11

1K 31 1
                                    

"Ra gimana kondisi nyokap lo?" Tanyaku yang kini aku dan Eyra duduk di kantin sekolah.

"Lumayan Jess, tapi ya masih gitu" Ujar Eyra seraya memakan makanan yang ia pesan.

"Lo harus kuat Ra, yakin semuanya suatu saat akan baik-baik aja" Ujar ku menyakinkan Eyra.

"Iya makasih ya Jess, oh ya Aira kemana sih?"

"Mbucin lah udah lupa sama kita, kan Dika udah masuk" Ujar ku.

"Astaghfirullah sebagai calon ibu ustadzah saya mengelus dada atas kelakuannya" Ujar Eyra.

Aku terkekeh "Kelakuan lo nggak mencerminkan sebagai ustadzah Ra"

"Heh, Eyra Jessica! Aira-" Ujar seorang yang berlari menghampiri aku dengan Eyra dengan napas tersengal-sengal.

"Ada apa sih?" Sentak Eyra.

"Aira, Aira-"

"Aira kenapa?" Tanyaku dengan penasaran.

🦋

Dengan panik aku berlari dengan Eyra menuju ke kelas, kelas tampak ramai banyak siswa yang mengerumuni Aira, aku dengan Eyra menerobos kerumunan.

Tampak Aira yang meraung-raung dengan rambut berantakan, mata yang sembab, baju yang berantakan persis orang gila. Banyak yang mempertanyakan ada apa dengan Aira, apa ia kesurupan.

"Ra lo kenapa sih!?" Sentak ku memegang pundak Aira.

"Huaaa babi kalian semua pergi gak kalian!!" Sentak Aira yang berdiri menunjuk semua orang.

"Babi di campur anjing kalian!" Ujar Aira.

"Ra udah lo kenapa sih!?" Tanya Eyra.

Orang-orang meninggal kan kelas, meninggalkan Aira. Mereka menganggap aneh Aira.

"Huaaa kamu tau nggak sih Jessi-" Ujar Aira menggoyang-goyangkan badanku.

"Apa Ra!?"

Aira langsung memelukku "Dika tadi jalan sama cewek lain huaaa hiks hiks hati Aira sakit Jessi"

Aku menyumpah serapahi Aira hanya karena seorang lelaki ia rela jadi tontonan seperti orang gila.

"Ra lo nggak tanya cewek itu siapanya?" Ujar Eyra.

"Udah, gini aja lo ceritain semua kejadiannya sedetail detail nya" Ujar ku melepaskan pelukan Aira.

Aku dan Eyra menuntun Aira untuk duduk di kursi kelas "Sekarang jelasin!"

"Huaaa ta-tadi kan aku mau nyusulin Jessi sama Eyra ta-tapi aku lihat Dika sa-sama hiks huaaa" Ujar Aira dengan menangis tersedu-sedu.

"Sama siapa Ra!?" Sentak ku kesal lantaran ucapan Aira yang menggantung.

"Huaaa Dika, Dika sama cewe di-dia pegangan tangan hiks hiks" Ujar Aira.

"Astaga Ra sumpah cuman gara-gara satu cowok lo kaya orang kesurupan, gak tau kalau dia mati lo kaya apa" Ujar Eyra memutar bola matanya malas.

Aku menatap tajam Eyra sungguh perkataan yang tajam "kalau Dika nggak ada aku juga nggak ada"

"Hush, mulut lo pada kaya remehan   peyek. Dika kemana sekarang?" Ujarku.

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang