24-

64 10 0
                                    

Kini pelajaran pertama pun sudah di mulai,yang di mana guru yang tengah mengajar adalah pak Lucas,sebagai guru pjok.

Seluruh murid pun sudah mengumpul,bahkan kelas 12 dengan 11 sudah berada di lapangan semuanya.

Pak Lucas pun sudah berada di sana,dengan bola basket di dekapannya.

Velia dengan Adira saja sudah berada di berisan depan,mereka pun terdiam dengan paras yang cantik.

Sehingga pak Lucas tidak pokus melihat wajah Adira,namun sayangnya.dirinya pun hanya bisa mengaguminya saja Tampa harus memilikinya.

"Ehem,baik anak-anak.karna kalia sudah berkumpul di lapangan,jadi saya akan mengadakan lomba bermain bola basket antara kelas,dan juga pemilihan antara kelas."ucap pak Lucas terjeda.

"Dan saya akan memisahkan kelompok,untuk bertarung.siapa yang memenangkannya,dia yang akan saya pilih untuk mengikuti acara pelombaan tahun ini."lanjut nya.

Semua siswa pun mengangguk,dan berbisik-bisik.

"Siap pak."tegas Seluruh murid.

Lucas pun mulai menyusun seluruh murid menjadi gang musuh basket,dengan kelas 11 dan 12 siswi akan di tarung.sedangkan yang lainnya hanya menjadikan saksi saja.

"Oke,kalian yang sudah saya pilih langsung saja ke dalam lapangan.dan yang tidak silahkan duduk di tempat masing-masing.untuk menonton acara ini."pintanya.

Yang tidak di pilih pun kini duduk di kursi penonton,dan siswi yang ke pilih sudah berada di tempatnya.

"SEMANGAT ADIRA,GUE YAKIN LO PASTI MENANG."Semangat dari Velia,sedangkan gang Ikbal yang barada di sana hanya bisa menutup telinganya saja.

"Lo ya!!, kecil-kecil mulut Lo udah kaya toa."ketus Cakra.

Velia hanya memutarkan bola matanya saja,sedangkan Cakra sudah menatap dengan sinis.

"Jangan gitu dong cak,ayang gue kasian kan di omong kaya gitu."bela Raka.

Mata Velia pun melotot sempurna,bahkan hampir ingin keluar.

"Najis!!."ketus Velia.

Ikbal, Steve dan Cakra pun sudah tertawa terbahak-bahak bahkan Cakra yang paling besar tertawanya.

"Woy,jangan berisik dong!!Lo kira nih tempat punya bapak lo."ketus manda,kakak kelas Velia.

Velia pun menatapnya dengan malas saja,dan bersikap biasa menghadap ke arah lapangan itu.

Sedangkan Adira sudah berada di lapangan dengan tim yang sudah di pilihkan oleh pak Lucas.

"Oke,kalian harus sportif main nya.tidak boleh curang atau lagi saling menyelakai satu sama lain,dan ini serius!. jika kalian bisa memenangkannya,kalian akan ikut ke acara tahun ini."jelas pak Lucas.

"Siap pak."Ucap serempak.

Lalu semua nya pun sudah bersiap dengan tim mereka masing-masing,dan pak Lucas mulai berjalan meminggir dan meniupkan peluit yang ia bawa itu.

Pittttttt..

Pertarungan pun sudah di mulai,dengan tim 12 mengoper-ngoper basket ke temannya dan tim 11 berusaha merebutnya.

Sedangkan penonton sudah terlihat serius,ini sangat seru di bandingkan bola basket pria yang memainkannya.

"Adira,semangat ya.gue tau Lo bisa."ucap Velia mengemangati Adira.

"Ciah elah,alay lo.gue pastiin temen Lo gak akan menang,tapi yang menang adalah sila."sahut Manda dengan serius.

Velia pun menatap Manda dengan aneh,apaan ini orang berbicara kepada siapa dan siapa yang menyahut nya!!.

"Kaya kabel Lo!!,lagian gue gak peduli kalo sila Manang.liat aja noh?!,main udah kaya robot.kaku bener,Hahaha."ledek Velia dengan tawaan.

Manda pun yang di tertawakan sudah mulai naik pitam,dan lengan yang sudah mengepal dengan erat.

"Awas Lo!!."gumam nya.

Kini tim 11 dan 12 pun sudah memasuki skors yang mencapai batas di pinta pak Lucas.

Yang di mana hanya memainkan 3 poin saja agar tidak memakan Jam pelajaran.

Tim 11 sudah memasuki 1skors dan tim 12 sudah memasuki 2.

Penonton yang melihatnya pun sudah mulai panik,apakah tim 12 akan memenanginya atau kemungkinan tidak?.

Adira yang memimpinkan bola pun segera menuju ring basket lawan,dengan lincah Adira pun meloncat sehingga memasukan bola itu kedalam ring lawan.

Peluit pun berbunyi lagi,yang bertanda tim sebelah memasuki poin satu,dengan sorakan yang hebo.

Kini lapangan menambah panas dengan poin-poin yang sama,dimana tim12 2poin dan 11 2poin.

Sila yang kesal pun mulai merencanakan rencananya itu.

Peluit pun sudah berbunyi kembali,dengan rencana yang sudah ia rancang itu.

Sila pun langsung memulainya dari sekarang,dengan bola basket yang ia lempar kencang ke arah Adira.

Pak Lucas,Gazza dan juga Ikbal yang melihat langsung bersiaga untuk menolongnya.

Mereka berlari menuju Adira,namun sayangnya pak Lucas sudah menghalangakan duluan.

Buggg...

Bola basket itu pun menghantam punggung pak Lucas,sehingga sila yang melihatnya bergetar kuat.

"Kamu gapapa kan?."tanya pak Lucas kepada Adira.

Adira yang masih terkaget pun hanya mengangguk,bagaimana tidak.

Bayangkan saja kini mereka sedang bertatapan,bahkan sangat dekat.

Adira pun melihat jelas hidung yang di miliki pak Lucas sangat lancip,bahkan ketampananya pun semakin terlihat.

Gazza dan Ikbal hanya mencekram kan lengannya saja,bagaiaman mereka bisa terdahului oleh guru itu.

'sial,kenapa harus dia'batin Gazza.

'gak bisa di biarin ini!!.'batin Ikbal.

Lalu Ikbal dan Gazza pun berlari menyusuli Adira itu.

"Apa-apaan maksud Lo hah!!,lo mau buat Adira celaka?."bentak Ikbal.

Sila yang di marahi oleh Ikbal pun hanya menundukkan saja,bahkan ia di omelkan oleh crush nya sendiri. (Author:bukan rezeki:/).

Gazza pun mendekati Sila lalu memberisikannya.

"Pembalasan akan di mulai."bisiknya.

Sila pun di buat bergetar kembali,bahkan ini sangat menakutkan.

Mereka berdua pun langsung mendekati Adira,yang di mana Adira masih berada di samping guru itu dengan perubahan posisi.

"Dir,Lo gak papa kan?,atau ada yang sakit?."panik Ikbal.

Adira pun hanya terdiam menatap aneh kepada Ikbal,tidak biasanya Ikbal seperti ini.

"Mau gue bawa ke UKS?."tawar Gazza.

Adira pun bergidak,"gausah.lagian gue kan kehalangan pak Lucas,seharusnya yang di tawarin itu pak Lucas bukan gue."tolak Adira.

Yang lain hanya bisa melihat mereka saja dengan diam,bahkan setengah bagian ada yang iri dengan posisi Adira saat ini.

"Tapi Dir,gue takut Lo kenapa-kenapa."kekeh Ikbal.

Adira membuang napasnya saja."bal,gue gak papa.lo tenang aja ."ucapnya dengan pelan.

Lalu Ikbal pun mengangguk mengerti,dan Aurora pun langsung membalikan tubuhnya kehadapan pak Lucas.

"Terimakasih pak,udah nolongin saya."ucap Adira dengan sedikit senyuman.

"GAUSA SENYUM."Tegur mereka bersama.

Adira pun sontak semakin terdiam,memang mereka berdua ini sangat aneh.

Atau jangan-jangan mereka sedang tersambat oleh roh-roh jahat?.

"Lo berdua kenapa si,aneh banget deh."ketus Adira.

Lalu Adira pun langsung berjalan meninggalkan lapangan,dan mereka hanya menatap satu sama lain.

Bersambung.....

My Adira Is Bar-BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang