19

1K 25 2
                                    

"Mbolos lagi sama cowok!?"

Aku menggeleng "Nggak siapa juga yang mbolos kurang kerjaan banget"

Dokter Abi menyinggung kan senyum miring, aku di buat semakin takut padanya.

"Sholat ashar sana" Titah dokter Abi dengan lembut.

Hah? Tadi saja seperti seorang raksasa yang ingin menerkam kanapa sekarang seperti kucing.

"Saya juga belum sholat, biar saya yang jadi imam kamu" Ujar dokter Abi memasuki kamar mandi.

Aku masih terdiam dia imam dan aku makmum begitu? Aku membayangkan nya saja geli, setelah sholat akan ada salaman, sang pria mengecup jidat, tiduran di paha sang wanita.

Sungguh aku bergidik ngeri membayangkan nya saja. Ponsel ku berbunyi tertera nama Dika di sana aku segera mengangkat telpon dari sana.

"Halo"

"Lo udah tau semuanya kenapa nggak bilang ke gue" Ujar Dika dari sebrang.

"Hah? Tau apa?"

"Kematian Fatih lo yang udah tau seluk beluk nya dan kematian Atika"

"Hmm terus gue harus apa sekarang semuanya udah tau, bereskan?"

"Anjir, tapi gue juga nggak tau harus apa sekarang. Gue nggak nyangka kalau Fatih secepat itu berpulang, kita hanya bisa berdoa bukan be-"

Aku tersentak saat dokter Abi menyahut ponsel ku, dia menatap ku tajam setajam pisau "Wudhu sana!" Titah dokter Abi.

Aku menghentak-hentakkan kaki ku menuju kamar mandi, sungguh sholat itu dilakukan tidak sampai lima menit tapi berat sekali hendak ingin mengerjakan. Padahal yang aku tau sholat itu kewajiban, tiang agama namun aku mengabaikan nya.

Aku sudah tak memerlukan tutorial dari siapapun, aku sudah hafal dengan gerakan wudhu. Selesai mensucikan diri aku mengenakan mukena ku.

"Letakkan sajadah mu sedikit belakang saya" Titah dokter Abi, aku pun menurutinya.

Dokter Abi tampak tampan degan jubah yang melekat pada tubuhnya, dengan peci putih di kepalanya. Entah sejak kapan ia mengenakan nya. Dokter Abi melantunkan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya sebagai tanda dimulainya sholat, aku tertegun dengan suaranya.

Aku mengikuti gerakan dokter Abi awal hingga akhir "Asalamualaikum warohmatuloh"

Selesai melaksanakan sholat dokter Abi tak kunjung berdiri, aku pun sama hanya duduk memandang punggung jakung dokter Abi.

Dokter Abi berbalik ia menyodorkan tangan kanannya, aku yang mengerti lantas langsung mencium punggung tangan dokter Abi.

"Jadilah istri sholehah" Ujar lirih dokter Abi seraya mengusap kepalaku lembut.

Aku hanya tersenyum tipis, beranjak untuk melipat mukena yang baru saja ku gunakan.

"Jessi" Seru dokter Abi.

"Hmm?"

"Jangan dekat dengan laki-laki manapun selain saya" Ujar dokter Abi.

"Terserah"

🦋

"Ini bacaan iftitah setelah takbir membaca ini" Ujar dokter Abi menyerahkan buku panduan serta dilengkapi bacaan sholat.

"Panjang banget" Pekikku.

"Ayo coba, disini ada tiga jenis bacaan iftitah kamu boleh membaca salah satunya" Ujar dokter Abi dengan suara lembutnya.

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang