada papa sakit" Ujar tertatih papa Ersan.

"Pah papa disini dulu ya" Ujarku langsung berlari ke luar.

Aku mencari keberadaan seseorang, dengan ber larian aku menghampirimu seseorang itu "Dok papa" Bisikku.

Aku sedikit tergesa-gesa berjalan dengan seseorang itu menuju kamar papa.

Papa Ersan melenguh kesakitan ia memegang dada nya. Dengan sigap dokter Abi memindahkan papa Ersan menuju kasur, ia langsung memasang infus. Aku hanya melihatnya dengan mendampingi papa Ersan.

Dokter Abi menyuntikkan sesuatu ke dalam infus itu "Pak sebaiknya di bawa ke rumah sakit saja di sana peralatan lengkap, saya hanya menyuntikkan obat pereda nyeri saja"

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang