Pesta ulang tahun Arendelle berlangsung sangat meriah, hingga membuat rakyatnya lupa waktu.
Sekarang pukul 4 sore dan pesta tersebut sudah berlangsung selama 6 jam, dan para tamu undangan-rakyat Arendelle, keluarga kerajaan, dan para wisatawan-tidak berhenti datang.
Elsa dan Anna merasa sangat kelelahan hingga mereka duduk di sebelah meja yang tadinya adalah tempat kue ulang tahun. Dan sekarang hanya tersisa serpihan-serpihan bekas potongan kue serta krim yang meninggalkan noda pada alasnya.
Para koki kerajaan sangat sibuk memeriksa keadaan hidangan dan dengan sigap menambahkan yang baru jika hidangan itu mulai habis.
"Pesta ini sangat meriah," kata Anna, mencoba terdengar bersemangat walaupun sesungguhnya ia sangat ingin menanggalkan gaun yang sudah bau apak tersebut dan berendam di bathtube selama mungkin. Make upnya yang indah sudah hilang digantikan oleh raut wajahnya yang kelelahan.
"Aku setuju," balas Elsa dengan tenang. Ia berusaha menjaga sikap di depan para tamu undangan. Anna tahu dengan jelas kakaknya merasakan hal yang sama-bahkan lebih-dari yang ia rasakan. Menyapa tamu, berbincang - bincang, beberapa tamu penting bahkan ada yang mengajaknya ice skating dan Elsa merasa tidak enak jika menolaknya.
Setelah merasa energinya kembali, Elsa kembali membaur diantara kerumunan. Namun, kali ini ia tidak berniat untuk berbicara dengan siapapun. Ia hanya ingin keluar gerbang istana, menghirup udara segar dan menjauh dari keramaian meskipun hanya beberapa menit.
Di gerbang Istana hanya ada dua penjaga dan orang - orang yang berlalu lalang. Elsa menghela napas, setidaknya tidak seramai di dalam, pikirnya.
Salju yang Elsa buat pun sudah menutupi seluruh atap di Arandelle. Ia tahu harus menghilangkan salju tersebut setelah acara selesai. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kapan.
Lalu Elsa menyadari semua orang yang hadir di pestanya mengenakan pakaian yang sopan, dan ia melihat seorang pria berambut putih yang hanya mengenakan hoodie biru yang terlihat penuh salju, celana panjang coklat yang terlihat lusuh, tidak memakai alas kaki dan membawa sebuah tongkat dengan lengkungan seperti huruf C tidak sempurna diatasnya.
Pria itu terlihat sedang berusaha memaksa masuk istana tapi dihalangi oleh para penjaga gerbang. Mereka berdebat dengan sengit, hingga menarik perhatian Elsa.
Elsa menghampiri mereka dan bertanya, "Ada masalah apa di sini?"
"Queen Elsa?" kata penjaga tersebut, merasa kaget ratunya berada di luar.
Perkataan penjaga itu sukses menarik perhatian orang asing tersebut.
"Jadi ini ratu elsa," guamnya, lebih kepada diri sendiri.
"Maaf ratu tapi orang ini memaksa masuk ke istana dengan pakaian yang.." Penjaga itu menatap si pria dan Elsa mengerti apa yang dimaksud.
Elsa menepuk bahu penjaga sambil tersenyum. "Tidak apa, semua orang boleh ikut perayaan ini."
"Tanpa terkecuali," Elsa menambahkan dan penjaga itu hanya mengangguk.
Elsa mengalihkan perhatian ke pria itu. "Ayo, silahkan masuk." Pria itu mengikuti Elsa ke dalam tanpa berkata kata.
"Jadi, siapa namamu? Dan kau berasal dari mana?" Elsa memulai.
"Uh, namaku Jack Frost," katanya, masih menatap orang disekitarnya. "Aku pengembara."
"Pasti perjalananmu melelahkan untuk sampai ke sini?"
"Well, tidak terlalu." Tantu saja kau tidak berpikir aku mengembara ke belahan dunia dengan jalan kaki kan, sindirnya dalam hati.
Elsa tertawa, seakan ucapan Jack adalah lelucon. "Okay. Whatever you said."
Mereka berjalan ke meja minuman dan Elsa menuangkan secangkir minuman dingin
"Thank you," kata Jack, mengambil cangkir yang Elsa sodorkan. "Ratu boleh aku bertanya?"
"Tentu"
"Apa ratu yang membuat salju ini?" kata Jack, berusaha tidak terdengar menuduh.
"Iya. Aku membuatnya hanya untuk perayaan ulang tahun Arendelle," jawab Elsa, "mengapa?"
Jack menggeleng. "Hanya saja sangat mengaggumkan," katanya. Walaupun sesungguhnya ia penasaran bagaimana salju itu dapat dibuat begitu banyak dan yang terpenting adalah tidak mencair. Tetapi Jack mengurungkan niatnya untuk bertanya dan menemukan jawabannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozians
FanfictionJack tidak pernah tahu mengapa salju di Arendelle selalu turun sebelum ia tiba. Hingga akhirnya ia bertemu Elsa. Dan tanpa Elsa ketahui, ada seseorang yang menyimpan dendam padanya. --Hampir semua orang berpikir kematian adalah hal terburuk yang pas...