Elsa tiba di kerajaan pada pukul tujuh malam. Sepanjang perjalanan, ia tidak bisa berhenti memikirkan antara gambaran yang baru saja ia lihat dan dimana Jack.
Kuda yang mereka kendarai sudah dikembalikan ke tempatnya. Disana juga terdapat kereta luncur milik Kristoff yang berarti ia sudah pulang. Sedangkan, Olaf sudah kembali ke kamarnya bersama dengan Sven. Wajar jika mereka terlihat begitu dekat, terlebih karena Sven menyukai hidung Olaf yang memang adalah wortel, tanpa berniat memakannya. Dan Elsa sama sekali tidak keberatan jika Sven masuk ke istana ataupun ke kamar selama ia tidak merusuh.
Elsa berpikir untuk menceritakannya pada Anna atau tidak. Namun, terakhir kali ia menyimpan rahasia dari adiknya, malah membahayakan nyawa Anna dan ia tidak ingin itu terjadi lagi. Biar bagaimanapun juga, Annalah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Tetapi terlepas dari semuanya, Elsa lega bahaya yang mengancam itu tidak terjadi pada adiknya, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau Anna sampai kenapa-kenapa.
Setelah makan malam dan bercerita tentang apa yang terjadi kepada Anna, ia menyarankan untuk memperketat penjagaan. Tetapi usul itu di tolak Elsa, tentu saja istri troll itu memiliki lawan dari kekuatannya. Meskipun Elsa tidak tau seberapa kuat dia, tetapi melawannya menggunakan persenjataan adalah sia-sia.
Karena sudah cukup malam dan mereka tidak menemukan solusi yang pas, Elsa memutuskan untuk kembali kekamarnya dan membiarkan Anna istirahat. Sebelum keluar, Elsa berpesan kepada Anna untuk tidak terlalu memikirkannya agar ia tidak sakit.
Setelah Elsa sampai di depan kamarnya, ia berhenti untuk menatap ke arah kamar yang Jack tempati kemarin. Jack belum kembali semenjak Elsa meninggalkan hutan. Apa mungkin ia pergi menjelajahi hutan? Atau mungkin sudah kembali menjalankan tugasnya sebagai Guardian? Elsa lebih yakin pada yang kedua.
Apa yang aku pikirkan. Tentu saja ia tidak akan pernah tinggal, guam Elsa dalam hati.
Elsa mendesah dan masuk ke kamarnya. Dan di dalam terasa begitu panas, jadi Elsa membuka jendela kamarnya, membiarkan udara malam mengisi ruangannya. Ia menatap kamar mandi diseberangnya memikirkan bahwa berendam di bathtube dan memendamkan kepalanya ke air selama mungkin terasa begitu menggoda. Tapi rasa kantuk mengalahkan niatnya. Jadi ia mandi lebih cepat dari biasanya, lalu mengenakan gaun tidur.
Elsa menyusup ke dalam selimutnya, membiarkan rasa kantuk membimbingnya. Dan karena kelelahan Elsa lupa untuk menutup kembali jendela yang ia buka.
**
Keesokan harinya Elsa terbangun sekitar pukul 5. Ia tidak bisa tidur dengan pulas karena bermimpi tentang gambaran-gambaran yang ia lihat. Tetapi anehnya ketika ia bangun, ia tidak mengingat apapun tentang mimpinya.
"Good morning, Queen Elsa."
Elsa tersentak dan langsung menemukan asal suara tersebut. Jack sedang duduk meringkuk memeluk tongkatnya di bangku berlengan yang terletak tidak jauh dari tempat tidur Elsa. Ia tidak terlihat seperti orang yang baru bangun tidur.
"Apa yang kau lakukan disini?" kata Elsa dengan nada agak sinis. "Tunggu, tunggu. Ada yang lebih penting dari pada itu. Tapi apa itu," tambahnya sambil berpura-pura mengetuk-etukan jarinya ke dagu.
"Oh," kata Elsa dengan ekspresi mendapatkan apa yang ia cari seraya mengacungan jari. "Darimana saja kau?" bentak Elsa lalu memalingkan wajah.
Jack langsung merubah posisi duduknya menjadi lebih sopan. "Ok, aku tau kau kesal tentang apa yang aku lakukan. Tugasku menungguku dan aku tidak mungkin berpamitan dengan berteriak seperti orang yang kehilangan akal sehat kan? Tapi, hey, yang terpenting aku kembali bukan?"
"Tidak perduli," kata Elsa jengkel.
Jack tersenyum, menahan tawanya hingga yang terdengar hanya suara desisan pelan. "Kau lucu ketika sedang marah. Mungkin aku harus lebih sering membuatmu jengkel." Kontan saja ucapan Jack membuat Elsa cemberut dan menatapnya sinis yang malah membuat Jack makin tertawa kegelian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozians
FanfictionJack tidak pernah tahu mengapa salju di Arendelle selalu turun sebelum ia tiba. Hingga akhirnya ia bertemu Elsa. Dan tanpa Elsa ketahui, ada seseorang yang menyimpan dendam padanya. --Hampir semua orang berpikir kematian adalah hal terburuk yang pas...