32-

31 5 0
                                    

Kini sudah tiba lah malam hari,yang di mana Adira sedang memilih baju dengan Velia yang menemaninya.

"Vel,baju mana ya.gue bingung woy."rengek Adira.

"Aigo, Ra kulit Lo tuh cocok buat semua warna,tapi menurut gue Lo pantesan pakai baju warna hitam.atau yang ini aja?."usul Velia mengambil dres hitamnya Adira.

Adira yang melihatnya pun langsung mengangguk,dan menjajal dres itu,hingga tibanya Adira keluar dengan dres itu.

"Gimana?."tanya Adira.

Velia menganga,sangat lah cocok dres itu.bahkan jiwa overtaking nya itu bergelonjar.

"Adira demi apa?,Lo perfec banget Ra."seru Velia.

Adira pun tersenyum puas,lalu ia melanjutkan memakai aksesoris lainnya.

Ia pun merundai rambut nya dan juga memoleskan sedikit makeup agar lebih terlihat cantik.

"Oke,cus gays kita berangkat."titah Adira.

Akhirnya Adira dan Velia pun berjalan menuju ruang bawah.

"Stop Ra!!,ada teman-teman nya Abang Lo noh,kalo dia liat kita.yang ada kita harus bareng dia dong?,oh tidak gue yang ada gabisa cuci mata."kesal Velia.

"Kerjaan Lo ini yh,nanti kan kita di sana bakal misah.udah lah dari pada gak di bolehin sama sekali."ujar Adira.

Velia pun mengangguk aja, lalu melanjutkan perjalanannya menuju Ikbal dkk itu.

"Halo."sapa Velia.

Mereka berempat pun melirik arah sumber suara,dan mereka melihat dua gadis cantik dengan dres yang mereka gunakan itu.

"Ini Lo Velia?,cantik banget."gumam Steve.

Sedangkan yang lainnya masih berpokus pada Adira,Adira yang di lihati seperti itu hanya mengangkat alisnya satu.

"Kenapa si?,ada yang salah sama baju gue?."tanya Adira.

"Gak Ra,Lo bahkan cantik malam ini."seru Cakra.

Adira pun mengibaskan rambutnya,rupanya Cakra sudah di butakan oleh matanya sendiri.

"Neng Adira mau gak jadian sama babang Raka."goda Raka.

Ikbal yang tidak suka dengan ucapan Raka pun,langsung memelototkan ke arah Raka.

Raka yang sudah menciut pun langsung menunjukan dua jarinya,yang menandakan dia hanya becanda.

"Lo sama gue,gada penolakan."ujar Ikbal.

Adira pun langsung memelototkan matanya, apa-apaan ini main boking duluan.

"Em, kayanya ada yang nelen ludah sendiri nih."sindir Steve.

Ikbal hanya memutarkan bola matanya malas saja,Steve ini rupanya ingin mengajak gelut.

*****

Kini mereka sudah berada di acara pesta pak Lucas,mereka mangantri untuk mengasihkannya undangan agar bisa masuk.

Lalu mereka pun mencari kursi yang di mana Ikbal ddk juga ikut dengan Adira dan Velia.

Velia yang geram pun hanya bisa menatap Adira saja,mengapa Ikbal ini harus ikut-ikutan jadinyakan Velia tidak bisa tebar pesona lagi!!.

"Pftss...Ra,kok mereka ikut kita si,kata Lo cuman berangkat doang."bisiknya.

Adira hanya mengacuhkan pundaknya saja, hari-hari ini sikap Ikbal mulai berubah,yang di mana sangatlah posesif pada Adira.

"Sabar Cok,gue juga Gatau ini!!."ketus nya.

Tamu pun semakin lama semakin banyak,seluruh siswa pun banyak yang datang bahkan ada dua wanita yang kengarah ke tempat Adira dan lainnya.

"Hallo Ikbal,boleh ikutan duduk gak."sapa gadis itu.

Ikbal pun melirik orang itu dari ujung kaki hingga kepala,lalu menyedekapkan kedua lengannya.

"Sasya?,ada apa tumben banget Lo?."tanya Cakra.

Ya orang itu adalah Sasya, yang di mana ia pernah beradu bacot dengan Adira di sekolahan itu.

"Eh Cakra,gak gue kesini cuman mau gabung sama kalian.ya gak del,"ucap Sasya.

Adel mengangguk, sedangkan yang lain seperti memberi isyarat dari matanya mereka.

"Oh mau gabung ya?,boleh duduk aja."ucap Adira.

Sontak mereka semua terkejut,tumben sekali Adira baik kepada Sasya.bukannya Sasya ini adalah musuh abadinya?.

Its,tapi jangan salah paham dulu.adira mempunyai suatu cara agar Adira dan Velia bisa nyari tempat lain.

Sasya pun tersenyum lebar,lalu ia segera duduk tepatnya sampingan oleh Ikbal.

"Ih Ikbal,kok Lo bisa ganteng banget si?.gue kan jadi makin suka sama Lo,"ucap Sasy menghelai rahang Ikbal.

Steve yang melihatnya hanya jijik saja,bahkan mereka berdua pun sama.

"Lo udah kaya jalang yah,bisa banget goda orang."ketus Steve.

Sasya pun langsung menatap sinis Steve, walaupun kenyataan nya benar.namun identitas nya tidak boleh ada yang tau.

"Ciah elah,Lo baru tau Steve?kalo dia jalang,kemana aja lo.udah punah?."ledek Velia.

Cakra dan Raka terkaget,rupanya Sasya ini memang benar-benar jalang kecil rupanya.

"Heh!!Lo kalo ngomong tuh filter dulu,emang Lo ada bukti?.gausah sebar yang gak fakta deh loh!!!"ketus Adel.

"Lah kok marah?,berarti bener dong apa kata Velia?."sahut Adira.

Akhirnya tempat yang tadinya dingin,kini menjadi panas auranya.

"Yok lah Ra,kita nyari minum.pengen muntah gue lama-lama disini hih!."kesal Velia.

Akhirnya Adira dan Velia pun berjalan menuju tempat air minum,dan di saja sisa sasya dan Adel serta Ikbal dkk.

"Gara-gara Lo noh,mereka berdua kabur."ketus Raka.

"Tau huh,Sono deh lo.muak gue liat muka kalian berdua."usir Cakra.

Sasya dan Adel yang sudah tidak bisa tahan malu pun langsung pergi daru tempat itu.

"Kita harus bales perbuatan mereka!!."usul Sasya.

"Bener banget,pasal dia gue gabisa Deket sama Steve lagi!!."kesal Adel.

Kini Adira sedang berada di samping acara nya,namun datanglah sasya dan juga Adel dengan senyuman liciknya itu.

"Mau ngapain Lo?,gak puas ganggu kita lagi?."ucap Velia.

"Tentu dong,kita kesini buat bikin Lo M.A.L.U"jawab Sasya.

Lalu Adel pun mengambil segelas air sirup dan menumpahkan nya ke arah Adira.

Byurr

Seketika baju Adira pun basah kuyup, dengan dadanya yang tercetak jelas.

Semua orang menertawakan Adira dan sasya sudah bangga dengan aktivitas nya itu.

Adira yang tak suka pun segera menonjok wajah sasya,bahkan kini emosinya sudah tidak bisa terkontrol lagi.

Bugh

Sasya pun tersungkur jatuh,dengan bibir yang sedikit sobek.

Seluruh tamu acara hanya bisa terdiam,bahkan tidak ada suara di sana.

"Ra ternyata Lo kuat yah,jadi takut gue."bisik Velia.

Adira hanya menatap Velia sinis saja,mereka belom tau jika Adira ini tidak suka di usik berlebihan.

Seseorang pun datang dengan membuka jas hitam nya,dan memasang nya ke bagian depan Adira yang basah itu.

"Cepet pulang,nanti masuk angin."ucap pria itu.

Lalu pria itu pun pergi meninggalkan mereka,yang masih tidak menyangkan ya itu.

"I-itu kan si Gazza,demi apa dia bantu Lo??."seru Velia tak percaya.

Ikbal yang melihat aksi itu pun hanya bisa mengepalkan lengannya saja,bahkan hatinya pun terasa panas melihat nya itu.

Pada akhirnya Adira pun menguruskan untuk pulang saja,dan di kawal dengan Ikbal dkk .

Bersambung......

My Adira Is Bar-BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang