16-

110 11 0
                                    

♡   ∩_∩
(„• ֊ •„)♡
┏━∪∪━━━━━━━━━━━━━┓
♡       *Happy reading*  ♡
┗━━━━━━━━━━━━━━━━┛

Mereka semua kini sudah berada di meja makan,dengan Bima dan juga Karmila.

Mereka sedang bersiap-siap untuk makan malam,bahkan bima dan Karmila saja baru pulang dari luar kota.

"Gimana sekolah kalian?,gada kendala kan?." tanya Bima.

Adira pun langsung melirik Steve dengan sinis,ia masih memiliki dendam dengan cemilan yang di habiskan oleh Steve itu.

"Gada si pa,tapi..... Bang Steve ini yang masalahnya.masa makanan adira main abisin aja si,padahalkan dia bisa beli sendiri." Adu nya.

Bima pun langsung menatap steve,sedangkan Steve ia tersingkir dengan tangan yang menunjukan peace.

"Abang kamu itu memang nya jail,seperti kamu saja.jadi maklumi." sahut Karmila dari dapur.

Steve yang di bela pun menatap adira dengan wajah yang tersenyum lebar.

Adira menatap Steve dengan sinis,lalu menunjukan jari tengahnya.

"Aduhh..... Uluulu, adik abang marah ya.gue gantiin dah gimana?." Ucap Steve yang sudah tidak tahan dengan tatapan matikan adira itu.

Adira pun kembali bugar dengan wajahnya itu."yang bener lo bang."sahutnya.

Steve mengangguk,lalu adira pun tersenyum dan langsung memeluk Steve.

Happ..

"Aaaa.... Makasih loh bang,boleh belanja sesukanya kan??." ucapnya yang berada di pelukan Steve.

"Boleh,kalo.mau beli alfanya juga gapapa,asalkan lo puas aja."sahut Steve.

Karmila pun datang dengan lauk-lauk yang berada di lengannya itu.

" sudah, tunda dulu pelukannya.sekrang makan,"titah Karmila.

Adira dan Steve pun mengangguk lalu menyendok makanannya, dan mulai memakanya.

__

Akhirnya mereka sudah selesai dengan makan malamnya itu,lalu adira yang sudah tidak sabar dengan janji abangnya pun langsung menyusuli ke kamarnya.tampa mengucap salam adira pun langsung memasukan kamarnya itu.

Brakk....

"Abang....Cepetan K-katanya....... Mau belanja." Seru adira sehingga mengucapkannya terbata-bata yang tak sengaja melihat pakaian abangnya itu hanya setengah badan saja.

Adira menganga melihatnya, yang dimana perut yang memiliki 7 kotak,bahkan sangat nyata. Dan otot,otot yang besar menurutnya.

Sungguh nikmat yang tiada tara bagi adira ini,adira pun langsung menuturkan matanya dan membalikan tubuhnya ke arah pintu.

"Suer bang, gue gak Liat apa-apa." Sahut Adira.

Steve pun tertawa geli,tidak lihat macam mana lagi.sudah jelas adira itu tadi melihatnya dengan mulut yang menganga.

"Yakin gak liat??." goda nya.

Adira pun seketika merinding sekujur tubuhnya itu,bagaimana ia sedang di goda dengan om-om berhidung belang.

"Jangan gitu anjir,suara lo geli gue." ucap adira.

Steve haya bisa tertawa saja mendengar tuturan adiknya itu,lalu ia pun segera memakai bajunya itu.

"Makanya kalo masuk kamar orang salam dulu,kan jadi gini." sahut Steve.

"Iya-iya, kan gatau kalo lo lagi pakaian setengah badan gitu."Sahut adira.

My Adira Is Bar-BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang