39-

22 3 0
                                    

Kini sudah melewati 1 Minggu,yang di mana hari ini adalah hari senin.upacara pun harus di laksanakan.

Adira yang masih tertidur pun kini sudah terganggu, dengan teriakan mamanya yaitu Karmila.

"ADIRA,BANGUN.PERAWAN-PERAWAN MALES BANGET BANGUN NYA,CEPET!!KAMU HARUS SEKOLAH."teriak Karmila dari ujung pintu sana.

"Aish berisik Ma,tunggu sebentar lagi."sahut Adira dengan suara lemasnya.

"GADA SEBENTAR LAGI,MAU JADI APA KAMU GAK SEKOLAH HAH!."Ketus Karmila.

"IYA-IYA AKU BANGUN NIH,berarti gue harus gak perawan dulu biar bisa tidur puas."cicitnya di akhir kata.

Karmila yang tidak budak pun mendengar cicitan Adira,lalu ia mengeluarkan suara cempreng nya kembali.

"GAK GITU JUGA ADIRA,CEPAT MAMA SUDAH KESAL NUNGGUNYA TAU!!."

Lalu Karmila pun meninggalkan kamar Adira,sedangkan Adira langsung membersihkan tubuhnya dengan air hangat.

Kini Adira sudah rapih,bahkan ia sedang berada di meja makan,dan memakan bersama-sama.

"Tumben banget bang Steve gak ikut sarapan."ucap Adira di sela-sela makannya.

"Kata Abang kamu,dia ada urusan sebentar katanya ada temen lamanya baru pulang."sahut Karmila.

Adira pun hanya ber oh saja,lalu ia pun berjalan mengambil tas dan bersaliman dengan kedua orang tuanya.

"Ma,pa.Adira berangkat dulu ya,jangan kangen."sahut Adira.

Sedangkan kedua orang tuanya hanya bisa bergeleng-geleng saja.

***

Adira pun sudah tiba di sekolahannya,yang di mana seluruh murid melihatinya dengan wajah yang bermacam-macam.

"Wah liat Adira makin lama makin cantik ya."

"Hu'um,bener banget.apalagi dia Deket banget sama gang Ikbal."

"Katanya si dia punya cowok dua loh."

"Ih Maruk banget si jadi cewek."

"Namanya juga lonte goceng 2,ya gitu deh."

Adira yang di olok-olok pun tidak senang,lalu ia pun kenyusuli segerombolan siswi-siswi di sana.

"Maksud Lo apa ngatai gue?."tanya Adira.

"Lah,gue salah ya?.emang bener Lo lonte goceng dua,murah!."

Adira pun yang di bilang murah hanya bisa berkepal saja lengannya,lalu ia pun berusaha sabar agar tidak terpancing terlebih dahulu.

"Punya mulut tuh lebih baik di asa dulu,mau gue asa pake geragaji?."tanya Adira.

Gadis itu pun menolak cangkekngnya dan menatap Adira dengan sengit.

"Sok banget Lo jadi cewek,cuman sisiw bawahan aja lagunya kaya donatur!!."ketusnya.

"Lo belom tau kalo Lo lagi berurusan sama donatur gede sekolah ini,bisa aja loh gue suruh kepala sekolah keluarin Lo."lanjut gadis itu.

Sedangkan Adira sudah tertawa lebar di dalam hatinya,sangat miris murid satu ini.

'baru donatur aja bangga,gue yang punya nya biasa aja tuh.'batin Adira.

Lalu Adira pun berdehem agar bisa mengontrol ketawa tak kasat matanya itu.

"Gue gak takut sama ancaman Lo,bahkan gue juga bisa sebaliknya!!."ketus Adira.

Gadis itu tertawa besar,dengan mengusap sisi matanya yang mengeluarkan air mata itu.

"Haha,mimpi Lo tinggi banget.gue tebak Lo pasti hanya seorang anak desa yang nyasar ke kota kan?terus rumah Lo ngekos pasti juga,makan cuman mie nasi tempe doang."

My Adira Is Bar-BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang