38-

28 4 0
                                    

Adira yang sudah geram dengan perilaku mereka pun segera memisahkannya dengan cara menjewer telinga mereka satu per satu.

Hap.

"Aduh-Aduh,Sakit Ra."

"Sakit is,lepas duh-duh."

Mereka berdua pun merengek meminta mohon untuk di lepas,dengan cepat Adira melepaskannya.

"Biar apa si Lo berdua ribut kaya gitu?,udah gede.gak malu di liatin sama orang-orang?."tanya Adira.

"Maaf."cicit mereka berdua.

Adira yang kesalpun langsung meninggalkan mereka berdua menuju kantin,sedangkan murid lainnya sudah membubarkan diri masing-masing.

Dengan rasa emosi Adira langsung menduduki meja kosong dan langsung memesan makanannya itu.

Terlihat Ikbal dan Gazza yang tengan dorong mendorong menuju arah Adira.

Lalu mereka menduduki kursi itu,dan menatap Adira dengan wajah yang sedih.

"Ra,maafin gue ya.gara-gara nih tuyul,makananya sampe kaya gitu."ucap Ikbal menunjuk Gazza.

Adira hanya diam Tampa menjawabnya,sedangkan Gazza sudah menatap Ikbal dengan sinis.

Flashback on.

Adira dan Ikbal pun sudah tiba di depan rumah Adira,lalu Ikbal melihat mobil yang berada di depan rumah Adira itu.

Sama dengan Adira,dengan cepat Ikbal dan Adira menyusuli nya menuju kedalam.

Dan terlihat lah Gazza yang berada di ruang tamu dengan bunga di lengannya.

"Nah Adiranya sudah ada,jadi Tante tinggal dulu ya."ucap Karmila.

Lalu Karmila pun meninggalkan kan mereka bertiga,Adira dan Ikbal pun menduduki sofa itu.

"Eh, Gazza.tumben ada apa?."tanya Adira sedikit canggung.

"Gini Ra,gue kesini niatnya mau ngajak Lo jalan sekalian bilang sesuatu.tapi kata Tante Karmila Lo lagi di luar,yaudah gue tungguin di sini deh."jawab Gazza.

Ikbal masih melihati interaksi mereka berdua Tampa mengganggunya.

"Jadi,Lo mau ngomongin apa?."sahut Adira.

"Ra,dengan hati yang tulus dan juga perasaan yang nyata.lo mau gak jadi pacar gue,gada penolakan."ucap Gazza dengan tangan yang memberikan bunga itu.

Sontak Ikbal langsung menggebrak meja dengan keras,membuat Adira dan gazza terkaget.

Brak

"Apa-apaan lo,Adira udah jadi pacar gue.lo jangan macem-macem,"sinis Ikbal tak suka.

Gazza pun menatap Ikbal dengan malas lalu menatap Adira,

"Selagi jalur melengkung belom lurus apapun bisa di tikung?."kata Gazza dengan smirk nya.

Ikbal sudah mengepal keras,dengan tangan yang sudah saling menancap satu sama lain.

"Gue Gatau,bahkan gue juga masih bingung sama perasaan gue."ucap Adira tiba-tiba.

Ikbal menganga dengan lebar,"bahkan sama gue juga?."tanya Ikbal.

Adira mengangguk,gazza yang melihat responnya sudah tersenyum riang saja.

"Sejujurnya gue nyaman sama kalian,tapi ntah itu rasa atau sebatas sahabat."ucap Adira.

Gazza yang mendengar nya ikut memurung,yang menandakan jika Adira pun akan tidak suka padanya.

"Lo jujur aja Ra,gue bisa terima apapun keputusan Lo."ucap Ikbal yang mulai pasrah.

My Adira Is Bar-BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang