9

1K 26 1
                                    

Aku sudah pulang dari rumah sakit kondisi tante Vina belum juga membaik tapi ia sudah tak kasar dengan Eyra, tapi entahlah nanti aku berharap Eyra di sayang i oleh keluarga nya dan semoga kondisi keluarga Eyra lekas membaik.

Kak Jingga hari ini belum juga pulang dari urusan pekerjaan nya, padahal jika tak ada kak Jingga rumah sangatlah sepi dan aku harus melakukan pekerjaan rumah. Aku sudah menyuruh kak Jingga mencari pembantu agar mudah melakukan pekerjaan rumah tapi ia menolak katanya nanti aku jauh lebih malas dan hanya mengandalkan pembantu saja, tetapi benar apa yang di katakan kak Jingga gini-gini aja aku sudah malas.

Aku membersihkan badan ku lalu aku nyapu di lantai satu saja padahal ini jam 10 malam. Selesai menyapu aku langsung ke kamar karena badan sangatlah lelah, aku membuka ponselku ada nomer yang tak di kenal aku membuka notif itu.

+62 824615******
Assalamualaikum, apa kabar?

Jessica Delucia
Baik, siapa?

+62 824615******
Dokter yang bisa menyembuhkan hati kamu.

Aku menyengrit bingung, pikiran ku langsung melayang ke dokter Abi.

Jessica Delucia
Dokter Abi, yang sok cool.

+62 824615******
Ya, sya memang cool.

Aku terkekeh membaca pesan dari dokter Abi.

Jessica Delucia
Ada keperluan apa?

Dokter sok cool
Jga kshatan km

Ntahlah aku tak bisa memahami sifat dokter Abi yang tiba-tiba perhatian lalu cuek. Aku mengambil obat di dalam nakas, lalu aku menelan obat itu dengan bantuan air putih.

Badan ku sangat lah lelah ku baringkan badan ku di ranjang tempat tidur, segera rasa kantuk menyerang ku.

Telpon berdering padahal sudah ingin terjun ke dunia mimpi, kenapa seseorang tak bisa membiarkan aku tenang. Aku meraba ponselku tanpa melihat siapa yang menelpon aku langsung mengangkat telpon tersebut.

"Halo gue Jessica apa yang bisa gue bantu" Ujarku.

"Mengisi hati saya" Aku langsung membuka mataku dengan lebar, seperti suara dokter Abi aku mengecek ponselku tertera nama dokter sok cool.

"Dokter babi" Kesalku.

"Dokter Abi bukan babi" Ujar dari sebrang.

Aku terkekeh "Ada apa sih!?'"

"Tidak, saya bosan"

"Ngapain telpon saya? Saya bukan bahan gabut" Ujarku.

"Ntahlah saya hanya memencet nomer paling atas" Ujar dari sebrang.

"Anjay, jadi nomer saya dokter sematkan?" Pekikku.

"Ti-tidak, kebetulan aja"

Aku tersenyum geli "oh jadi dokter nggak punya pacar jadi hubungin saya"

"Sebentar lagi"

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang