10

1.2K 29 1
                                    

"Dok By the way siapa yang dokter tunggu tanggal empat belas?" Tanyaku penasaran.

Aku dengan dokter Abi duduk di kantin rumah sakit selesai memeriksa banyak pasien bertepatan dengan jadwal istirahat kami memilih makan di kantin.

Dokter Abi mengendikkan bahunya, aku mendengus kesal.

"Kasih tau ngapa, gue kan kepo" Ujarku.

"Seseorang"

"Siapa?babi?anjing?" Kesalku.

"Jaga bicara kamu" Titah dokter Abi tampak tak suka.

"Oke, jadi siapa dokter Abi kaya babi?" Tanyaku penasaran.

"Kamu kepo" Ujar dokter Abi.

Aku memutar bola mataku malas, aku menyeruput kopi di hadapan ku.

"Jangan minum kopi bisa?" Tegas dokter Abi.

"Nggak bisa" Jawab ku santai.

Dokter Abi merampas kopi ku lalu ia minum dengan perlahan hingga habis .

"Dok! Kenapa di minum si!?" Sentak ku.

"Berapa stok di rumah?" Tanya dokter Abi selesai meminum kopi, padahal kopi itu masih lah panas.

"Satu kardus, nggak tau deh banyak. Dokter mau?" Ujar ku.

"Tidak, saya ingin buang kopi itu" Ujar dokter Abi.

"Loh kok gitu, emang kopi itu punya dokter apa!?" Sentak ku tak terima.

"Bukan" Jawab dingin dokter Abi.

"Terus?"

"Kalau begitu cek kesehatan kamu, penyakit kamu!" Tegas dokter Abi.

"Gak mau" Tolak ku.

"Kenapa nggak mau?" Tanya dokter Abi.

"Ya nggak papa" Jawabku malas.

Dokter Abi memberikan minuman yang ia pesan kepadaku "Minum jus ini"

Aku menggeleng "Gak suka jus wortel"

Aku melihat jus itu sudah tak selera. wortel buah yang paling tak sukai rasanya yang aneh tak cocok di lidah ku.

"Minum" Ujar dingin dokter Abi.

Aku menerima pemberian gelas dokter Abi dengan ragu aku langsung meneguk jus itu dengan perlahan, rasa jus itu sangatlah aneh sampai aku ingin muntah.

"Ih dok nggak enak banget" Kesal ku.

"Minum sampai habis" Titah dokter Abi.

Aku menunjuk dokter Abi dengan mata yang sinis "Dokter mau menyiksa aku ya"

"Tidak, kamu itu aneh ya?" Ujar dokter Abi.

"Aneh gimana orang aku juga sejenis dengan manusia" Ujarku polos.

Dokter Abi terkekeh "Random bahasa kamu, aku, gue"

"Dokter tuh yang lebih aneh kadang dingin kaya kutub es kadang hangat kaya pelukan pokoknya persis kaya bunglon" Ujarku.

"Tidak juga, tergantung dengan siapa" Ujar dokter Abi.

"Oh jadi aku siapa-siapa nya dokter dong" Ujarku terkekeh.

"Teman?lebih?"

"Lebih? Maksudnya dok?" Ujar ke penasaran.

"Sahabat"

Aku hanya mengangguk dengan bibir yang ku bungkam bukan itu jawaban yang ku ingin kan, namun manusia bukanlah tempat berharap bukan?.

Aku tak tau perasaan ku ini, perasaan pada dokter Abi.

My Husband DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang